"Tidak ada yang salah denganmu, Kau cantik... tapi aku tidak mencintaimu."
Kinara Arabela tidak pernah menyangka jika pernikahannya hanya sebatas status, ia harus rela menghabiskan sisa hidupnya dengan pria yang tidak di cintainya. Sampai suatu hari...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Uwuwu siapakah ini??
Selamat membaca.
"Kalau bukan Arka terus siapa laki-laki yang seharusnya bertanggung jawab itu?" tanya Bani.
Aline menghapus air matanya, sebelum menjawab matanya menatap Arka penuh penyeselan, kemudian kini ia menatap lelaki yang tengah berdiri di sampingnya, tangan lelaki tersebut menggenggam jemari Aline dengan kuat.
"Papa?" gumam Arka.
Arka menatap tak percaya pada apa yang ia lihat sekarang ini. Ternyata orang yang melakukan semua ini adalah Bayu, mertuanya sendiri.
"Maafin aku yang udah mencoba untuk menjebak mas Arka. Tapi waktu itu aku frustasi karena mas Bayu nggak mau tanggung jawab. Aku nggak mau ngegugurin dia, aku udah terlanjur sayang. Tapi aku juga nggak mau anak ini lahir tanpa adanya seorang ayah. Setelah pulang dari rumah mas Arka entah kenapa aku jadi punya rencana seperti ini, dan waktu itu aku lagi buta banget karena yang aku fikirkan hanyalah bagaimana caranya supaya anak yang aku kandung ini punya ayah setelah lahir, bahkan aku sampai nggak perduli kalau harus menghancurkan rumah tangga mas Arka dan menipu semua orang," jelas Aline.
"Ini maksudnya apa?! Kenapa semuanya seperti drama?!" kata Bani.
Arka berdiri, menatap mertuanya dengan pandangan yang tak dapat di artikan.
"Papa-"
"Maaf, Arka. Seharusnya Papa yang bertanggung jawab bukan kamu. Anak yang di kandung Aline adalah anak Papa," ucap Bayu.
Wajahnya penuh dengan raut penyesalan, memang seharusnya Bayu lah yang bertanggung jawab karena ini adalah hasil dari perbuatannya.
"Tapi kenapa bisa?" tanya Arka.
"Biar Papa ceritain."
Bayu mengambil nafas kemudian menghembuskan nafasnya, menatap Aline dengan rasa bersalah. Tangannya terulur untuk menghapus air mata Aline. Barulah ia kembali berucap.
"Waktu itu Papa lagi di club, terus dalam keadaan mabuk berat dan pada saat itu Papa ketemu sama Aline yang juga tengah berada di sana. Kamu pasti kaget kenapa Papa pergi ke club? Waktu itu Papa kesepain, nggak punya teman. Kinar sudah menikah dengan kamu, nggak punya waktu buat jenguk Papa. Dan saat itu Papa lagi frustasi sama kerjaan yang menumpuk dan nggak ada habis-habisnya, jadi Papa coba buat melampiaskan ke club, niatnya biar Papa bisa melupakan pekerjaan sejenak. Tapi Papa malah kebablasan menodai anak orang." Bayu terkekeh.
"Besoknya ketika Papa bangun, Papa menyesal sama apa yang udah Papa perbuat semalam, Papa mencoba untuk nggak mengingat kejadian itu, tapi tetap aja nggak bisa. Satu bulan kemudian Papa ketemu sama Aline dan dia ngasih tau Papa soal kehamilannya. Dan bodohnya Papa waktu itu bilang kalau Papa nggak mau tanggung jawab, Papa mencoba meyakinkan Aline kalau itu bukanlah anak Papa, padahal udah jelas-jelas waktu itu Papa yang udah nodai dia."
