IMMORTAL QING #1FANTASI (END)

Part 38

Rose memanjat dengan cepat, namun juga berusaha untuk tak menimbulkan suara. Rose masih mengingat jelas jalan keluar melalu atap, karena Lucas sering kali mengajak Felya keluar. Rose berdoa, semoga saja teknologi canggih milik Lucas tak mempan pada dirinya.

Setelah sampai atap, Rose meloncat menuju pohon dan kembali meloncat menuju pohon lainnya. Hingga loncatan terakhir, Rose sudah mendarat di tanah. Rose menyeringai, akhirnya ia bisa pergi tanpa beban. Rose ingin menenangkan diri dahulu, ia berencana pergi dan kembali sebelum matahari terbit.

Meski tak yakin karena Rose takut Lucas akan memeriksa kamar dan tak menemui keberadaan dirinya. Namun, Rose mengenyahkan pikiran itu, Lucas sudah tak peduli lagi padanya. Lucas sudah berubah, pria yang dulu memberikan tatapan penuh cinta, kini sering kali memberikan tatapan tak pedulinya.

Rose tak tahu apa yang membuat Lucas berubah. Menurutnya, kalau urusan menampar Bela seharusnya Lucas tak perlu marah seperti tu. Rose tahu sekali bahwa Lucas sangat menyayangi Bella dibanding dirinya. Namun bisakah Lucas adil? Tidak, pria itu selalu saja menasihati Felya agar bersabar. Namun, baik Felya dan Rose, mereka sama-sama bukan orang sabar.

Felya dan Rose tak suka diremehkan. Oleh karena itu, mereka hanya ingin memberi pelajaran saja pada Bella agar dia menjadi lebih mempunyai sopan terhadapnya. Namun, Lucas salah mengartikan, dia menganggap Felya membenci Bella. Padahal sesungguhnya Bella yang membenci Felya.

Bella seperti memainkan sebuah drama, dan berperan menjadi tokoh protagonis yang sering tersakiti. Dan Felya menjadi tokoh antagonis yang sering menyakiti. Rose tersenyum kecil, kalau ia menjadi Felya maka Rose akan menuruti permainan Bella yaitu berperan jahat. Rose akan terus menyiksa Bella dan membuat hidup wanita itu tersiksa, jika dirinya menjadi Felya. Namun, Rose tak yakin Felya akan menyakiti jauh lebih dalam Bella. Karena bagaimanapun, Felya adalah wujud manusia yang mempunyai hati nurani.

Setelah sampai di tengah hutan. Rose memberhentikan dirinya dahulu, perjalanan masih jauh ke tempat yang ia tuju. Rose memfokuskan dirinya dan bersiap mengganti sift, tubuh ia sesungguhnya.

Suara retakan tulang mulai terdengar dan membuat beberapa hewan beralih dan melihat Rose yang berusaha mengganti sift. Setelah itu, asap biru mengepul tubuh Rose dan ketika asap biru menghilang, seekor serigala putih berdiri dengan gagahnya. Para hewan yang melihat wujud Rose saling berhamburan lari, mereka takut melihat ukuran tubuh Rose yang bisa dibilang besar, dan langka.

Rose berlari dengan cepatnya. Kecepatannya bisa diprediksi seperti kilat. Para hewan yang menghalangi jalan Rose langsung meminggir, mereka tak ingin jika tubuhnya harus di injak oleh kaki besar Rose. Sesekali Rose mengaum besar dan disambut auman dari serigala lain. Itu sudah biasa, malam ini adalah malam purnama jadi banyak kaum Werewolf yang merubah wujudnya menjadi wolf.

Karena pada dasarnya, jika wolf terkena pancaran sinar bulan secara langsung akan membuat tubuh menjadi segar dan ringan. Mitos juga mengatakan, pancaran sinar bulan akan membuat tingkat kekebalan tubuh Wolf bertambah. Sehingga, hutan ini tak begitu sepi. Seringkali, Rose bertemu dengan Wolf lain yang juga berlarian.

Rose berhenti sejenak. Kini ia audah berada di perbatasan Pack. Ada beberapa prajurit istana yang sedang berjaga. Beruntung mereka tak mengetahui wujud Wolf Felya sehingga Rose tak perlu susah untuk menyingkirkan mereka yang menghalangi jalannya.

Rose berlari cepat, para prajurit yang sedang berjaga terkejut melihat kecepatan lari Rose. "Hey, jangan memasuki hutan itu! Berbahaya." Rose tak peduli, meski prajurit berusaha mengingatkannya tentang hutan ini ia tetap melaju kencang. Hingga dirasa para prajurit itu tak mengikutinya lagi, Rose melambatkan kecepatannya. Ia sudah lelah, berlari sekitar 70 km dari perbatasan tanpa berhenti.