Tujuh

246K 17.6K 712
                                    

"Nggak!" Tolak Arka cepat.

Kinar terkejut karena lagi dan lagi Arinda mengatakan hal tersebut.

"Arka aku mohon, anggap aja ini permintaan terakhir aku." Arinda menggenggam tangan Arka, sedangkan laki-laki itu memejamkan matanya tak lama kemudian air matanya terjatuh.

"Aku mau kamu nikah sama Kinar, ini permintaan terakhir aku sebelum pergi. Biar aku juga bisa tenang di sana." Arka mengeratkan rahangnya sembari membuka mata dan menatap wajah pucat istrinya.

"Please, seenggaknya kalau kamu nggak mau fikirin Keano sama Bela, demi mereka," lirih Arinda.

Arka terdiam, membuat Arinda menghela nafas sedangkan Kinar menahan nafas karena merasa tak enak pada Arka terlebih lagi pada Ghani dan Aurora yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan yang tak dapat di artikan. Keano sudah dan Bela sudah di ajak keluar oleh babby sitter.

Kinar benar-benar berharap jika Arka menolak permintaan Arinda.

"Baik, aku mau nikah sama Kinar," Lirih Arka.

Kinar membulatkan matanya, tak percaya dengan apa yang Arka katakan barusan. Menikah dengan Arka? Dan dijadikan madu?

Arinda tersenyum mendengar keputusan suaminya begitupula dengan Ghani dan Aurora yang saling menatap.

"Kinar, kamu mau kan jadi istri Arka?" Tatapan mereka kini beralih pada Kinar yang sudah memejamkan matanya.

Kinar membuka matanya kemudian menahan nafas.

"Kinar?" Panggil Arinda lagi karena tak kunjung mendapat jawaban dari Kinar.

"Maaf, bukan maksud saya lancang tapi pernikahan bukanlah sebuah permainan yang bisa seenaknya di lakukan," Ucap Kinar kemudian berlalu.

Kinar menatap Bayu yang terduduk sambil dan bercanda dengan Keano dan Bela Sesekali Bayu tertawa mendengar guyonan Bela begitu juga dengan Keano.

"Kamu nggak sayang sama Keano dan Bela?" Kinar mengalihkan tatapannya pada wanita paruh baya yang entah kapan sudah berdiri di sampingnya.

"Kamu tega lihat Keano dan Bela kehilangan ibunya? Mungkin tidak sekarang, tapi nanti. Suatu saat Arinda akan meninggal karena penyakitnya dan kedua anak itu akan kehilangan kasih sayang ibunya, mungkin saya masih bisa mengurus Bela, tapi Keano? Dia masih terlalu kecil dan masih sangat membutuhkan kasih sayang terlebih dari seorang ibu," Jelas Aurora.

"Saya yakin, saya bisa membuat Arinda sembuh." Nada bicara Kinar terdengar percaya diri.

"Kita tak bisa mendahului takdir tuhan Kinar! Mungkin kamu bisa berkata seperti itu tapi bagaimana jika tuhan berkata lain. Harus kamu ingat jika kematian, jodoh dan lainnya sudah di atur sama tuhan, mungkin kamu bisa menyembuhkan pasien tapi itu bukanlah kehebatan dari kamu melainkan atas izin tuhan."

"Kamu hanya perantara menyembuhkan orang," Ucap Aurora lagi.

Kinar tak tahu bagaimana perasaannya saat ini, ingin marah, sakit, tak terima dengan apa yang terjadi saat ini.

"Kalau kamu gak mau menikah karena Arka kamu harus liat Keano."

"Tapi pernikahan bukanlah sebuah lelucon, mungkin saya bisa memberikan Keano dan Bela kasih sayang dan mereka mau menerima saya. Tapi bagaimana dengan Arka? Apakah dia bisa menerima saya sebagai istrinya, saya mau menikah dengan orang yang mencintai saya dan saya mencintai dia bukan orang yang cintanya pada wanita lain." Runtuh sudah, pertahana Kinar untuk tidak menangis kini tak bisa di bendung lagi.

"Saya sangat menerima kamu sebagai menantu saya, mengenai Arka saya rasa dia hanya butuh waktu dan orang lain untuk menenangkannya," Ucap Aurora lembut.

ARKA (My Cool Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang