⓿➍ | ᴛᴇᴍʙᴜs

40K 3.7K 1K
                                    

Typo bertebaran-!

🌿Happy Reading 📖

Gibran celingak celinguk untuk melihat keadaan, melihat keadaan Aman Gibran buru buru memasuki kelas Jia.

Jia terlihat sedang duduk sambil menyembunyikan kepalanya.

"Sayang. Kamu sakit?" Gibran mengusap lembut pucuk kepala Jia.
Jia mendongakkan kepalanya untuk melihat Gibran. Setelah itu ia menggeleng.

"Terus kenapa gak ke kantin?" Gibran duduk di kursi yang berseblahan dengan Jia.

"Emm itu kak" Jia sedikit malu untuk mengatakannya.

"Kenapa?"

"Itu kak. Jia tembus" Jia menunduk malu. Walaupun kakaknya sendiri ia tetap merasa malu.

"Hah tembus? " Gibran menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Jia tembus kak. Yang biasa di alamin sama perempuan"

Mendengar ucapan adiknya Gibran langsung membuka Jaket yang ia kenakan.

"Berdiri"

"Hah?"

"Kakak bilang berdiri Jia" Jia berdiri. Ia sedikit takut karena ucapan kakaknya sedikit berubah.

Setengah jongkok Gibran mengikatkan jaket yang ia lepas ke pinggang adiknya untuk menutupi noda Merah di rok belakang Jia.

"Em kakak Ngapain? " Tanya Jia terbata bata.

"Kamu mau duduk disini terus? Kakak tau kamu belum Makan. Sekarang ayo ke kantin bareng sama kakak. Setelah itu kamu kakak antar pulang"

"Tapi kak-"

"Gak ada Tapi tapian Jian Angelita Aksara" mendengar nama panjangnya disebut Jia mengalah. Gibran tersenyum. Setelah itu Gibran menarik tangan Jia. Mau tidak mau Jia mengikuti langkah Gibran.

'Jadi bener dugaan gue' Gumam seseorang yang tidak sengaja mendengar percakapan Jia dan Gibran.

.
.

Sepanjang perjalanan semua siswa menatap ke arah Gibran dan Jia ah ralat, mereka hanya menatap ke arah Jia.

Mereka bingung, Ada hubungan apa sebenarnya dia dengan Gibran dan Farrel? Selama ini semua siswa Susah payah untuk mendapatkan perhatian dari Farrel maupun Gibran akan Tetapi mereka berdua sama sekali tidak menggubrisnya. namun Gadis Ini? dia baru saja masuk satu hari di sekolah sudah mendapatkan perhatian lebih Dari Farrel Dan Gibran.

"Gibran!! " Teriak seseorang dan menghampiri Gibran.

"Minggir Cindy ! Lo ngalangin Jalan gue!" ketus Gibran.

"Ish! Kok lo lebih milih sama dia Dari pada Gue?! " Cindy menunjuk sebal kearah Jia.

"Lo gak usah Kepo sama urusan gue! Sekarang lo Minggir! " Gibran mendorong bahu Cindy yang berdiri dihadapannya.

"Gibran kok lo ngusir gue?! Gue Kan pacar Lo! Kenapa Lo Malah berduaan sama ni jalang. Udah gitu jaket lo di pake lagi" ucap Cindy menatap sinis ke arah Jia.

"Sekali lagi lo ngomong begitu. Gue bakal sobek mulut lo . Dan satu hal lagi, Jangan pernah ngaku ngaku pacar gue! lo gak laku ya? Makanya ngaku ngaku pacar gue?" ucap Gibran dengan nada mengejek.

Skakmat

Ucapan yang dilontarkan Gibran barusan membuat emosi Cindy memuncak. Apalagi sekarang ia jadi bahan tertawa semua siswa.

Cindy melangkahkan kaki nya tepat dihadapan Jia.

Srek

Cindy menarik paksa jaket Gibran agar terlepas dari pinggang mungil Jia. Detik itu juga Gibran langsung memeluk Jia Dari belakang. Gibran Berusaha menutupi noda Merah yang berada di belakang rok Jia.

Aksi Gibran barusan membuat semua siswa perempuan jejeritan. Ternyata seorang Gibran yang Terkenal cuek bisa melakukan hal manis dan romantis.

"Kak malu" Gumam Jia yang masih bisa di dengar Gibran. Karena Posisi mereka yang sangat dekat.

"Heh! Gibran kamu ngapain meluk meluk cewe sialan Ini?! " Geram Cindy tertahan. Padahal dia ingin membuat Jia malu.

"Harusnya gue yang marah disini! Balikin jaket gue!" pinta Gibran sambil menjulurkan tangannya .

"Gak"

"Balikin Cindy!"

"Gak bakal! " Cindy berlari meninggalkan mereka sambil membawa jaket Gibran.

Gibran menahan emosinya. Dia tidak boleh emosi di depan adiknya.

Mau tidak mau Gibran melepas seragamnya. Dia tidak rela jika adiknya harus menahan malu.

"Kakak Ngapain? " Tanya Jia Saat melihat Gibran berusaha membuka kancing baju seragamnya.

"hust! Kamu gak mau kan malu kalau orang orang ngeliat rok kamu? " bisik Gibran ditelinga Jia.

Gibran melepas seragamnya dan menyisakan kaos pendek bewarna Hitam. Untung saja hari ini dia memakai kaos nya.

Gibran mengikat baju seragamnya di pinggang mungil adiknya. Tidak peduli dengan histeris siswa yang masuk indra pendengarannya

"Sekarang kita pulang. Gak terima penolakan" Ucap Gibran sebelum Jia protes

TBC

Jangan lupa Votement

01  ᴍᴇɪ 2020

My Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang