➊➌ | ᴀᴅʀɪᴀɴ&ɢɪʙʀᴀɴ

26.6K 2.3K 1.2K
                                    

Play list : Vierra -- Kesepian

Ps: Cerita ini penuh Drama, misteri, dan romance. Yang tidak suka Silahkan menjauh!

📖Happy Reading 📖

Jam pertama sampai terakhir nanti kosong yang berarti free class atau jamkos. Jarang sekali terjadi kejadian seperti ini, Vian bilang guru-guru sedang rapat.

Mereka tidak menyianyiakan kesempatan ini. Mereka bergosip untuk menghilangkan kegabutan. walaupun Alka dan Jia tak terlalu suka bergosip atau gibah, mereka tetap mendengarkan ocehan Adrian dan Vian yang tampak antusias saat bergosip.

Vian memanggil Ava dan Rara, mereka berdua menghampiri meja Jia. Ava sangat bersemangat, bergosip salah satu kesenangannya

"Eh eh. Kalian tau ga-"

"Enggak." Sahut Adrian

Vian menoyor kepala Adrian dengan kesal. "Gue belum selesai ngomong ogeb! Jadi gini, katanya adik perempuan Farrel sama Gibran sekolah disini. Cucu terakhir Aksara tuh!" Raut wajah Jia berubah, bagaimana kalau mereka tau yang sebenarnya?

"Wahh, gue penasaran siapa adik mereka? Cantik gak ya?" Sahut Adrian, seketika Jia terdiam.

"Memang kalian ada masalah apa sama Mereka?" Tanya Ava yang tak mengerti arah pembicaraan mereka.

"Panjang ngejelasin nya. Intinya gue benci mereka, Dan tentunya gue bakal balas semua perbuatan gue ke mereka atau adiknya sekalipun!" Jawab Adrian dengan emosi. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Farrel maupun Gibran? Kenapa mereka betiga terlihat begitu membenci Farrel dan Gibran?

Alka melirik ke arah Jia yang tertunduk diam. Diam diam dia mengangkat sudut bibirnya mengukir sebuah senyuman simpul.

"Ji, lo kenapa keringetan gitu?" Tanya Vian khawatir. Jia menoleh dan menggeleng cepat.

"Gapapa. Em.... aku ke toilet dulu ya." Mereka berempat menggangguk, sedangkan Alka hanya diam tak menyahut.

***

Jia berjalan dengan langkah lunglai di koridor yang lumayan sepi. Tak ia pedulikan tatapan yang tertuju padanya, yang terpenting saat ini adalah bagaimana caranya agar tidak ada yang tahu bahwa dia adalah cucu Aksara.

Kaki jenjangnya membawa tubuhnya ke taman belakang bukan ke toilet. Dia ingin sendiri saat ini

Jia mendudukkan dirinya di atas bangku yang tersedia disana, mencoba menarik nafas dan membuang nya secara perlahan.

"Ya tuhan.. Kapan Jia bisa hidup dengan tenang?" Lirih Jia menatap ke atas Langit

Satu tetes air mata jatuh dari mata Jia, dia tidak sanggup mengingat masa lalunya yang begitu kelam. Sekarang hidupnya harus selalu di awasi dan merepotkan orang lain. Dia merasa lemah dan tidak berguna, untuk apa dia hidup jika selalu merepotkan orang lain?

"Ji.. Lo nangis?" Ucap Seseorang yang menggunakan earphone di telinganya, bahkan seragamnya terbuka memperlihatkan kaos hijau gelap

Dengan cepat Jia menghapus air matanya, dia tidak boleh terlihat lemah di depan orang lain.

Jia menoleh ke samping dan melihat Adrian yang menatapnya dengan raut wajah khawatir.

"Lo kenapa?" Tanya Adrian Khawatir

"Aku gapapa dri." Jia tersenyum

"Cerita sama gue. Siapa tau gue bisa bantu" Jia menggeleng pelan. Jika dia memberi tahu apa masalahnya, akankah Adrian tetap ingin berteman dengannya?

My Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang