Delapan belas

263K 17K 280
                                    

Seminggu sudah semenjak kejadian di antar oleh Arka, Kinar fikir hubungannya dnegan laki-laki tersebut akan membaik tapi Arka malah balik menjadi laki-laki kutub.

Kinar masih menginap di sana, entah sampai kapan. Mungkin sampai Arinda 40 harian baru dia akan pulang, lagipula dia tak mau meninggalkan Bela dan Keano dalam keadaan Arka yang masih berduka seperti ini, dia ingin memberikan Arka waktu dulu untuk menenangkan diri, sampai waktunya nanti dia akan membicarakannya pada Arka bahwa ia akan pulang.

Sebenarnya Kinar khawatir dengan kesehatan Arka, karena sudah dua minggu lebih laki-laki tersebut selalu pulang larut malam dan akan berangkat sangat pagi.

Selama Kinar tinggal di sini juga dia tak pernah masuk ke dalam kamar Arka, yaiyalah orang selama dia nginap dia tidur di kamar tamu, kadang-kadang kamar Bela atau kamar Keano. dia tidak tahu bagaimana bentuk dan isi kamar Arka. Beruntung Kinar bukanlah tipe perempuan yang ketika kepo akan berbuat nekat seperti masuk ke dalam kamar Arka misalnya, dia masih menghargai privasi orang. Eh, tapi kan Arka suaminya.

Saat ini perempuan tersebut tengah bersiap-siap untuk ke rumah sakit setelah sebelumnya dia shalat subuh, setelahnya baru membuat sarapan.

Sarapan hari ini Kinar ingin dirinya yang membuatnya, Bi Asih dia suruh untuk mengurus Bela. Kalau kalian bertanya di mana baby sitternya Keano? Dia sudah di pecat oleh Arka, jangan di tanya kenapa? Bukan karena dia sudah bangkrut, bukan. Tapi karena katanya ada Kinar yang akan menjaga Keano, Kinar sempat mendengus namun tetap saja dia mengurus Keano.

Kinar membuat roti selai, roti dengan selai kacang. Bukan untuk dirinya, melainkan untuk Arka. Hari ini dia akan membuatkan Arka bekal, karena kalau di suruh untuk sarapan maka Arka akan menolak mentah-mentah.

Arka menuruni anak tangga dengan langkah yang tergesa-gesa, selalu seperti itu setiap pagi. Kinar yang melihatnya buru-buru melangkahkan kakinya mengejar Arka. Saat melihat wajah Arka, wajahnya terlihat kelelahan dengan kantung mata yang hitam dan terlihat stress dari hari-hari kemarin.

“Bekal buat sarapan, kalau kamu nggak mau makan di sini nanti kamu bisa makan di kantor,” ucap Kinar.

Kinar bisa melihat jika Arka menatapnya sendu, Arka langsung mengambil bekal tanpa berkata apapun. Kinar hanya melongo, laki-laki itu bahkan tak mengucap sepatah katapun, Kinar sedikit kesal di buatnya.

Kinar segera menghabiskan rotinya dan meminum susu dengan cepat setelahnya dia berpamitan pada Bela dan Keano untuk pergi ke rumah sakit.


🌸🌸🌸


Jam lima sore, Kinar baru saja sampai di rumah. Perempuan itu memijit pelipisnya, karena jadwalnya hari ini benar-benar padat bahkan dia hanya bisa istirahat saat jam makan siang setelahnya dia kembali di sibukkan dengan jadwalnya.

Kinar masuk rumah, tapi ada yang aneh di garasi ini. di sana ada mobil merdez bens Arka, tidak biasanya Arka pulang jam segini, biasanya laki-laki itu akan pulang saat semua orang sudah tertidur, saat akan pagi, atau bahkan tak pulang ke rumah.

Saat Kinar masuk, dia melihat Kinar melihat adanya sepatu Arka namun hanya sebelahnya saja.

“Bi Asih!” panggil Kinar sambil berjalan menuju Bi Asih yang terlihat tengah memungut sepatu Arka.

“Eh, iya mbak?” terlihat Bi Asih yang terlonjak kaget karena panggilan Kinar.

“Mas Arka sudah pulang ya?” tanya Kinar.

Bi Asih mengangguk.

“Tapi Bibi ngapain mungutin sepatunya mas Arka?” Kinar menatap tangan Bi Asih yang tengah memegang sepatu sebelahnya Arka, entah kemana juga yang sebelahnya.

“Anuu…itu Mbak, tadi tuan Arka pulangnya sambil marah-marah gitu,” jawab Bi Asih.

Kinar mengerutkan dahinya.

“Bela sama Keano di mana?” tanya Kinar yang tak mendengar kedua anaknya.

“Mereka tadi di jemput sama Nyonya, kata Nyonya tadi dia udah ngehubungin Mbak tapi mbak nggak angkat telfon Nyonya jadi dia nitip pesan sama Bibi kalau mbak pulang di suruh kasih tahu kalau Den Keano sama non Bela di bawa jalan-jalan sama Nyonya!” jelas Bi Asih.

Kinar menepuk jidatnya, dia sedari tadi tak pernah mempunyai waktu untuk membuka ponselnya. Dengan segera dia membuka tasnya dan merogoh ponsel berlugu apel yang tak utuh tersebut.

Dan benar saja di sana ada banyak sekali panggilan tak terjawab dari Mama mertuanya, ada SMS juga di sana.

“Ya udah deh, Bibi nggak usah masak buat makan malam nanti biar Kinar aja yang masak!” ucap Kinar.

Bi Asih mengangguk, kemudian Kinar berjalan menuju kamarnya untuk bersih-bersih kemudian keluar ke dapur untuk masak.

Kinar tak berniat untuk masuk kamar Arka, karena dia fikir Arka hanya marah-marah biasa jadilah dia lebih memilih untuk menyibukkan diri di dapur.

Malampun tiba, Kinar memandang pintu bercatkan putih tersbebut tak ada tanda-tanda bahwa Arka akan keluar untuk turun makan malam. Kinar pun berniat mengetuk pintu kamar Arka.

Dua kali ketukan dan hasilnya nihil, Arka sama sekali tak membuka pintu kamarnya membuat Kinar kesal bukan main. Akhirnya dia berniat masuk ke dalam kamar Arka.

Ceklek

“Arka!” panggil Kinar.

Kamar Arka gelap, Kinar berusaha mencari tempat saklar lampu dan akhirnya berhasil. Tempat itu menjadi terang dan Kinar dapat melihat di sana jika kamar Arka sudah seperti kapal pecah.

Kinar melihat Arka yang tertidur dengan posisi tengkurap dan keringat yang bercucuran di semua badannya. Kinar menatap prihatin dengan kondisi Arka, Kinar memegang jidat Arka dan meringis karena jidat Arka yang snagat panas.

Kinar mengambil baskom dengan air panasa dan sebuah lap. Kinar menyeburkan lap tersebut ke dalam baskom dan menaruh di kening Arka.

Kinar mengelus rambut Arka lembut dan menggumamkan kata maaf karena selama ini dia tak pernah memperhatikan Arka lebih, sampai Kinar tidak sadar jika dia sudah dua jam menemani Arka dan melewatkan makan malamnya.

Rasa kantukpun kini mulai melanda Kinar, saat dia hendak pergi tidur tangannya di tahan oleh Arka.
“Jangan tinggalin aku, aku mohon!” Arka menarik Kinar hingga perempuan itu jatuh ke kasur.

“Mas..” liri Kinar saat di rasa posisinya sudah tidak aman dengan Kinar yang berada di bawah dan Arka di atasnya.

“Tidur di sini sama aku!” ucap Arka kemudian memeluk tubuh Kinar.

“Good night!” bisik Arka dan mencium pucuk kepala Kinar lembut.

Kinar masih mematung di tempatnya, antara senang dan sedih. Senang karena mendapat perlakuan manis seperti itu, dan sedih karena Arka melakukannya dalam keadaan tidak sadar.

Tak lama kemudian terdengar dengkuran halus yang berasal dari Arka, saat Kinar hendak melepaskan pelukan Arka, laki-laki itu malah semakin mengeratkan pelukannya membuat Kinar menghela nafas.

Kantuk pun melanda Kinar hingga tak lama kemudian matanya terpejam dengan sempurna.

Bersambung...

***
Uwuwu bobok bareng nih emak bapaknya Keano ama Bela. Cieee!

ARKA (My Cool Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang