⓿➋ | ᴛʀᴀᴜᴍᴀ

58.5K 4.4K 1.2K
                                    

Typo bertebaran-!

📖Happy Reading 📖

"Enggak"

"Jia gak mau"

"Pergi kamu!"

"Kamu jahat!

"Pergii!! "

Tok tok tok

"Dek? Adek kenapa? "
Gibran khawatir dengan adik nya yang teriak.

Memang kebetulan ia sedang bermain game. Tapi aktifitas nya berhenti ketika mendengar jeritan adik nya.

Gibran kalut. Ia langsung mencari kunci cadangan

Ketemu

'Braakk'

Gibran melihat wajah adik nya mengeluarkan air mata dan keringat secara bersamaan. Dan tak lupa dengan bibir nya yang mengatakan 'Pergi dan Takut

"Dek. Adek bangun" Gibran menepuk pelan pipi adik nya

Ada rasa sakit ketika melihat adik nya ketakutan seperti ini.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Mengapa ia merasa sangat bodoh

"Sayang bangun" Gibran menghapus air mata Jia menggunakan ibu jarinya

Perlahan Jia membuka matanya yang sudah basah itu.

"Kak Gibran" Ucap Jia Saat Gibran menjadi objek pertama yang ia lihat

"Iya ini kakak sayang" Ujar Gibran selembut mungkin

"Kakakk"
Jia memeluk Gibran dengan kuat seolah olah ia benar benar ketakutan
Gibran pun membalas pelukan adik nya dan mengelus pelan punggung adik nya

"Kak Jia takut, Dia mau nyakitin Jia kak" Jia terisak di dalam pelukan Gibran

"Udah ya. Jia aman disini Kan ada kakak-"

Brak

Azri, Revan dan Farrel kaget melihat Jia menangis di pelukan Gibran

"Jia kenapa? Adek kenapa? " Tanya Azri khawatir

Gibran pun mengisyaratkan saudara nya untuk diam

"Udah dek jangan nangis lagi dong" Gibran berusaha membujuk Jia

"Jia takut kak" Jia Masih saja terus menangis

Semua saudara nya pun bingung dan khawatir dengan adik bungsu nya itu

"Hust. Jia aman kok disini. Kan ada kak Azri, Revan, Farrel sama kakak disini. Siapa pun yang berani nyakitin Jia, Bakal kakak balas nanti. Makanya, Jia Jangan nangis ya"

"Gak. Jia gak mau di pukul lagi. Sakit kak" Jia masih terisak dan menggeleng kan kepalanya

Azri dan Revan mengepalkan tangan nya kuat, rahang nya mengeras, Tetapi mereka juga masih bingung dengan keadaan Jia

Apakah Jia trauma?

"Gak akan ada yang berani nyakitin Jia selagi masih ada kakak" Sekarang giliran Azri yang menenangkan hati adik nya itu meskipun hatinya sendiri ingin membunuh seseorang

"Yaudah, Sekarang Jia tidur ya. Biar kakak temenin" Itu suara Revan. Ia juga berusaha menenangkan adik nya

"Jia mau tidur sama Kak Farrel"

Uhuk uhuk

Revan tersedak ludah nya sendiri karena kaget dengan ucapan sang adik

Azri dan Farrel pun tertawa

Apa itu barusan?

Jia menolak Revan

Gibran hanya terkekeh kecil

"Ayok Ke kamar kakak. Biar kakak gendong" Ujar Farrel yang masih tertawa

Revan pun hanya memutar bola mata nya malas. Ia benar benar kesal dengan saudara nya.

---

"Sekarang kamu tidur ya" Ujar Farrel memakaikan selimut untuk mereka berdua sampai ke batas leher.

Ia pun merengkuh Jia ke dalam pelukannya, mengusap pelan punggung kecil Jia agar dia terlelap. Ini memang hobi seorang Farrel. Ia selalu menanti nantikan hal seperti ini

Farrel memandang wajah chubby adik nya. Jia memang tidak berubah. Pipi nya masih saja tembem, bulu matanya juga lentik dan bibir yang membentuk love

Ah apa ini?

Kenapa ia malah terpesona dengan adik nya sendiri

Sedikit cerita, Farrel memang orang yang usil. Ia memang suka menganggu adik adik nya terutama Jia. Tapi jika ada yang berani menyakiti adik nya, Ia yang maju duluan untuk menghajar orang itu. Ia memang usil, tapi dialah yang paling berani dan paling perhatian.

***

Tok tok tok

"Farrel, Jia bangun. Ayo sarapan dulu " Ujar Azri sebelum meninggalkan kamar Farrel

Farrel yang merasa terusik pun terbangun

Farrel menoleh ke arah Jia. Adik nya masih saja tertidur, apakah tidur nya nyenyak?

"Jia ayo bangun" Ujar Farrel menggoyang goyangkan lengan Jia

Bukan nya bangun, Jia justru menenggelamkan wajah nya ke dada Farrel. Ia benar benar merasa nyaman dengan Farrel. Apalagi Farrel mempunyai Harum khas tersendiri yang membuat Jia semakin nyaman.

"Jia bangun dong. Ayo sarapan. Nanti kamu sakit kalau gak sarapan"

Jia perlahan membuka matanya dan dia bingung. Kenapa dia bisa bersama Farrel?

"Loh kok aku bisa tidur sama kakak? " Tanya Jia yang masih belum sepenuh nya sadar

"Kamu lupa? Kemaren kamu nangis nangis. Terus mau tidur sama kakak"

Jia pun hanya mengangguk paham. Dia semalam mimpi buruk, Dan Kakak kakak nya lah yang menenangkannya

"Gimana? Tidur kamu nyenyak kan? " Tanya Farrel yang duduk dan bersandar di dinding kasur

Jia menghela nafas, Sekarang ia malah merepotkan kakak nya. Padahal sebelumnya dia baik baik saja.

"Iya kak. Kalau gitu Jia ke kamar ya kak" Ucap Jia setelah meninggalkan Farrel yang terdiam

Farrel masih memikirkan seburuk apakah mimpi Jia? Sampai membuat Jia menangis.

'ah mending gue mandi dulu' Batin Farrel
.
.
Sekarang mereka semua sarapan, dan tentunya yang memasak adalah Revan. Yah revan memang ahli dalam hal memasak. Mungkin keturunan dari ayah mereka.

"Adek besok sekolah ya. Semua perlengkapan udah kakak siapin" Ujar Azri

"Iya kak" Jawab Jia lesu.

Semuanya pun terdiam dengan pikiran mereka masing masing. Mereka masih saja memikirkan mimpi adiknya semalam. Mereka bingung dan takut. Semoga saja adiknya mau bercerita apa sebenarnya yang terjadi pada dirinya.

TBC

Jgn lupa Votement nya:)
Masih amatir guys

18 ᴀᴘʀɪʟ 2020

My Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang