Dua

364K 20.1K 2.4K
                                    

Kinar merebahkan tubuhnya dikursi kerja yang terasa sangat nyaman, Tadi setelah mendapat telfon dari Mitha yang menjadi susternya Kinara berlari dan meninggalkan balita itu di pelukan ayahnya dengan tangisan yang terdengar pilu.

Namun Kinar harus tetap pergi karena pasiennya sedang kritis, Kinar adalah dokter spesialis kanker.

Tok tok tok

"Masuk," ucap Kinar sembari memejamkan matanya.

"Dokter, anda dipanggil oleh dokter Satrio sekarang diruangannya." Kinar membuka matanya.

"Ya, sebentar lagi," jawab Kinar.

"Kalau begitu saya permisi dulu." Kinar mengangguk dan membiarkan Mitha berlalu meninggalkannya.

Kinar menghela nafas, Baru saja ia ingin istirahat sudah ada yang menganggunya dengan rasa malas Kinar melangkahkan kakinya menuju ruangan seniornya yang bertulis ruangan Dr spesialis kanker dengan nama panjang Satrio chandra yulianto dan Kinar akrab menyapanya Rio.

Kinar mengetuk pintu dan terdengar suara berat tersebut menyuruhnya untuk segera masuk.

"Kinar." Rio tersenyum ke arah sahabat sekaligus juniornya itu.

Tanpa menunggu perintah dari Rio, bokong Kinar sudah mendarat dengan mulus di kursi yang berhadapan dengan Rio.

"Ada apa?" Tanya Kinar ogah-ogahan.

Rio terkekeh mendengar Kinar yang langsung to the point, dokter yang berumur sekitar 30 tahun itu sudah terbiasa dengan kelakuan Kinar yang seperti itu

"Gue mau minta tolong sama lo."

"Apaan?" Tanya Kinar.

"Lo gantiin gue ya Nar ngerawat pasien gue." Kinar mendelik ke arah Rio.

"Lo gila ya? Gue harus ngerawat pasien lo yang sebanyak itu," pekik Kinar membuat tawa Rio pecah.

"Enggak semuanya Nar, cuma satu orang doang kok." jelas Rio.

"Ogah ah."

Kinar sudah pusing dengan pasiennya sendiri dan sekarang Rio menyuruhnya untuk merawat pasiennya.

"Nar bantuin gue Nar, Lo kan tau bini gue lagi bunting terus bentar lagi brojol jadi gue harus ngurangin waktu gue dirumah sakit dan nemenin dia." Kinar tetap menggeleng.

"Emang gak ada dokter lain selain gue? Kan masih banyak dokter yang lainnya," kesal Kinar.

"Dokter Emang banyak, tapi gue enggak percaya sama mereka. Gue cuma percaya sama lo," jeda Rio.

"Please Nar." Kinar menatap wajah Rio yang memelas membuat Kinar tidak tega dan menghela nafasnya.

"Tapi kalo gue enggak bisa ngerawat dengan baik gimana?" Tanya Kinar pelan.

"Gue yakin lo pasti bisa, Ntar Gue juga bakal banyak ngebantuin lo kok." Rio tersenyum lebar ke arah Kinar membuat gadis itu mencebik.

"Sebelum Gue pulang, Lo mau kenalan sama pasien gue?" Tawar Rio.

"Pulang?" Kinar menatap aneh ke arah Rio yang ingin pulang, biasanya cowok itu bisa dikatakan dokter paling rajin dan malas pulang.

"Gue ngurangin waktu kerja gue, kasian istri gue." Kinar mengangguk.

"Yaudah, ayo." Kinar mengikuti langkah Satrio yang mengajaknya ke ruangan khusus pasien VVIP.

Setelah sampai Rio masuk terlebih dahulu kemudian diikuti oleh Kinar. Kinar melangkah dan tersenyum kecil ke arah pasien wanita yang tengah terbaring.

ARKA (My Cool Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang