Kinar memeluk Bela dan Keano. Air matanya tumpah melihat wajah polos kedua anaknya. tangannya terulur membelai wajah Bela, mengecupnya kemudian hal serupa ia lakukan pada Keano.
"Bunda kok nangis?" tanya Bela.
"Bela tolong jagain adek ya," ucap Kinar.
Bibir Bela mengerucut, ia terdengar tak suka mendengar perkataan Kinar barusan, seolah-olah ia akan kembali kehilangan kasih sayang seorang ibu.
"Bunda kok ngomongnya begitu? Bunda mau tinggalin Bela ya?" mata Bela menyipit.
"Nggak sayang! Bukan begitu, bunda cuma minta Bela buat nemenin adek kan?"
"Bela nggak mau ikut ke rumah nenek deh, Bela maunya sama bunda aja."
Bela memeluk Kinar, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Kinar.
"Eh, kenapa? Kasian lho nenek udah capek-capek jemput Bela, masak Bela nggak mau ikut?"
"Tapi Bela maunya ikut sama Bunda, nggak mau ke rumah nenek."
Di ambang pintu Radit menatap Bela yang tengah memeluk Kinar, entah ada sesuatu yang ia rasakan tetapi ia tak tau apa itu, seperti penyesalan mungkin.
"Kasian nenek sama kakek udah capek jemput Bela. Bela ikut kakek sama nenek ya, biar adek juga ikut."
"Terus bunda nanti gimana?"
Bukannya menjawab pertanyaan Bela. Kinar malah memeluk kemudian mencium seluruh inci wajah Bela.
"Udah ya. Ada om Radit yang udah nungguin Bela," ucap Kinar.
Tangannya mengusap rambut Bela.
Radit berjalan mendekati mereka.
"Dit, jagain mereka ya."
Kinar tersenyum, bukan tersenyum tulus tapi terlihat seperti senyuman paksaan. Ia memberikan Keano yang tengah tertidur pada Radit, beruntungnya saat di ambil alih Keano masih belum juga terbangun.
"Nanti bunda nyusul ya," ucap Bela.
Kinar hanya tersenyum menatap Bela. Aurora dan Ghani tidak ikut masuk ke dalam kamar Kinar, ia hanya menyuruh Radit untuk masuk karena mereka bilang Kinar masih butuh waktu.
"Nar?" panggil Radit.
"Semuanya nggak bisa di selesaikan baik-baik gitu? Mungkin Ark-"
"Nggak apa-apa. Aku percaya kalau Aline bisa jagain anak-anak dengan baik. Tolong sampaikan salamku pada Aline, tolong sayangi Keano dan Bela dengan tulus."
Sebelum Radit menjawab, Kinar lebih dulu menutup pintu kamarnya.
Radit menatap nanar pintu tersebut, ia yakin ini bukanlah sesuatu yang mudah bagi Kinar.
"Nar, tapi anak-anak butuh kamu."
"Mereka hanya perlu membiasakan diri tanpa aku," jawab Kinar.
Tubuh Kinar bersandar pada pintu, tubuhnya kian tak mampu untuk sekedar menopang berat badannya.
Hancur sudah pertahanan Kinar untuk tidak menangis, rumah tangga yang masih seumuran jagung kini berada di unjung tanduk. Ia tak pernah menyangka jika masalah seperti ini akan menimpa rumah tangganya, padahal rasanya baru kemarin-kemarin ia bahagia karena ungkapan cinta Arka, tetapi sekarang? Ah ... yasudahlah.
🌸🌸🌸
Di kediaman rumah Aline, Arka tengah repot dalam tahap rias.
"Aline mana?" tanya Bani pada Dahlia.
"Mama nggak liat dari tadi, mungkin masih di rias," jawab Dahlia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA (My Cool Husband)
Romance"Tidak ada yang salah denganmu, Kau cantik... tapi aku tidak mencintaimu." Kinara Arabela tidak pernah menyangka jika pernikahannya hanya sebatas status, ia harus rela menghabiskan sisa hidupnya dengan pria yang tidak di cintainya. Sampai suatu hari...