Thirty one

50 13 4
                                    

"Ci Ivory..." panggil seseorang yang baru saja memasuki lift.

Ivory sedikit terkejut karena ternyata orang itu mengetahui namanya, Ivory menoleh kearah orang itu.

Ivory menutup mulut nya karena terkejut.

Tiba-tiba lift terbuka di lantai lima. Ivory segera menarik adiknya keluar dari lift. Ya, seseorang yang tadi memanggilnya adalah adiknya, Queeny.

"Kamu kenapa bisa disini?" tanya Ivory kepada adiknya.

"Mama di rawat disini ci," kata Queeny.

"Ci... Cici selama ini kemana? Kenapa cici gapernah pulang? Queen kangen sama cici..." kata Queeny dan langsung berhambur ke pelukan kakaknya.

"Maaf Queen... Tapi cici gak akan pulang lagi kerumah itu," kata Ivory sambil membalas memeluk Queeny.

"Kenapa ci??" tanya Queen yang sekarang sudah sesenggukan.

"Karena cici sekarang udah punya kehidupan yang baru. Keluarga baru dan teman baru. Cici gak mau lagi balik ke kehidupan cici yang lama. Tapi cici masih anggap kamu sebagai adik cici sendiri kok," kata Ivory menenangkan adiknya.

"Keluarga baru? Kakak sekarang tinggal dimana??" tanya Queen sambil berusaha meredakan tangisannya.

"Kamu gak perlu tau cici dimana Queen," kata Ivory.

"Kalo aku gaboleh tau dimana cici tinggal sekarang, seenggaknya kasih aku nomor telepon cici," kata Queen menyodorkan ponsel miliknya.

Ivory menerima ponsel itu dengan ragu. Apakah boleh memberikan nomor teleponnya? Ia takut kalau ia akan kembali lagi ke masa lalunya.

Tetapi ia tetap memberikan juga nomor teleponnya kepada adiknya. "Yaudah kamu sekarang kembali lagi ya ke tempat mereka," kata Ivory lembut.

Queen mengangguk cepat. Yang terpenting ia sudah bisa menghubungi kakaknya, itu sudah lebih dari cukup baginya.

Queen kembali masuk kedalam lift ketika lift sampai di lantai lima dan melambaikan tangannya kearah Ivory yang dibalas hal serupa.

Setelah pintu lift tertutup rapat, Ivory bergegas pergi ke kamar rawat Sevanno. Pasti laki-laki itu telah lama menunggunya.

"Maaf Vin lama ya?" kata Ivory begitu memasuki ruangan Sevano.

"Gapapa," balas Sevanno lembut.

Ivory segera menyodorkan satu box bubur yang langsung di ambil oleh Sevanno.

Kemudian keduanya menikmati makanan masing-masing sambil sesekali berbincang dan tertawa.

Setelah 10 menit mereka menikmati makanan mereka, akhirnya selesai.

"Ry... Gue boleh minta tolong sesuatu gak?" tanya Sevano hati-hati.

"Apa? Lo butuh apa?" tanya Ivory segera menghampiri Sevanno.

"Mm... Mama gue juga dirawat disini... Jadi... Gue pengen ketemu sama mama gue sebentar," kata Sevanno lagi.

"Boleh lah. Tapi lo harus duduk di kursi roda ya?" tanya Ivory yang langsung dibalas anggukan semangat oleh Sevanno.

Ivory membantu Sevanno untuk duduk di kursi roda dan mulai mendorongnya.

"Mama gue ada di lantai 4 ruangan 136," kata Sevanno Menunjukkan dimana letak ruangan ibunya.

Memang mereka sudah menjadi sepasang kekasih. Tetapi mereka tetap lebih memilih menggunakan gue-lo dibandingkan aku-kamu.

Ivory mengangguk mengerti dan segera mendorong Sevanno ke ruang nomor 136.

Change || Yeji Fanfiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang