⓿➐ | ᴛʀᴀɢᴇᴅɪ

37.9K 3.2K 841
                                    

Typo Bertebaran -!

📖Happy Reading 📖

Pria itu membawa Jia ke suatu tempat. Bisa dibilang tempat yang sangat sepi, sangat jarang orang mengetahui tempat ini.

Pria itu mendudukkan Jia di kursi dan Mengikat tubuh Jia. Sebenarnya Jia sadar saat di mobil Pria Ini, namun dia tetap berpura-pura pingsan agar mengetahui rencana Pria Ini.

"Akhirnya selesai. Hahaha, kau salah dalam memilih lawan tuan Darka. Akan kubuat adikmu menderita"

Deg

Perasaan Jia tidak enak. Jia terus menerus mengeluarkan keringat dingin.

'Ya tuhan. Selamatkan Jia'

"Hei noona manis. Bangunlah. Aku tau kau hanya berpura-pura pingsan" Pria itu mengusap pelan pipi Jia.

Perlahan Jia membuka matanya. Pria itu menyeringai, ternyata Mudah sekali mengelabui Jia.

"Om?"

"Hai manis. Kita bertemu kembali"

Pria Ini adalah Pria Tua yang bertengkar dengan Darka saat di undangan tadi. Dia juga merupakan salah satu orang yang pernah menyakiti Jia.

"Lepaskan aku!! " Jia berteriak histeris , bahkan air matanya turun begitu Saja. Takut? Tentu Saja.

"Hei Hei Hei. Jangan menangis cantik" Pria tua itu ingin menghapus air mata Jia, namun Jia memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Beraninya kau!"

PLAK

Tamparan keras mendarat ke pipi kanan Jia. Membuat Jia terkejut bukan main. Pipinya terasa panas dan ia yakin pasti pipinya memerah sekarang.

"APA MAKSUDMU?! " Jia berusaha memberontak.

"Ternyata kau ingin bermain kasar ya?"

Pria tua itu tersenyum miring lalu berjalan mendekat kearah Jia.

Srek

Dress bawah bagian samping kanannya robek begitu Saja. Dan memperlihatkan Paha mulus Jia.

"Waw. Kulitmu sangat mulus manis" Pria tua itu menyeringai

'bunda, ayah, kakak. Tolong Jia'

"Jangan mendekat! " Jia Berteriak sekencang Kencang nya. Dia tidak mau keperawanan nya direngut begitu Saja.

"Ternyata ingin bermain kasar ya" Pria tua itu menarik kuat rambut Jia kebawah dan ngebuat Jia mendongak.

"Kau tidak lupa denganku kan manis?"

Pria tua itu menatap Jia dengan tatapan laparnya. Lama sekali rasanya dia tidak menyiksa Jia.

"Kali ini aku tidak meyiksamu. Tapi aku akan memberikan kenikmatan"

Prak

Jia menendang tepat dibagian kelemahan Lelaki. Walaupun tanganya di ikat. Namun kakinya tidak, alhasil dia menendang kelemahan lelaki.

"Bangsat!" Pria tua itu memegang kepunyaan nya dengan wajah kesakitan.

Srak

Jia terkejut Saat Pria tua itu mengeluarkan sebuah cutter dari sakunya.

"Kau sekarang berubah menjadi pembangkang ya? Apakah Darka sialan itu yang mengajarimu? Awalnya aku tidak ingin meyiksamu, namun kau Sendiri yang memintanya manis" ucap pria tua itu sambil memainkan cutter di tangannya.

"Om kumohon.... Hiks... Jangan siksa aku.." ucap Jia sekuat tenaga.

"Terlambat manis. Kesabaran ku sudah habis. Bagaimana kalau kita melukis badan mu pakai cutter Ini? Pasti lebih menarik kan?" Jia Menggeleng lemah.

Pria tua itu mulai menggoreskan cutter nya di lengan sebelah Kiri Jia dan membuat Cukup banyak darah yang keluar. Lalu Pria tua itu beralih ke lengan Kanan Jia. Ini benar benar menyenangkan bagi Pria tua itu.

Kini Jia hanya bisa pasrah dan berharap kakaknya datang menolongnya, Karena ia tak bisa melakukan apapun.























































BUGH

"SIALAN!"

BUGH

"MATI KAU BRENGSEK! "

BUGH

"KEPARAT BAJINGAN! "

"Jia!! " Farrel dan Gibran berlari mendekati Jia yang berlumuran darah. Mereka meringis melihat banyak nya darah ditubuh adiknya.

"Tidak apa-apa Jia. Kau aman sekarang" Gibran berusaha menenangkan Jia yang menangis histeris Di pelukannya. Gibran dan Farrel takut hal yang mengganggu pikirannya terjadi. Tapi segera mereka membuang pikiran itu.

Gibran membuka Jas nya dan dikaitkan ke paha adiknya. Begitupun dengan Farrel, dia melepaskan Jas nya dan dipasangkan di bahu Jia.

BUGH

"BERANI BERANINYA KAU MENYENTUH ADIK KU BANGSAT! "

BUGH

"KAU TAU SEDANG BERURUSAN DENGAN SIAPA HAH?! "

"Bang berhenti" Azri berusaha menahan tubuh Darka yang terus menerus Memukul Pria tua itu.

BUGH

Darka menendang Kaki Pria itu dan menginjak nginjaknya.

"Arghh"

"Itu belum seberapa dengan yang kau lakukan pada adikku brengsek!! "

"Bang Cukup " Revan melerai Darka yang tidak bisa menstabilkan emosinya.

Darka menghembuskan nafasnya kasar dan sekuat tenaga menonjok tembok disamping nya.

Luka pun mengaga, darah segar mengalir begitu saja Dan menetes seperti air mata Jia yang masih belum berhenti.

Yang lain hanya menghela nafas. Mereka tidak bisa menenangkan Darka Jika sudah mengamuk seperti ini. Hanya Jia dan bundanya yang bisa menstabilkan emosinya.

BUGH

Brakk

Darka menendang kasar pria itu hingga ke ujung tembok. Dia tidak peduli lagi, biar saja Pria tua ini mati di tangannya.

Revan pun segera menelfon Polisi agar Darka tidak membunuh Pria tua ini.

"Bang udah. Tahan emosi"

Darka tidak menghiraukan Kata adik adiknya. Dia tetap memukul Pria tua ini dengan membrutal.

Greb

Jia berlari kearah Darka dan langsung memeluknya dari belakang. Seketika Darka melunak, hanya Jia yang bisa menenangkan dirinya.

"Kak... Hiks... Jia mau pulang" Darka membalikkan badannya dan membalas pelukan Jia. Air matanya jatuh begitu Saja, dia tidak sanggup melihat keadaan adiknya sekarang.

"iya sayang. Kita pulang" Darka menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Untuk pertama kalinya dia menangis di depan adik adiknya.














Bruk

"JIA!!"


TBC

Jangan lupa votement
biar aku makin semangat!


09 ᴍᴇɪ 2020

My Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang