➌➐ | ɪɴsɪᴅᴇɴ

13.1K 1.5K 133
                                    

⚠️Gais jangan lupa pencet tombol bintang dibawah pojok kiri! Kalau dipencet bisa ada yang nyala loh!!⚠️


➡️Baca part sebelumnya agar nyambung dengan part ini ⬅️

ɦαρρყ ɾεα∂เɳɠ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ɦαρρყ ɾεα∂เɳɠ

Sesuai perjanjian. Pagi ini Jia dan para sepupunya bersiap-siap untuk segera jogging bersama. Tetapi para orang tua hanya berolahraga di depan halaman rumah yang luas dan di ruang khusus GYM.

Sebenarnya Darka tidak ingin olahraga bersama mereka, lebih baik ia memilih berolahraga diruangan khusus dirinya daripada bersama para sepupu berisiknya.

Tetapi ia terpaksa ikut untuk menjaga adik bungsunya. Ia tidak rela Jia hanya bersenang-senang bersama mereka.

Jia pun telah siap dengan pakaian santainya yang terbilang err seksi. Karena pakaian yang ia pakai terlalu ketat dan menampilkan lekukan tubuhnya.

Yang lain juga sudah siap dengan pakaian olahraga mereka. Beberapa dari mereka sudah menunggu Jia dilantai bawah seraya memakan cemilan yang tersedia di ruang tamu.

"Jam berapa ini?" tanya Azri

"Masih setengah tujuh." jawab Jaehyun seadanya.

"Jia sama Gibran kenapa lama banget?" tanya lucas kesal. Sangking bersemangatnya, ia yang paling duluan bangun dan bersiap-siap.

Terlihat dari ujung tangga, Jia menampilkan senyum manisnya seraya menuruni anak tangga.

Mereka semua terkejut melihat gaya pakaian Jia.

"Wow impressive," ujar Lucas spontan.

Bagaimana tidak? Umur Jia masih terlalu kecil tapi berani sekali memakai pakaian olahraga yang seksi. Lejing yang ketat dan baju atasan sedikit longgar.

Jia memutarkan badannya kearah kanan. "Gimana? Bagus nggak kak?" tanya Jia dengan ciri khasnya ketika senang.

"No!" sahut Azri dan Jaehyun.

"Ganti!" sahut Farrel dan Revan.

"Jelek," timpal Lucas.

Mereka semua berbicara dengan kompak saat ingin menjawab pertanyaan Jia. Kecuali Darka. Ia hanya diam menatap Jia dalam dengan tatapan andalannya.

"Oh, shit!" sahut Gibran dari ujung tangga.

Darka menghela nafas kasar. Ia harus bisa menjaga emosinya di depan keluarga besarnya, itu adalah salah satu pesan bundanya.

"Ganti." ucap Darka datar.

"Kenapa kakak nggak suka? Apa ada yang salah?" tanya Jia lesu menatap mereka semua yang duduk di sofa.

My Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang