➌➊ | ʙᴇʀsᴇᴋᴏʟᴀʜ

16.6K 1.8K 361
                                    

Baca part sebelumnya agar nyambung dengan part ini.

>>Tʏᴘᴏ? Tᴀɴᴅᴀɪ ʏᴀ.

ɦαρρყ ɾεα∂เɳɠ -----------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ɦαρρყ ɾεα∂เɳɠ
-----------------------------------

Hari ini adalah hari Rabu.

Hari dimana yang membuat Jia sangat bahagia karena bisa menjalani kehidupannya seperti biasanya.

Kehidupannya kembali seperti semula.

Ya, hari ini Jia di izinkan sekolah walaupun sempat ada beberapa rintangan.

Dengan wajah berseri-seri Jia menata rambutnya serapi-rapi mungkin dan segera turun untuk sarapan. Di ruang makan sudah ada beberapa saudaranya yang duduk di kursi mereka masing-masing.

Sejak tadi, senyum Jia tidak pernah pudar, dia benar-benar merasa senang.

Jia pun kembali memikirkan perdebatannya semalam dengan para kakaknya.

[FLASHBACK ON]


"Baiklah. Kakak akan memberikan mu pilihan..."

Darka menggantung kalimatnya.

"Kalau kamu Jujur, besok lusa kakak izinkan sekolah. Bagaimana?"

Kalimat yang benar-benar membuat Jia bingung, pusing dan panik bercampur menjadi satu.

Tentu dirinya sangat ingin kembali bersekolah, tetapi tidak mungkin ia jujur bahwa Ava lah yang membuatnya luka seperti ini. Kalau ia mengatakan secara jujur, pasti Ava akan menjadi incaran kakak sulungnya dan akan menderita lagi.

Jia tidak setega itu dengan sahabatnya.

Jia menghela nafas berat, lagi-lagi kakaknya membuat pernyataan dan pertanyaan yang cukup menyulitkan.

"Jia." panggil Darka dengan aura tegasnya. Darka hanya berharap adiknya bisa lebih terbuka dari sebelumnya.

Jia melirik Darka lalu kembali menunduk. Darka yang melihat itu segera mengangkat dagu adiknya menggunakan telunjuknya.

"Seorang princess Aksara dilarang menundukkan kepalanya." kata Darka.

Jia tersenyum kecil mendengarnya.

"Ayo sekarang ngomong." pinta Darka.

"Kak, sebenarnya Ava yan-"

Belum sempat Jia melanjutkan kalimatnya, terdengar suara pecahan gelas di pintu ruang medis.

"AVA?!"

Tanpa sengaja Farrel memecahkan gelas yang berada di genggamannya.

"Kak tolong dengerin penjelasan Jia dulu," mohon Jia. Dia tidak mau seluruh saudaranya langsung emosi dan menyimpulkan masalahnya sendiri.

My Possesive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang