Part 31

2.6K 242 7
                                    

"Apa saja yang kau lakukan tadi bersama Marko?" tanya Lucas. Setelah satu jam hanya diam dan menatap tajam Felya akhirnya ia membuka suara juga. Marko sudah pergi tadi, setelah apa yang mau ia rundingkan dengan Lucas telah selesai, namun masalah Felya dan Lucas belum selesai karena Marko dengan berani menyentuh Felya.

"Dia hanya membicarakan tentang salah satu pengkhianat yang berada di istana nya dan berhubungan dengan Pack ini. Setelah itu, aku menawarkan dia makan siang bersama, dan dia menerima tawaranku," jawab Felya yang terdengar amat santai, tak peduli dengan tatapan Lucas yang semakin menajam.

Mata Lucas memincing, "mengapa kau menawarinya?"

"Karena, ingin." Felya melirik kearah Lucas, ia melihat pria itu akan marah sebentar lagi. "Juga aku sangat lapar tadi. Jadi, dengan terpaksa aku menawarinya saja."

Terdengar hembusan nafas dari Lucas, pria seperti tengah lega karena alasan yang digunakan Felya tepat. "Ingat, lain kali kau tak boleh berdekatan dengan pria dalam waktu yang lama."

Felya berdecih, kalau bukan karena terpaksa tadi ia takkan melakukannya. Lagian juga tadi tugas ia yang harus menyambut tamu yang datang. Ia sendiri merasa serba salah, disatu sisi Felya harus menjalankan tugas dan sisi lain ia harus menepati semua peringatan yang diberikan Lucas.

"Baiklah, aku akan mendengar peringatamu." Lucas tersenyum, ia senang mendengar Felya yang menjadi penurut seperti ini. "Sepertinya tubuhku sangat lelah, aku akan kembali ke kamar."

Setelah melihat Lucas mengangguk, Felya langsung beranjak menuju kamarnya. Ia berniat, sore ini akan tidur terlebih dahulu. Tubuhnya sangat lelah meladeni dua pria kerasa kepala.

......

Perlahan Felya membuka kelopak matanya. Saat tertidur, ia merasa terganggu dengan usapan tangan pada puncak kepanya. Saat kesadarannya benar-benar pulih, ia melihat Lucas yang sedang tersenyum padanya.

Sungguh pemandangan sore hari ini membuat Felya merasakan sesuatu yang bertebaran di perutnya. Posisi Felya yang tidur menyamping dan mengarah pada jendela besar, membuat sinar matahari yang hendak terbenam terhalang oleh tubuh Lucas.

Warna jingga pada langit membuat wajah Lucas lebih terlihat berkali-kali sangat tampan. Felya rasanya ingin mendekap erat tubuh kekar Lucas dan menyerap wangi Mint bercampur Green.

"Sudah sore, sebaiknya kau cepat mandi dan ke ruang makan. Tak baik mandi malam, setengah jam lagi aku tunggu jika kau sampai telat akan kuhukum." Setelah mengucapkan kalimat yang sangat singkat dengan kecepatan melebihi kilat, Lucas pergi meninggalkan kamar Felya.

Sedangkan Felya, ia hanya melongo tak percaya. Ia seperti sudah diberikan harapan tinggi, lalu langsung dijatuhkan ke tanah yang penuh akan kerikil, sakit. Felya menggelengkan kepalanya, mengapa ia jadi lebay seperti ini? Biasanya juga ia tak peduli dengan semua sikap Lucas kepadanya.

Felya ingat, mungkin karena selama ini jarak anatara mereka mulai mendekat. Jadi, saat Lucas seperti tadi, Felya merasa ruang dihatinya kosong. Felya tak mengerti ada apa dengan pria itu, apa karena masih masalah tadi? Mungkin.

Biarkan saja, mungkin Lucas sedang marah pada hal yang tak jelas. Felya langsung bergegas mandi, tubuhnya sudah cukup lengket karena ia tadi lupa mengganti pakaian. Pantas aaja, Felya merasa sangat panas karena tertidur dengan gaun yang besar.

Setelah selsai mandi, Felya membereskan ranjangnya yang berantakan terlebih dahulu. Setelah semuanya sudah siap, ia beranjak keluar kamar.

......

Setelah sampai di ruang makan, Felya tampak sedikit terkejut. Di sana, bukan hanya ada keberadaan Lucas saja, ada juga orangtua Lucas dan kedua pasangan yang Felya masih belum kenal.

IMMORTAL QING #1FANTASI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang