➊➐ | ᴋᴇᴊᴀᴅɪᴀɴ sᴇᴋᴏʟᴀʜ

21.4K 2K 1.2K
                                    

Ps: Thanks untuk 17K readers and 3,58K Votes ♥️

📖Happy Reading📖

"Aku pergi ya," Farrel mencium pucuk kepala Ava dan keluar dari kelas.

Mata Jia memanas, biasanya Itulah yang selalu dilakukan oleh Farrel untuknya. Tapi ini? Dia melakukannya untuk Ava, bukan untuk dirinya.

Jia mendesah pelan, seharusnya dia tidak berfikiran seperti ini. Sebagai adik, dia harus mendukung hubungan Farrel dan Ava, bagaimanapun juga dirinya hanyalah adik, pastinya Farrel berhak memiliki pacar.

"Jangan egois Jia!" Gumam Jia menyemangati dirinya sendiri.

"Ji, lo sehat kan?" Tanya Vian melihat Jia yang sedang berbicara sendiri. Jia menoleh dan menyengir kecil.

Seluruh Siswa duduk di tempat mereka masing-masing. Karena bel telah berbunyi, itu berarti guru mereka sedang dalam perjalanan menuju kelasnya.

"Selamat pagi anak-anak!" Sapa guru olahraga mereka. Dia adalah Al, guru favorit seluruh siswi perempuan.

"Sebelum bapak memulai pelajaran, bapak ingin bertanya, apa kira-kira materi kali ini?" Tanya Al kepada seluruh murid-muridnya.

Vian mengangkat tangannya. Al pun menoleh ke Vian dan menyuruh Vian untuk menjawab pertanyaannya.

"Basket pak!"

"Kamu benar, materi kali ini adalah basket. Bapak tau kalian semua tau cara-cara bermain basket. Maka dari itu, bapak mau kalian bertanding. Bapak akan mengatur kelompoknya!"

Mereka semua bersorak senang. Mereka sangat senang bermain basket terutama perempuannya, mereka pasti melihat Alka dan Adrian yang akan bermandi keringat nanti. Tentunya itu sangat menyegarkan mata mereka.

"Sekarang kita ke lapangan!" Perintah Al.

Kini mereka semua berada di lapangan khusus untuk olahraga. Vian, Jia, Rara, Ava, dan 3 siswa lainnya satu kelompok.

Pertandingan pertama adalah Kelompok Jia dan kelompok lain. Untung saja dia sedikit mengerti cara bermain basket.

"Jia! Oper bolanya!" Teriak Vian dari kejauhan. Jia pun mendribling bola menuju Vian.

Duk

Ava menyenggol bahu Jia dan mengambil bola basket nya dari Jia. Dengan sengaja dia menyelipkan kakinya diantara kedua kaki Jia. Hampir saja Jia terjatuh kesamping untungnya ada Rara yang menahan tubuhnya.

"Sorry, gue gak sengaja." ucap Ava dengan santai

Jia tersenyum paksa, walaupun kakinya sedikit terkilir, tapi dia tau Ava tidak sengaja melakukannya. Ava tidak mungkin sejahat itu pada dirinya.

"Makasih ya Ra udah nolongin," Rara hanya berdehem.

Rara tau, bahwa Ava sengaja melakukan itu, terlihat dari Wajahnya yang menyeringai melihat Jia hampir terjatuh.

Jia memaksakan kakinya untuk berjalan. Padahal kondisi kakinya tidak begitu baik, tapi dia tidak boleh bersikap manja.

Pertandingan pertama pun selesai. Jia bersyukur karena kelompoknya menang, Walaupun dia tidak berbuat banyak, tapi setidaknya dia telah berusaha.

My Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang