Five

157 65 8
                                    

Disisi lain..

"Kemana sih anak itu, udah berapa lama dia gak pulang? Awas aja kalo pulang nanti," oceh Theresia.

"Udah lah mah, gausah di peduliin anak pembangkang kayak gitu." Aiden, papa tiri Ivory yang sekarang sudah bukan papa tirinya lagi.

Memang sudah 1 minggu lebih Ivory tidak menunjukkan batang hidungnya di depan keluarganya.
Bahkan Queeny sudah menangis berkali kali mengingat kakaknya yang tidak pernah pulang.

Jojo dan Gaby pun sudah berkali kali menghubungi Ivory. Namun semuanya sia sia. Ivory telah mengganti nomornya, bahkan mengganti seluruh akun sosial medianya.

Evan? Cowok itu malah terlihat tidak peduli akan ketidakhadiran Ivory yang bahkan sudah seminggu lamanya. Walaupun jauh di lubuk hatinya, ia juga memikirkan dan mengkhawatirkan keadaan kekasihnya itu.

Walaupun Evan selalu bersikap kasar kepadanya, tetapi Evan tetap mencintainya. Walaupun terkadang ia gengsi menunjukkan perasaannya.

"Udah seminggu Vory engga masuk sekolah... Dia kemana ya?" tanya Gaby dengan lirih.

"Gue juga gatau, tapi doain aja semoga dia cepet pulang dengan keadaan selamat," balas Jojo walaupun dia juga sedang melamun. Memikirkan kemana sebenarnya Ivory. Menghilang tanpa kabar.

"Gue kangen..." lirih Gaby dan kembali menjatuhkan setetes likuid bening dari mata cantiknya. Turun ke arah pipinya sehingga membuat sungai kecil disana.

Entah sudah keberapa kalinya ia menangis. Menangisi kepergian sahabatnya. Bahkan sebelum Ivory meninggalkannya, ia sangat tidak sudi mengeluarkan cairan dari matanya.

Tetapi sekarang, mungkin ia dapat menangis beberapa kali dalam sehari.

Sedangkan Jojo, pria itu menatap wallpaper ponselnya yang memperlihatkan keduanya yang tersenyum kearah kamera. Tak dapat dipungkiri bahwa lelaki itu juga rindu.

Tanpa mereka sadari, mereka mungkin sudah tak dapat bertemu dengan sahabatnya lagi, Ivory.

Atau mungkin mereka masih ada kesempatan untuk bertemu? Entahlah, hanya Tuhan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Sampai lamunan mereka berdua di buyarkan ketika melihat siluet seorang pria yang berjalan memasuki kantin bersama seorang perempuan di rangkulannya.

BRAK!!!

Jojo menggebrak meja dengan sangat keras. Sampai sampai Gaby saja kaget.

Pria itu langsung berjalan menuju laki laki yang dimaksudkan tadi. Evan.

"LO GIMANA SIH? PACAR LO GA MASUK SELAMA SEMINGGU!! TAPI LO GAADA PEDULINYA SAMA SEKALI! BAHKAN LO GA NANYAIN KEBERADAAN DIA DAN MALAH MESRA MESRAAN SAMA CEWE SIALAN INI!" teriak Jojo marah sambil menarik kerah seragam Evan.

"Apa urusannya sama gue?" tanya Evan enteng.

"LO-"
"BRENGSEK." Teriak Jojo sambil menonjok Evan sehingga meninggalkan luka lebam di daerah pipi Evan.

Mereka menjadi pusat perhatian seluruh siswa yang sedang di kantin. Gaby yang melihatnya menjadi panik. Bergegas gadis itu berlari menghampiri kedua lelaki yang sedang bertengkar itu.

"Eh udah udah," kata Gaby sambil berusaha melerai keduanya.

BUGH!

Tidak sengaja Evan yang tadinya ingin menghajar Jojo malah mengenai Gaby.

Gaby jatuh terduduk sambil memegangi pipinya.

Jojo yang melihat sahabatnya yang tersakiti langsung kembali menghajar Evan sampai laki-laki itu tidak berdaya.

Baru selanjutnya Jojo segera membawa Gaby menuju ke ruang UKS.

"Aduh! Sakit woy pelan-pelan," ringis Gaby

"Lagian udah tau lagi berantem malah deket-deket." Jojo sedang mengobati luka Gaby sambil sesekali meringis melihatnya.

"Kalian tuh jadi pusat perhatian tau. Gue gamau lo besok viral gara2 ngebunuh 1 siswa," sindir Gaby

Jojo memang jago bela diri. Terbukti dirinya sudah memegang sabuk hitam, sehingga banyak orang yang menyeganinya. Itu juga yang menjadi nilai plus dari seorang Jojo. Selain wajah yang tampan tentunya.

"Bodo amat biar makin terkenal deh gue," balas Jojo sombong

"Hih, cara terkenal lo ga elit kalo kek gitu."

"Udah ya lo disini aja dlu istirahat nanti pulang gue kesini lagi bawain tas lo. Gue mau ke kelas dulu, kalo ada apa apa telpon aja."

"Ih gue cuma lebam dikit, gak lumpuh, gak sekarat. Gue mau balik ke kelas aja. Lagian kan ini tadi udah di obatin sama lo."

"Kalo di bilangin tuh nurut sekali kali ngapa sih?" sentak Jojo sambil menatapnya dengan tajam.

Melihat Jojo yang sudah berubah seperti itu membuat nyali Gaby menjadi menciut seketika.

Tak ingin mencari masalah, akhirnya ia kembali berjalan ke arah brankarnya dan menidurkan diri disana.

Jojo tersenyum puas. "yaudah gue kekelas dulu. 2 jam lagi kan pulang, baru gue kesini."

Gaby hanya menganggukkan kepalanya.

Jojo memang seperti itu. Ia sangat peduli dengan sahabatnya. Jika dengan orang lain ia menjadi pria yang dingin dan tak tersentuh, beda lagi ketika dia bersama dengan kedua sahabatnya, ia akan menjadi seperti ibu ibu yang cerewet.








Hope you all guys like it😄
Kritik dan saran kalian saia tunggu
Follow us at instagram
@clar.maquiller
@cxxrish.a
@vearlenec
@vannesa_anabela

Change || Yeji Fanfiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang