Thank you untuk kalian yang masih setia nunggu cerita ini up!! 😭😭😭
•••
Semilir ngin berhembus menyapu wajah gadis yang tengah memejamkan matanya. Suara gerisik ranting pohon membuat kesadaran gadis itu kembali.Dengan perlahan ia membuka kedua matanya. Awalnya kabur, namun beberapa saat kemudian penglihatannya sedikit lebih jelas.
Gadis kecil itu menoleh kearah kanan dan kiri. Dan dia hanya seorang diri. Tidak ada satupun orang disini.
Dia berada di dalam hutan. Tapi ia tau ini bukan hutan yang berdekatan dengan mansionnya.
Gadis kecil itu adalah Jia.
"Halo, apa ada orang disini?" tanyanya sedikit berteriak. Ia berusaha untuk bangkit dari tempat duduknya dan merasakan sakit disekujur leher dan kepalanya.
Ia pun Mencoba mengingat kejadian tadi pagi yang membuat dirinya berada disini sekarang.
Ah dia ingat.
Tadi pagi, ia melihat seorang wanita memakai pakaian tertutup dengan serba warna hitam dan kacamata yang bertengger di kedua matanya.
Wanita itu sangat tidak asing bagi Jia.
Jia merasa seperti pernah bertemu dengan wanita itu, tapi entah dimana.
Dan saat Jia berusaha membuka masker orang tersebut, tiba-tiba ada yang memukul lehernya menggunakan balok dari arah belakang. Sebelum kesadaran Jia benar-benar hilang, ia sempat mendengar wanita itu berteriak tanda terkejut. Saat berusaha berbicara, Jia langsung tidak sadar diri.
Dan disini lah ia sekarang.
Dihutan sepi yang tidak ada manusia satu orang pun.
Jia berusaha untuk tetap tenang. Dia tidak boleh terlihat panik, bisa saja wanita tadi masih ada disekitaran sini.
"Gimana biar aku bisa keluar dari hutan lebat ini. Semuanya pasti udah khawatir kalau aku gak pulang-pulang." kata Jia. Dia berjalan mengelilingi hutan tersebut, dan hasilnya nihil. Dia tetap kembali ketempat semula.
"Ka..kak," Jia menyesali perbuatannya tadi pagi. Tidak seharusnya ia keluar dari mansion tanpa izin dari kakaknya. Dengan cepat Jia berlari berusaha mencari jalan keluar dari hutan ini.
Tapi ia merasa sama saja. Dia tetap kembali ketempat semula.
Jia melihat kearah jam tangannya yang menunjukkan pukul satu siang. Entah berapa lama dirinya pingsan di hutan ini.
Handphonenya juga tidak tau ada dimana, padahal jelas-jelas ia menaruh handphone itu tepat didalam kantung celananya. Sangat disayangkan, handphone itu adalah pemberian dari kakaknya. Dan lagi, harganya sangat mahal.
Tidak ada pilihan lain, mau tidak mau Jia harus menunggu pertolongan. Sangat tidak mungkin dia sendiri yang keluar dari hutan ini.
"Semoga Kakak bisa denger suara hati Jia, walaupun itu gak mungkin," gumam Jia. Dia tidak begitu yakin kakak-kakaknya akan menemukannya di hutan lebat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Brother
SonstigesON GOING "Possesive" Hanya kata itu yang dapat mendiskripsikan watak kakak-kakaknya. Mereka selalu melarang Jia dengan alasan yang tidak masuk akal. Harta melimpah, bahkan bisa mengalahkan kekayaan seorang panggeran. 5 Kakak Laki laki Jia begitu Po...