Dua bulan setelahnya hidup Kinar sudah berjalan seperti biasa, dia bahkan sudah lupa dengan permintaan gila Arinda yang menyuruhnya menikah dengan Arka.
Pukul 9 pagi Kinar baru saja bangun, Sebenarnya dia sangat malas untuk sekedar membuka matanya saja setelah beberapa hari belakangan dia sibuk dengan pasiennya dan mumpung hari ini dia libur kemalasannya semakin bertambah.
Kinar menuruni anak tangga dan langsung menuju dapur, Kinar menajamkan pendengarannya ketika mendengar suara bariton yang sangat ia kenal. Kinar memejamkan matanya berharap suara itu hilang, namun bukannya hilang suara itu justru semakin terdengar dengan keras.
Kinar berjalan menuju sumber suara dan yang ia lihat ada si pemilik suara bariton itu siapa lagi jika bukan Arka dan ada Papanya. Pertanyaannya untuk Apa Arka ke rumahnya?
"Kinar? Udah bangun?" Kata Bayu, kemudian Arka juga menoleh.
Ada raut terkejut dari Arka namun segera dia kembali mendatarkan wajahnya.
"Eh, Pa iya Kinar mau ambil minum dulu," ucap Kinar.
"Sini dulu sayang, kenalan sama rekan bisnis Papa." Kinar membulatkan matanya.
Arka rekan bisnis Papanya? Serius? Demi apa?
"Eh, tapi kina-"
"Udah, sini yuk!" Bayu mendekat kemudian membawa Kinar dekat dengan Arka.
Jantung Kinar berdegup kencang, tatapan Kinar bertemu dengan mata tajam Arka yang tengah tersenyum.
"Kinar, Ini Pak Arka rekan bisnis besar Papa yang dulu Papa ceritain, dan Arka Ini Kinar putri semata wayang saya," Ucap Bayu memperkenalkan.
"Hay, Dokter Kinar," Ucap Arka dingin.
"Anda kok bisa tahu jika anak saya seorang Dokter."
"Dia adalah Dokter yang menangani istri saya," Ucap Arka.
"Hahaha rupanya kalian sudah saling kenal," Ucap Bayu.
"Pa, Kinar mau mandi dulu." Bayu mengangguk.
Mendapat kesempatan akhirnya Kinar berbalik lalu berjalan dengan cepat masuk ke kamarnya dan menutup pintunya.
"Ya ampun jantung, Please jangan keluar dari tubuh gue," Ucap Kinar.
Merasa detak jantungnya sudah normal, Kinar segera mengambil handuknya dan pergi mandi. Kemudian bersiap-siap dan turun ke bawah karena perutnya sudah keroncongan sedari tadi.
Sampai bawah Kinar hanya mendapati ayahnya seorang diri sambil mengutak atik laptopnya, Kinar mendekat dan duduk di sebelahnya. Merasa sofa bergerak, Bayu mengalihkan pandangannya.
"Emmm ... Papa sendiri?"
"Emang kamu liat Papa sama siapa lagi?" Jawab Bayu.
"Emm ... itu ... Pak Arka Udah pergi?" Cicit Kinar.
"Iya, dia barusan pulang katanya ada urusan keluarga," Jelas Bayu.
"Pak Arka orangnya ganteng ya, Udah gitu dia setia banget sama istrinya apalagi istrinya sangat cantik." Kinar menatap Papanya.
"Biasa aja sih," ucap Kinar.
"Kalau saja Pak Arka belum menikah, mungkin Papa bisa jodohin kamu sama dia." Kinar yang sedang minum tersedak mendengarnya.
"Kenapa?"
"Papa ngaco!" Ucap Kinar.
🌸🌸🌸
Malam harinya Kinar melangkah menuju balkon kamarnya, dia bisa melihat pemandangan Jakarta yang padat pada malam hari.
Mata Kinar perlahan memejam, menikmati dinginnya udara malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA (My Cool Husband)
Romance"Tidak ada yang salah denganmu, Kau cantik... tapi aku tidak mencintaimu." Kinara Arabela tidak pernah menyangka jika pernikahannya hanya sebatas status, ia harus rela menghabiskan sisa hidupnya dengan pria yang tidak di cintainya. Sampai suatu hari...