Typo Bertebaran -!
📖Happy Reading 📖
"Kalian semua pulang ke Mansion. Biar Gue yang jaga Jia" Ucap Darka dengan tatapan dinginnya.
"Apa?! Jia lagi kritis! Kenapa lo nyuruh kita pulang?! " Azri tidak terima dengan keputusan kakak tertuanya. Walaupun dia anak tertua, tidak boleh seenaknya membuat keputusan.
"Gibran, Farrel kalian besok sekolah kan? Revan, besok kuliah. Dan lo Azri, Untuk sementara lo yang ngurus perusahaan. Biar gue yang jaga Jia" Mereka berempat mengumpat di dalam hati. Tapi mereka masih menghargai Darka.
"Kuliah? Sekolah? Perusahaan? Bullshit! Itu bisa diurus bang! Sekarang Jia yang paling penting! " Revan Menggeram kesal.
"Sayang. Bener apa kata Darka. Kalian semua harus pulang. Masih banyak waktu untuk ngejagain Jia. Lagi pula disini kan ada Bunda sama Ayah" Alya bersuara. Dia tidak mau anak anaknya bertengkar hanya karena hal sepele.
"Tapi bun-"
"Bener kata bunda kamu Gibran. Kalian harus pulang. Ayah gak mau kalian izin sekolah hanya Karena Jagain Jia" Mereka semua menatap Ayah nya dengan tatapan tidak percaya.
"Oke Fine. Kita pulang" Dengan kompak mereka meninggalkan ruangan Jia. Bahkan mereka tidak menyalami Bunda dan Ayahnya. Saat ini Mereka sedang dikuasai dengan emosi.
"Darka. Ada yang mau Ayah omongin" Willson menyuruh Darka untuk keluar dari Ruangan. Setelah itu mereka ke kantin yang tak jauh dari ruangan Jia.
"Kenapa yah? "
"Siapa yang menyakiti Jia?"
"Tuan Putra Maurer. Teman yang selama ini papah percaya" Darka terkekeh meremehkan.
Willson mengepalkan tangannya. Bisa bisanya dia menyakiti Jia yang kedua kalinya?!
"Maurer Brengsek!"
Darka menoleh ke arah Ayahnya yang rahangnya telah mengeras. Cih, ini juga salah Ayahnya. Kenapa Ayahnya menyuruhnya Datang ke pesta sialan itu?
"Untuk kedua kalinya kau menyakiti putri ku Maurer! " Willson memukul pahanya secara membrutal.
"Apa maksud Ayah?! " Seketika emosi Darka memuncak. Jadi ini sudah pernah dirasakan Jia sebelumnya.
"Jia pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya" Seketika Wajah Willson menjadi lesu. Dia tidak sanggup mengingat putrinya yang berteriak histeris saat itu.
"Kenapa ayah gak cerita sama Darka?! " Darka berteriak. Habis sudah kesabarannya. Bisa bisanya Orang tuanya menyembunyikan Rahasia sebesar ini.
"Ayah terpaksa. Saat it--"
Kring Kring Kring
Ucapan Willson Terhenti saat mendengar suara di Handphone nya. Willson mengambil Handphone yang ada di sakunya.
"Halo"
"yah hikss.... "
"Bun? Kenapa nangis? " Seketika Willson panik. Takut terjadi apa apa dengan istri dan putri kesayangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Brother
RandomON GOING "Possesive" Hanya kata itu yang dapat mendiskripsikan watak kakak-kakaknya. Mereka selalu melarang Jia dengan alasan yang tidak masuk akal. Harta melimpah, bahkan bisa mengalahkan kekayaan seorang panggeran. 5 Kakak Laki laki Jia begitu Po...