Twenty six

57 15 5
                                    

"Oiya satu lagi," kata Han yang membuat keduanya menatapnya menunggu.

"Untuk Jojo, lo pegang perusahaan gue yang di bidang hotel dan resort aja," kata Han.

Memang perusahaan Han lebih menekuni di bidang Fashion. Tetapi perusahaanya juga menaungi beberapa hotel dan resort. Maklum saja karena perusahaan itu sudah berdiri saat kakeknya Han masih memegangnya. Jadi tentu saja perusahaan itu sudah berkembang lebih besar dari sebelumnya.

"Hah? Eng- enggak deh, makasih," kata Joshua menolak dengan halus. Tidak mungkin kan ia menerimanya cuma-cuma? Apalagi Han dan Ivory sudah hanyak membantunya.

"Udah gapapa pegang aja," kata Han lagi.

"Gue gatau lagi mau bales kalian apa," kata Joshua sambil menatap mereka dengan lekat.

"Gaperlu dibales, cukup selalu disisi gue sebagai sahabat gue dan juga yang lainnya. Itu udah cukup," kata Han lagi.

"Kakak sama adik sama aja," kata Joshua yang di balas tawa kebahagiaan oleh mereka, yang membuat Joshua pun ikut tertawa bahagia.

...

Pagi ini mereka sedang bersiap-siap untuk pergi ke tempat bermain.

"Woy dek! Lama amat, Sevanno udah nungguin nih di depan," teriak Han dari lantai satu. Terbayang kan betapa kencangnya laki-laki itu berteriak?

"Sabarr!!" Balas Ivory berteriak dari lantai 3. Joshua yang mendengarnya hanya dapat mengelus dadanya sabar.

Ivory tiba-tiba turun dengan tergesa gesa. "Udah nih."

Memang mereka tidak berangkat bersama. Mereka hanya janjian bertemu di tempat bermain, tetapi tentunya pasti ada aksi jemput-menjemput. Seperti Han menjemput Chyntia terlebih dahulu, Anabella yang di jemput Dariel, Joshua yang akan menjemput Angel, Clarinta yang pergi bersama Lucas, dan terakhir Sevanno yang sudah berada di depan gerbang mansion mereka menunggu Ivory.

"Udah lama?" Kata Ivory yang baru memasuki mobil Sevanno.

"Belom sih, baru aja," kata Sevanno dan langsung melajukan mobilnya menuju tempat bermain.

Di dalam mobil tak ada yang mengeluarkan suara. Hanya terdengar lagu mengalun yang memenuhi seisi mobil.

Sampai akhirnya Sevanno mengeluarkan suaranya. "Ry gue boleh nanya sesuatu gak?" Tanya Sevanno takut takut.

"Boleh, mau nanya apa?" Tanya Ivory menatap Sevanno yang sedang fokus melihat jalanan didepannya.

"Emm.. Dulu, lo sempet sensitif sama nama panggilan gue, kenapa?" Tanya Sevanno lagi hati hati.

"Ohh... Itu..." Ivory kembali teringat kepada Evan, mantan kekasihnya.

"Nama lo mirip sama mantan gue di kehidupan sebelumnya," kata Ivory sambil mengenang dengan tersenyum sedih.

"Nama mantan lo.. Vano?" Tanya Sevanno lagi.

"Namanya Evan, tapi dipanggil Van. Makanya gue manggil lo Vin aja hehe," kata Ivory menyengir.

Bukannya puas dengan Jawaban Ivory berikan, ia malah tambah bingung dengan teka teki yang malah semakin memenuhi otaknya. Kehidupan lama? Apa maksudnya?

Sevanno ingin bertanya lebih lagi. Tetapi ia merasa tidak enak untuk menanyakannya. Mungkin lain kali saja pikirnya.

Akhirnya mereka telah sampai di tempat bermain, mereka melihat Anabella dan Dariel yang sudah sampai terlebih dahulu. Mungkin yang lainnya masih dalam perjalanan.

"Yang laen belum nyampe?" Tanya Sevanno menghampiri Dariel dan Anabella diikuti Ivory dibelakangnya.

Dariel dan Anabella hanya menggelengkan kepala mereka bersamaan.

Change || Yeji Fanfiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang