Lima

272K 17.3K 962
                                    

Arka pov:)

Aku keluar dari ruangan istriku dengan perasaan marah, kecewa tentu saja karena permintaan konyolnya itu. Dia fikir menikah segampang itu? Terlebih lagi hatiku hanya untuk Arinda bukan orang lain.

Menikah lagi? Poligami? Bercerai? Itu semua tak pernah terlintas dalam fikiranku, Yang aku bayangkan adalah istriku sembuh, kita mengurus kedua anak lalu hidup bahagia.

Lalu permintaan istriku tadi? Menikah dengan Dokter Kinar? Yang benar saja, Aku bahkan sangat enggan melihat Dokter menyebalkan itu. Setelah bertemu di mall dia telah mengambil hati Keano, bahkan sekarang Bela juga memanggilnya dengan panggilan Bunda.

Aku benar-benar frustasi, Aku berjalan tanpa tujuan. Tatapanku terpaku pada gadis yang baru tadi istriku minta untuk menjadi madunya, Entah terbuat dari apa hati istriku itu. Jika wanita lain enggan berbagi dia malah menyuruhku untuk menikahi wanita lain.

Aku melihat dia berlari sembari membawa seorang anak kecil di kursi roda, Bisa ku tebak bahwa anak itu tengah menderita penyakit Kanker, Kalau kalian bertanya darimana Aku bisa tahu? Tentu saja dari Dokter menyebalkan itu memang pasien seperti apalagi yang ia tangani Jika bukan pasien penyakit Kanker.

Setelah punggungnya sudah tak terlihat Aku segera melangkahkan kakiku menuju ruangan Radit, sahabatku semenjak SMA. Aku perlahan membuka knop pintu ruangannya dan melihat dia yang tengah berkutat dengan pekerjaannya, segera ku ambil tempat duduk di depannya.

"Hufttt ... " Aku mengusap wajahku dan memejamkan mata.

"Kenapa?"

"Bahagia itu kayak gimana sih?" Dapatku dengar suara kekehan yang berasal dari Radit.

"Bukannya hidup kamu udah bahagia? Dapat istri cantik, Anak dua imut-imut lagi, Terus kamu udah mapan juga. Kebahagiaan apalagi yang kamu mau? Jangan serakah Ka." Aku membuka mataku perlahan.

"Gue pengen rasain bahagia yang sebenarnya dimana Arinda udah diterima sama keluarga aku, Arinda juga sembuh, dan yang paling penting Arinda gak minta aku buat nikah lagi." mata Radit seketika membulat.

"Hah? Serius kamu? Arinda nyuruh nikah lagi? Gila!" Pekik Radit.

"Berisik!"

"Kok bisa?"

"Dulu Arinda nyuruh aku janji sama dia. Dulu kalau aku bakal nikah lagi ketika Bela udah nemuin seseorang dan dipanggilnya Bunda." ucapku.

"Dan kamu setuju?" Aku mengangguk.

"Ternyata lo goblok juga Ka." Aku mendelik.

"Aku kira Bela enggak akan nemuin orang itu karena kamu tau kan Bela susah akrab sama orang lain."

"Terus sekarang Bela udah nemuin?" Lagi-lagi Aku hanya mengangguk.

"Siapa?" Tanya Radit lagi.

"Dokter Kinar," lirih Arka.

"WHAT? SERIUS? DEMI APA?!" Aku menutup kedua telinga karena mendengar pekikan dari sahabatku itu.

"Bukannya Dokter cantik itu-"

"Ck, cantik apanya!"

"Mata kamu katarak kayaknya, Dokter Kinar secantik itu dan kamu bilang enggak cantik? Kamu udah enggak waras." Radit menggelengkan kepalanya.

"Ck, Diem. Gue butuh ketenangan." Radit hanya mengendikkan bahu lalu menatap sahabatnya itu.

Aku hanya diam setelah menyuruh Radit untuk tak berbicara lagi, Yang kubutuhkan sekarang hanyalah ketenangan.

ARKA (My Cool Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang