Ada yang nungguin gak? Hampir 2 minggu gak up:(
Tugas menumpuk (╥﹏╥)Ps: Thanks for 62K readers and 8,12K Vote 😭😭, Terhura banget:(
Sunyi.
Hampa.
Itulah yang Ava rasakan saat ini.
Pernah kah kalian merasa dunia ini tidak adil?
Itulah yang Ava rasakan selama ini. Dia sangat benci dengan dunia, dia sangat benci dengan dirinya sendiri.
Dia merasa gagal hidup di dunia, dia merasa tuhan tidak pernah adil.
Ava putus asa.
Orang tuanya tidak pernah peduli, dia tidak pernah merasakan apa itu kasih sayang.
Ava tidak sekuat itu untuk menanggung semuanya.
Dia tau, selama ini dia salah.
Dia hanya butuh teman, dia tidak mau orang tuanya tidak peduli lagi dengan dirinya.
Sekarang?.... Semua pergi.
Tidak ada lagi yang ingin berteman dengan seseorang kejam seperti dirinya.
Terlebih lagi dengan Farrel. Pasti pria tampan itu sangat kecewa dengan dirinya.
(FLASHBACK ON)
Farrel meminta Ava untuk menemuinya di taman yang biasa mereka kunjungi.
Setelah Ava sampai disana ia disuguhi pemandangan yang amat menyayat hatinya. Entah kenapa membuat dia merasakan apa yang Farrel rasakan.
Farrel menangis.
Kenapa aku tidak bisa melihat dia menangis, Ava membatin.
"Rel," lirih Ava dengan suara bergetar. Jujur ia merasa takut sekarang, apakah Farrel mengetahui kebenarannya.
"L-lo....lo tega Va," Farrel berdiri dari tempat duduknya dan memandang Ava yang membeku di tempatnya.
"Gue selama ini udah percaya sama lo, gue udah sayang dan cinta sama lo. Tapi kenapa? Kenapa lo tega bohongin gue Va? Apa salah gue?" Farrel mengucapkannya dengan pelan.
Sebenarnya Farrel sangat ingin mencaci maki Ava, tetapi hati dan tubuhnya seolah berkata jangan.
Farrel merasa sangat tertampar dengan kenyataan saat melihat video Ava membully Jia di kantin sekolah mereka. Awalnya Farrel tidak percaya semua ucapan Gibran, namun setelah melihat video itu, ia sadar betapa busuknya seorang Avana Maura Salshabilla.
"Ma..af" hanya itu yang dapat Ava katakan. Dia tau perbuatannya salah, dia telah salah menilai seseorang.
Farrel tertawa, dia tidak menyangka Ava mengucapkan kata 'maaf'. Apakah dengan kata maaf bisa memperbaiki semuanya? Bisa mengobati luka dihatinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Brother
RandomON GOING "Possesive" Hanya kata itu yang dapat mendiskripsikan watak kakak-kakaknya. Mereka selalu melarang Jia dengan alasan yang tidak masuk akal. Harta melimpah, bahkan bisa mengalahkan kekayaan seorang panggeran. 5 Kakak Laki laki Jia begitu Po...