Nih bonus:)
“Kinar! Kamu mau menikah dengan Arka?” tanya Bayu.
Kinar menatap Arinda yang juga tengah menatapnya, seolah berkata ‘aku mohon, terima’, sebentar Kinar memejamkan matanya dan mengangguk.
“Baiklah, tapi dengan syarat bahwa kalian semua harus bisa membahagiakan anak saya dan satu lagi orang tua Arka harus menerima anak saya dengan ikhlas!” ucap Bayu datar.
“T-terimakasih tuan!” Arinda tersenyum senang.
“Kapan acara lamarannya?” tanya Bayu.
“Satu minggu lagi!” ucap Arinda.
“Baiklah!” ucap Bayu kemudian berlalu meninggalkan Arinda.
“Aku senang akhirnya kamu dan Papamu menerima pernikahan ini!” Arinda menggenggam tangan Kinar sembari tersenyum.
“Aku janji, aku bakalan pastiin kalau Arka bakalan cinta sama kamu!” ucap Arinda.
Setelahnya Arinda pamit pulang dan Kinar mengantarnya sampai di depan pintu lalu kembali masuk ke dalam kamarnya.
Kinar berbaring di kasur kamarnya dan meratapi nasibnya di masa yang akan datang.
Ting!
Notifikasi masuk ke dalam ponsel Kinar, dengan cepat dia meraihnya dan melihat siapa yang mengiriminya. Ternyata Mitha, hampir saja dia melupakan jika malam ini ada pasiennya yang akan check dengan cepat Kinar bersiap-siap dan pergi ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, Kinar segera berlari dan menyusuri koridor rumah sakit dan langsung menuju ruangannya.
“Pasiennya udah sampai?” tanya Kinar pada Mitha.
“Udah dok, mau langsung mulai?” Kinar mengangguk.
Setelahnya check dimulai sampai hampir dua jam an baru selesai, Kinar meregangkan ototnya yang terasa pegal sambil memejamkan matanya.
“Capek banget!” Kinar membuka matanya kemudian dia terpaku melihat wajah Radit yang sudah duduk berhadapan dengannya.
“Eh, dokter Radit. Ada apa ya?” tanya Kinar kikuk.
“Enggak ada sih, Cuma pengen main-main aja!” balas Radit santai.
“Lagi banyak masalah ya?”
“Nggak kok!” balas Kinar.
“Keluar yuk!” ajak Radit.
“Kemana?” tanya Kinar.
“Ke KUA!” canda Radit.
“Hah? Apa?” tanya Kinar.
Radit terkekeh membuatnya terlihat sangat tampan.
“Nggak kok. Ayo keluar!” Radit menarik tangan Kinar untuk keluar.
“Kamu lagi banyak masalah ya? Keliatan banget wajah kamu keriputan!” ledek Radit.
“Nggak kok, Dokter sok tau!” ucap Kinar.
“Panggil Radit aja, Nar. Lagian kita juga di luar jam kerja jadi manggilnya nggak usah pake pak ataupun Dokter!” ucap Radit.
“Kalau git om Radit?” tanya Kinar sembari terkekeh.
“Enak aja!”
Kinar semakin tertawa melihat wajah Radit yang kesal akibat ulah Kinar barusan.
Saat mereka tengah berjalan menuju taman, tiba-tiba Arka muncul dari arah berlawanan. Kinar dan Arka sempat saling menatap lalu kemudian Kinar menatap ke arah lain.
“Aku nyari ke ruangan kamu, ternyata di sini!” ucap Arka.
“Hehehe, lagi nemuin calon. Emangnya kenapa sih?” tanya Radit.
Kinar sedikit kepedean karena ucapan Radit barusan, Kinar yakin jika pipinya sekarang sudah merah merona. Tatapan Kinar beralih pada Arka yang kini tengah menatapnya, raut wajah laki-laki itu terlihat berubah ketika mendengar perkataan Radit barusan seperti tengah marah.
“Bisa bicara sebentar?” ucap Arka pada Radit, Kinar yang mengerti segera berpamitan pada mereka berdua.
“Cantik gitu, yakin lo nggak mau jadi suaminya?” tanya Radit setelah Kinar pergi.
“Minggu depan, acara lamarannya!” jawab Arka lirih.
“Hah? Serius lo?” tanya Radit melotot.
“Mending lo nggak usah deketin dia, bentar lagi dia jadi istri gue!” ucap Arka.
Kinar melirik arlojinya sudah hampir jam 11 dengan segera dia mengambil tasnya dan berpamitan pada Mitha untuk pulang.
Saat di parkiran, Kinar melkihat ada Arinda yang tengah berdiri di samping sebuah mobil, Kinar berhenti sejenak melihat aktifitas Arinda.
Terlihat Arka berjalan menuju Arinda, kemudian Arinda menyambutnya dengan hangat lalu Arka mencium kening Arinda.
Saat hendak masuk mobil, Kinar tersenyum ke arah mereka. Kinar merasa sakit melihat Arka dan Arinda yang seperti tadi, tapi apa haknya untuk cemburu bukankan Kinar bukan siapa-siapa Arka mungkin hanya calon istri, tapi apakah Kinar bisa mengganti posisi Arinda besok setelah menikah?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA (My Cool Husband)
Romance"Tidak ada yang salah denganmu, Kau cantik... tapi aku tidak mencintaimu." Kinara Arabela tidak pernah menyangka jika pernikahannya hanya sebatas status, ia harus rela menghabiskan sisa hidupnya dengan pria yang tidak di cintainya. Sampai suatu hari...