Eleven

102 33 19
                                    

"Lo kenapa?" tanyanya hati-hati.

Pria yang barusan bertanya itu langsung mengambil tempat untuk duduk di sebelah Ivory.

"Cerita," lanjut pria itu lagi.

"Gu- gue keinget," jawab Ivory berusaha menahan air matanya yang ingin meluncur lagi.

"Keinget yang mana? Pacar, sahabat atau..." ucapan pria itu terhenti

"Lo kenal Sevanno Rovin Kick?" tanya Ivory tanpa mengindahkan pertanyaan Han tadi.

Ya, pria yang menghampirinya tadi adalah Han, kakaknya sendiri.

"Sevanno? Tau, ketua Dellcanoz kan? Dia temen gue," jawab Han.

"Namanya mirip kayak mantan pacar gue dulu," kata Ivory. Badannya mulai bergetar menahan tangis.

Sedangkan Han hanya mengernyitkan alisnya bingung. "Nama pacar lo Sevanno?"

"Evan. Biasa gue panggil Van. Tadi temennya Sevanno juga manggil dia Van. Makanya gue keinget dia lagi," kini Ivory sudah dapat meredam tangisannya dan menjadi tenang kembali.

Han hanya menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Ivory. "Gausah nangis lagi. Lo yang milih buat pergi dari kehidupan lo yang lama. Gak usah di kenang lagi. Sekarang lo itu adek gue," nasihat Han.

Hening untuk waktu yang cukup lama.

"Lo bolos ya ko?" tanya Ivory tanpa menoleh ke arah kakaknya.

Han tersentak kaget, 'lah tadi kan gue niatnya mau ke toilet. Tapi liat si kunyuk ini jadi ikutan melow gue disini,' batinnya.

"Eh iya gue lupa, dah yak gausah sedih lagi. Gue masuk kelas dulu,"
kata Han.

Baru beberapa langkah, ia tersadar akan suatu hal, yang membuatnya kembali membalikkan badan dan segera menghampiri Ivory. Pria itu menjewer telinga sebelah kanan Ivory.

"Kalo gitu lo juga bolos donk?" tanya Han marah.

"Hehe. Jamkos ko," bohong Ivory.

Han segera melepaskan jewerannya "ohh... Hehe, sorry... Yaudah gue masuk dulu," katanya lagi dan berjalan meninggalkan Ivory yang kembali terduduk di bangku taman.

Tanpa mereka ketahui, ada seseorang yang sedang menguping pembicaraan mereka.

Tadinya, dia ingin menghampiri Ivory. Tetapi melihat sudah ada Han di sebelahnya, ia mengurungkan niatnya. Dan jadilah ia hanya mendengar percakapan kedua orang itu di bangku taman.

'Kehidupan yang lama? Apa maksudnya? Terus tadi kayaknya dia sensitif banget sama nama gue?' batin Sevanno bingung. Dia lah yang menguping pembicaraan kakak beradik itu sedari tadi.

Entah kenapa gadis yang sekarang duduk di bangku taman itu selalu berhasil mengusik pikiran Sevanno. Seakan akan gadis itu sangat misterius dan penuh dengan teka-teki.

Tak ingin memusingkan hal itu lagi, Sevanno segera pergi meninggalkan tempat itu.

...

Setelah menenangkan dirinya di taman tadi, Ivory kembali menghampiri sahabat sahabatnya di kantin.

"Buseet baru balik lo?" sindir Chyntia.

Sedangkan yang disindir hanya terdiam dan kembali duduk di kursinya.

Sekarang kantin sudah mulai ramai karena jam istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu.

Ivory menceritakan semua yang terjadi padanya tadi. Mulai dari hal yang mengganggu pikirannya saat mendengar kata 'Van' hingga Han yang menenangkannya di taman.

"Tadi ada Han?" tanya Chyntia antusias.

Clarinta segera menjitak kepala Chyntia memuat yang lainnya terkekeh.

"Sahabat lo sendiri lagi melow gitu, yang lo pikirin malah Han," sindir Clarinta.

"Hehe..." cengir Chyntia.

"Gais udah mau masuk, balik ke kelas yuk?" ajak Angel.

"Kalian duluan aja deh, gue mau ke toilet dulu," kata Chyntia.

"Kita temenin aja Chyn," kata Clarinta.

"Engga usah, gue bisa sendiri elah," kata Chyntia dan langsung bergegas pergi ke toilet.

Sedangkan keempat sahabat lainnya hanya dapat menatap kepergian sahabatnya. "Yaudah balik yuk. Bisa lah dia ketoilet sendiri," kata Ivory dan segera pergi disusul sahabatnya yang lain menuju ke kelas.

...

Chyntia sudah keluar dari kamar mandi dan sekarang ia sedang berdiri menghadap kaca sambil membenarkan kuncirannya.

"Ohh... Jadi ini yang suka sama Han?" tanya salah satu perempuan yang masuk ke area toilet.

Dia tidak hanya sendiri, melainkan bersama 2 temannya yang lain.

Merasa tidak punya urusan dengan 3 orang itu, Chyntia hanya menatap sekilas dan segera berjalan menuju pintu keluar toilet.

"Heh! gue ngomong sama lo," teriak gadis itu sambil menahan tangan Chyntia dengan kencang.

Chyntia yang melihat tangannya di tahan dengan kencang menyentaknya membuat genggaman gadis tadi terlepas.

Melihat hal itu, kedua temannya yang lain tak tinggal diam. Mereka segera menahan kedua tangan Chyntia.

"Lepas," kata Chyntia dingin. Sangat berbeda dengan biasanya.

"Lo berani sama gue? Gue kakak kelas lo," teriak gadis tadi tepat di depan wajah Chyntia.

Chyntia hanya menatap wajah gadis tadi datar.

"Trs?" tanya Chyntia menantang.

"Ya lo harus hormat lah sama gue. Harus turutin apa yang gue mau," teriak gadis itu lagi.

"Udah Ra, hajar aja. Kesel gue lama lama," kata temannya Fiera yang sedang menahan tangan Chyntia.

Fiera segera mengangkat tangan kanannya hendak menampar pipi mulus Chyntia.

PLAKK!!

Chyntia hanya dapat meringis.

"Gue peringatin sama lo. Jangan deket-deket lagi sama Han. Dia punya gue," peringat Fiera sambil menunjuk nunjuk tepat di depan wajah Chyntia.

"Kalo gue gamau?" tanya Chyntia yang kembali memancing emosi Fiera.

Fiera mengangkat tangannya lagi untuk menampar pipi Chyntia, sekarang sebelah kiri.

Chyntia memejamkan matanya. Tetapi ia tidak merasakan apa-apa untuk waktu yang cukup lama. Sehingga ia mencoba membuka matanya melihat apa yang terjadi.

Seseorang menahan tangan Fiera sebelum gadis itu melayangkan tamparannya kepada Chyntia.

"Jangan ganggu dia," bentak nya dingin.







Hope you all guys like it😆
Kritik dan saran kalian saia tunggu
Follow us at instagram
@clar.maquiller
@vearlenec
@cxxrish.a
@vannesa_anabela
@edwardeugenius

Change || Yeji Fanfiction (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang