•
ɦαρρყ ɾεα∂เɳɠ
•
2 Hari kemudian.Mendengar kabar adiknya dirawat dirumah sakit membuat Gibran, Azri, Revan, dan Farrel menghampiri adiknya yang ternyata dirawat dirumah sakit yang sama dengan Lucas.
Dengan tergesa-gesa mereka menghampiri ruang inap Jia. Ini juga salah mereka karena menghilang dari beberapa hari yang lalu.
Langkah mereka terhenti melihat Darka yang asik bercengkrama dengan John di depan ruang inap Jia.
Darka mendongak, menatap seseorang yang mengganggu waktunya, ekspresi yang semula datar menjadi tajam, beda halnya dengan John yang terkejut melihat mereka semua.
Mengerti keadaan, John pamit undur diri dengan membungkukan badannya dan beranjak pergi dari suasana mencekam itu.
"Gimana keadaan Jia?" tanya Azri khawatir. Mewakilkan ketiga adiknya.
Darka menggeram marah. "Untuk apa kau menanyakan kabar adikku?"
"Dia juga adik kita, kalau lo lupa." jawab Gibran datar. Dia terlihat biasa-biasa saja melihat geraman kakak sulungnya.
Dalam hati, Revan mendengus kesal. Kenapa ia tidak punya nyali sebesar Gibran sih? Pikirnya.
Darka tertawa hambar. "Dia memang adik kalian. Tapi hari ini, detik ini. Jia bukan adik kalian lagi."
Mereka menatap Darka terkejut.
"Apa maksud lo bang?!" sulut Gibran emosi.
"Nama kalian akan dicoret dari kartu keluarga Willson Aksara." sahut Darka santai.
Willson adalah nama Ayah Jia dan saudaranya.
"Kenapa?! Apa salah kita?!" sela Farrel.
"Dan dengan bodohnya kau masih bertanya?" kata Darka menatap Farrel yang terdiam sekaligus terkejut.
"Apa karena masalah Lucas?" tanya Azri yang membuat Darka semakin mengepalkan tangannya.
BUGH
Tanpa aba-aba Darka memukul rahang mereka satu persatu, hingga darah dari kulit tangannya berceceran sangking kuatnya tonjokan yang ia beri.
"Kemana aja kalian selama ini?! Kenapa disaat Jia membutuhkan kalian, Kalian malah menghilang?!" sulut Darka dengan emosi yang membara. Ia tidak bisa menahan gejolak amarah yang ingin meluap. Mereka memang harus diberi pelajaran.
Mereka semua terbanting ke lantai dan mendongak menatap Darka meminta penjelasan.
"Akhh... Dengar dulu penjelasan kita!" ringis Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Brother
RandomON GOING "Possesive" Hanya kata itu yang dapat mendiskripsikan watak kakak-kakaknya. Mereka selalu melarang Jia dengan alasan yang tidak masuk akal. Harta melimpah, bahkan bisa mengalahkan kekayaan seorang panggeran. 5 Kakak Laki laki Jia begitu Po...