Thirty seven

41 7 0
                                    

"Randi," kata Ivory dingin.

"Masih inget ternyata," kata Randi membalas dengan sinis.

"Mau apa lo?!"

"Gue? Cuma mau balas dendam," kata Randi dengan senyum smirk yang menghiasi wajahnya.

Ivory berdecih, "Lo gak terima kalo lo kalah sama seorang cewe?" tanya Ivory meremehkan.

Emosi Randi tersulut. Dengan wajah yang merah padam menahan amarah, ia memerintahkan seluruh anak buahnya untuk segera menangkap Ivory.

Ivory yang tidak mempunyai persiapan tentu terkejut. Dua orang yang tiba-tiba menahan kedua tangannya.

Ivory tidak bisa melepaskannya karena tenaganya jauh berbeda dengan kedua orang itu.

Mereka membawanya dengan paksa memasuki mobil Randi. Randi membawanya pergi ke suatu tempat.

...

Disisi lain.

"Buset ini udah jam 11 tuh anak kemana ya?" tata Han sambil berjalan bolak balik di depan Joshua.

Joshua juga bingung. Biasanya tidak lebih dari pukul 9, Ivory sudah duduk manis di dalam kamarnya menonton drama kesukaannya.

Tetapi sampai sekarang, Ivory juga tidak menampakkan batang hidungnya yang membuat kedua laki-laki itu pusing memikirkannya.

"Coba telfon dulu," kata Joshua menyarankan.

"Oiya. Tumben otak lu jalan," kata Han dan segera mencari kontak Ivory.

"Otak gue mana jalan. Diem di tempat nih di kepala gue," kata Joshua menunjuk kepalanya sendiri.

Han mencoba menelepon Ivory. Tetapi teleponnya tidak diangkat.

"Coba telfon Sevanno aja. Siapa tau mereka lagi bareng," kata Joshua lagi menyarankan yang segera diangguki oleh Han.

"Halo,"  kata seseorang diseberang sana. Sepertinya tadi Sevanno sudah terlelap dan Han mengganggunya.

"Lo lagi sama Ivory gak?" tanya Han berharap bahwa jawaban yang akan di berikan Sevanno adalah Ya.

"Ngak tuh. Tadi dia bilang mau pulang sendiri aja. Mau ke kantor ambil berkas dulu," kata Sevanno menjelaskan.

"Ohh yaudah makasih," kata Han dan segera memutuskan sambungan telepon sepihak.

"Gimana?" tanya Joshua.

Han menggelengkan kepalanya.

Joshua menghela napasnya kasar. Kemana gadis itu sebenarnya? Membuat khawatir saja.

"Kata Sevanno sih tadi dia mau ke kantor dulu buat ambil berkas," kata Han.

"Yaudah masih dikantor kali," kata Joshua berusaha berpikiran positif walaupun diotaknya juga sudah terdapat beberapa pikiran negatif. Ia berusaha menyingkirkannya.

"Masa selama itu?" kata Han yang sampai sekarang masih saja dalam keadaan cemas. Ia tidak bisa tenang jika adiknya belum pulang. Paling tidak ia baru bisa tenang jika adiknya mengabarkan keadaannya.

"Udahh, positif thinking aja dia lagi sibuk sama berkasnya," kata Joshua.

"Udah tidur aja. Nanti kali Ivory pulangnya," kata Joshua kepada Han. Sebenarnya Joshua juga khawatir. Ia hanya berharap disaat ia bagun pagi nanti, Ivory sudah berada dikamarnya.

...

Ivory sekarang sedang berada di ruangan gelap. Ia duduk di satu kursi yang berada di tengah-tengah dengan keadaan tangan yang di ikat dan mulut yang di lakban.

Change || Yeji Fanfiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang