Nineteen

71 14 19
                                    

"Oh iya Chyn.." panggil Han.

Chyntia yang merasa terpanggil pun segera menoleh ke arah Han menunggu laki laki itu mengeluarkan suaranya lagi. Tetapi Han sepertinya tidak ingin melanjutkan perkataannya.

"Kenapa?" balas Chyntia tak sabar.

"Enggak jadi deh hehe," kata Han.

'Yah padahal gue udah berekspetasi tinggi, kirain bakalan di tembak hari ini. Huaaa,' batin Chyntia.

'Enggak sekarang deh. Ga romantis amat masa nembak di mobil? Mana abis accident lagi,' batin Han

'Ah tapi gue gasabarrr,' batinnya lagi.

"Oh iya, besok pulang sekolah, sama gue yuk. Kita jalan," ajak Han yang sudah memantapkan dirinya. Sungguh saat ini ia malu setengah mati.

"Ke- kemana?" bingung Chyntia.

"Ada deh. Mau ya?" tanya Han lagi.

"Yaudah deh," kata Chyntia. 'Yakali diajak doi jalan masa gamau? Mubazir namanya hehe,' batin Chyntia bersorak.

"Yaudah nih udah sampe, langsung tidur yah ini udah malem," kata Han sambil tersenyum.

"I- iya makasih ya. Hati-hati," kata Chyntia dan bergegas turun. Ia tidak mau terlalu berlama lama di dalam mobil, yang ada ia bisa gila karena perlakuan manis Han.

Chyntia melambaikan tangannya ketika dilihatnya mobil Han sudah mulai melaju meninggalkan pekarangan rumahnya.

...

Ivory dan Raja juga sudah sampai di rumah Ivory.

Sedari tadi di perjalanan, tidak ada yang membuka suara untuk sekadar berbasa basi. Yaiyalah gaada, orang Ivorynya pingsan masa bisa ngomong? Terus masa Raja ngomong sendiri?

Raja segera turun dari mobil dan membuka pintu sebelah Ivory. Raja kembali menggendong tubuh Ivory dan membawanya sampai ke kamar Ivory.

Raja menidurkan Ivory dan memakaikan selimut sambil berkata. "Jangan bikin gue khawatir lagi dek," kata Raja lirih. Memang tadi dia khawatir setengah mati. Apalagi begitu tahu kalau Ivory hanya pergi sendiri.

Raja menyayangi Ivory, bahkan sangat. Ia melihat Ivory seperti adiknya sendiri yang sudah 3 tahun meninggal.

Raja melirik jam di tangannya, sejarang sudah pukul 10 malam. Ia akan pulang sekarang.

Raja segera keluar dari mansion Ivory. Diluar ia bertemu dengan Han yang baru saja sampai.

"Weit, udah mau pulang bro? Gak mampir dulu?" kata Han dari dalam mobil.

"Udah malem," kata Raja.

"Yah padahal gue mau ngomong bentar sama lo," kata Han dengan nada yang dibuat semenyedihkan mungkin yang malah terlihat menjijikan bagi Raja.

"Jijik, yaudah gece," kata Raja ketus.

"Hehe bentar sayang," kata Han dan melajukan mobilnya kembali untuk di parkirkan.

Raja yang mendengar kalimat terakhir yang keluar dari mulut pria itu hanya menganga. Lalu ia bergidik ngeri. Masih waraskah sahabatnya itu? Apa karena kelamaan menunggu Chyntia jadi belok? Raja menggelengkan kepalanya dengan cepat menghilangkan pikiran-pikiran buruknya tentang Han.

Han sekarang sudah berada di ruang tamu bersama dengan Raja.

"Nah jadi gini Ja.." Han menjelaskan maksud dia ingin berbicara dengan Raja serta menjelaskan strategi yang mungkin akan dilakukannya. Ia ingin meminta bantuan pada Raja dan seluruh sahabat-sahabatnya.

"Ohh. Besok?" tanya Raja. Ia turut senang akan kabar yang di berikan Han tetapi sekaligus khawatir. Kalau gagal akankah sahabatnya ini beneran belok? Pikirannya mulai melayang lagi.

"Iya lah besok. Bantuin yayayaya..." pinta Han dengan puppy eyesnya.

"Hih dari tadi lo kek gitu. Jijik gue liatnya," ketus Raja.

"Hehe," cengir Han.
"Jadi lo mau kan bantuin gue?" tanya Han memastikan.

"Ya mau lah," kata Raja dengan mantap.

"Yes!!!" kata Han semangat.

"Lo kasih tau Ivory dah. Suruh dia kasih tau temen temennya juga. Gue nanti ngasih tau anggota Lykos yang laen," kata Raja.

"Oke. Makasih bro," kata Han lalu menepuk pundak Raja yang dibalas senyuman dan anggukkan pria itu.

"Oiya, untuk Dellcanoz..." kata Raja terpotong.

Memang Lykos dan Dellcanoz sudah seperti satu geng saja. Satu ada masalah dengan sigap yang lainnya membantu.

"Undang," kata Han mantap.
"Sekalian besok gue suruh Ivory bareng Sevanno aja. Gue mau bareng Chyntia hehe," lanjutnya lagi.

"Lah kenapa Ivory harus sama Sevanno? Kan masih ada gue," kata Raja tak terima. Bagaimana kalau sahabat yang sudah seperti adiknya itu kenapa-kenapa?

"Ivory lagi deket sama tu orang," kata Han menjelaskan.

"Ohh," Raja hanya mengangguk tanda ia mengerti.

"Buset sahabat gue langsung dua nih yang dapet. Mana kakak adek lagi," bangga Raja.

"Hehe," balas Han.

"Yaudah deh gue pulang ya," kata Raja berpamitan.

"Hati-hati bro," balas Han.

Setelah melihat Raja menutup pintu utama, Han segera naik keatas menuju ke kamarnya. Tetapi ia bertemu dengan Ivory yang sedang menuruni tangga.

"Mau ngapain lo dek?" tanya Han bingung.

"Eh, mau nguping hehe," kata Ivory jujur.

"Nguping apaan?" tanya Han lagi yang semakin dibuat bingung.

"Ih tadi gue denger ada nama gue disebut, itu maksudnya apaan? Ngomongin gue yak kelean?" tuduh Ivory.

"Dih kagak, nih sini dah," ajak Han lagi ke sofa tadi.

Han menceritakan rencana yang akan dilakukannya besok kepada Ivory.

"Nah jadi gitu, lo pulang sama Sevanno dulu yak. Kasih tau temen temen lo yang laen juga. Anggota inti Lykos pasukan Alpha udah dikasih tau tadi sama Raja," kata Han dengan binar di wajahnya yang terlihat jelas bahwa laki-laki itu benar-benar bahagia.

"Bisaan aja lu ko hahahah," kata Ivory dan segera tertawa.

"Hah apanya yang lucu dek?" bingung Han.

"Gaada, udah lah yuk tidur," ajak Ivory.

Mereka segera naik ke lantai tiga dan menuju kamar mereka masing-masing.

Mereka sudah tidak sabar bertemu hari esok. Terutama Han.








Hope you all guys like it😄
Kritik dan saran kalian saia tunggu
Follow us at instagram
@clar.maquiller
@vearlenec
@cxxrish.a
@vannesa_anabela
@edwardeugenius

Change || Yeji Fanfiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang