Empat belas

244K 17.1K 1.2K
                                    

Sudah Sembilan bulan Kinar menjadi seorang istri, namun sampai saat ini tidak ada perubahan signifikan yang terlihat dari hubungan mereka.

Arka masih tetap dingin pada Kinar, sedangkan Arinda sangat baik padanya namun beberapa bulan belakangan ini dia tak pernah bertemu dengan Arinda. Terakhir kali mereka bertemu adalah saat Kinar melihat Arinda check up di rumah sakit.

Rio sudah kembali menjadi dokter Arinda karena istri laki-laki itu sudah melahirkan anak pertama mereka, lalu Kinar tetap menjalani hari-hari seperti biasanya.

Arka sangat jarang pulang ke rumahnya, biasanya dia akan pulang satu minggu sekali atau bahkan tak pulang sama sekali, meskipun pulang juga interaksi mereka tak banyak hanya Kinar yang menegur sapa atau hanya mereka sama-sama dia.

Kinar agak nyesek sih sebenarnya melihat tingkah laku suaminya yang akan sangat berbeda ketika bersama dirinya dan saat bersama Arinda, Arka seperti memiliki kepribadian yang ganda.

Saat bersama Kinar, Arka manjadi laki-laki yang tak tesentuh lalu saat bersama Arinda, Arka akan berubah menjadi laki-laki lembut, ceria dan banyak berbicara. Awalnya Kinar merasa cemburu, tetapi belakangan ini dia sudah terbiasa dengan semua itu.

Kinar saat ini sedang istirahat di taman belakang rumah sakit saat ini. kinar menutup matanya sembari menyenderkan kepalanya di bangku taman, dan saat sedang beristirahat bajunya serasa di tarik.

“Uda?” ucap anak laki-laki tersebut.

Kinar langsung membuka matanya dan melihat dua anak kecil yang sangat ia kenal tengah berdiri di depannya.

“Hay sayang, kalian di sini sama siapa?” tanya Kinar pada Keano dan Bela.

Balita laki-laki itu sekarang sudah bisa berjalan, bahkan dia juga sudah bisa berbicara meskipun masih cadel dan terdengar tidak jelas, namun itu terlihat menggemaskan bagi Kinar.

“Sama kakek dan nenek, tapi tadi kakek pergi bertemu paman Radit sedangkan nenek sedang mengobrol bersama temannya di kantin.” Ucap Bela.

“Kok kalian bisa ke sini? Nenek tahu nggak? Nanti kalau kalian di cariin gimana?” tanya Kinar menatap khawatir pada kedua anak tersebut.

“Belum Bunda, lagian juga nenek nggak mau dengar dia kan sibuk sama temannya,” Bela mengerucutkan bibirnya lucu.

“Uda...  Nain (main) ?” ucap Keano dan mengeluarkan puppy eyesnya.

“Iya sayang, tapi kita cari Nenek dulu ya takutnya nanti Nenek ngira kalian hilang!” ucap Kinar.

“Nggak usah Bunda, Bunda nemenin kita bermain aja!” ucap Bela.

“Tapi nanti nenek khawatir sayang,” Kinar mengelus rambut Bela lembut.

“Nenek nggak akan khwatir kok, lagian udah biasa.”

“Baiklah, kalau begitu,” ucap Kinar.

“Yeeay!” pekik Keano.

Kinar yang gemas mendekati Keano dan mencium pipi gembul anak tirinya tersebut. Bela yang tidak di cium oleh Kinar mengerucutkan bibirnya.

“Bunda…Bela juga mau di cium!” rengek Bela manja.

Kinar terkekeh kemudian memberikan kecupan pada pipi Bela membuat anak perempuan tersbeut girang. Mereka kemudian bermain, melakukan apapun yang bisa di lakukan dari kejar-kejaran bahkan sampai tiduran di rumput.

Sekitar dua jam mereka bermain tanpa ingat wkatu. Kinar berpamitan karena harus kembali mengecheck pasiennya, dan saat ia hendak pergi Aurora datang.

“Hai, cucunya Nenek,” sapa Aurora pada Keano dan Bela.

“Hallo, Nenek!” sapa mereka manis.

ARKA (My Cool Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang