Hari yang ditunggu telah tiba, semua orang yang berada di rumah keluarga Bagaskara disibukkan denga kegiatan mereka.
Termasuk calon pengantin pria yang kini tengah di rapihkan dasi oleh sang istri pertama.
“Ganteng!” ucap Arinda sambil menatap lekat suaminya.
Sedangkan Arka juga menatap lekat istri tercintanya. Bisakah dia adil kepada kedua istrinya nanti? Apa Arka bisa untuk tidak menyakiti perasaan istrinya ini? Arka juga tidak tahu, yang pasti dia sudah berjanji pada dirinya bahwa dia hanya mencintai satu orang di dalam hatinya yaitu Arinda, bukan orang lain, Kinar hanya akan sebagai ibu tiri kedua anak mereka.
“Mulai sekarang kamu harus belajar mencintai Kinar, karena sebentar lagi dia akan menjadi istri kamu!” ucap Arinda.
“Aku cintanya cuma sama kamu!” Arka mengelus lembut pipi istrinya.
“Nanti! Kamu perlakukan Kinar seperti kamu memperlakukan aku ya!” ucap Arinda mencoba mengalihkan pembicaraan suaminya.
“Coba senyum sedikit sebelum keluar!” Arinda menarik kedua ujung bibir Arka membuat cowok itu tersenyum paksa.
Arka menarik Arinda dalam dekapannya, entahlah sangat berat jika sudah seperti ini.
Setetes air mata Arinda jatuh, ada banyak hal yang bersarang di kepala Arinda. Bisakah dia bisa melihat suaminya bersama wanita lain? Apa nanti dia akan kehilangan cinta suaminya? Atau mungkin bisakah dia berbagi?
“Maafin aku ya!” ucap Arka.
“Enggak, kamu nggak salah. Harusnya aku yang minta maaf karena nggak bisa jadi istri yang baik buat kamu!” Arinda mengurai pelukannya dan Arka menangkup wajah Arinda.
“Ssst…jangan nangis, aku cintanya cuma sama kamu!” tangan Arka mengusapi air mata Arinda yang membasahi pipinya.
Arka mencium kening Arinda dengan lembut dan penuh cinta, beberapa menit lagi dia akan menjadi suami bagi istrinya yang baru, tanggung jawabnya akan semakin besar dan bertambah.
Pintu kamar terbuka menampilkan Aurora dan Ghani yang berjalan ke arah mereka.
“Kita turun, penghulunya sudah datang!” ucap Ghani.
Terlihat Arka menghela nafas..
“Ayo!” ucap Arinda.
🌸🌸🌸
Kinar kini sedang terduduk sembari menatap pantulan dirinya di depan kaca, tinggal beberapa menit lagi statusnya akan berubah menjadi seorang istri, kinar terlihat sangat cantik dengan kebaya putih yang membalut tubuhnya. Riasan kepala make up menambah kesan cantik dan anggunnya.
Pintu kamar terbuka, cowok ganteng dengan tuxedo hitam melangkah mendekati Kinar. Bayu, Papanya Kinar itu terlihat tampan.
“Cantik sekali putri Papa!” ucap Bayu sambil berdiri di belakang Kinar dan mengusapi pundak Kinar.
“Makasih Pa.”
“Kenapa anak Papa keliatan sedih gitu?” tanya Bayu.
Kinar tak menjawab, ia malah menatap Bayu dari pantulan cermin.
“Maafin Kinar ya, Pa kalau selama ini Kinar suka ngebantah omongan Papa, suka marah-marah sama Papa, maafin Kinar juga yang belum bisa ngebahagiain Kinar” ucap Kinar menangis.
“Ssstt…kamu udah ngebahagiain Papa sejak kehadiran kamu di dunia ini!” tangan Bayu terangkat mengusap air mata yang membasahi pipi Kinar.
“Sebentar lagi Papa bakalan sendiri deh!” ucap Bayu.
“Kalau Papa mau nikah lagi, Kinar nggak apa-apa kok! Yang penting calonnya Papa perempuan baik-baik!” ucap Kinar.
Bayu tersenyum lembut.
“Papa lebih bahagia sendiri!” ucap Bayu membuat Kinar mendengus.
“Papa mau turun dulu, kamu bisa lihat ijab di tv dan nanti akan ada yang menjemput kamu!” ucap Bayu dan mendapat anggukan dari Kinar.
Setelahnya Bayu berjalan keluar dan pintu tertutup.
“Huuh…” Kinar menghembuskan nafasnya.
Kinar menatap ke arah tv yang menyala dan sedang menampilkan Bayu yang tengah berjabat tangan dengan Arka yang terlihat tampan dengan balutan jas dan pecinya.
“Arka Bagaskara, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya Kinara Arabella dengan mas kawin emas lima puluh gram dan uang sebanyak seratus juta rupiah dibayar tunai!”
Kinar meremas rok batik yang ia kenakan, matanya ingin menangis dan jantungnya seolah ingin keluar dari tubuhnya. Matanya tak sekalipun berkedip dari laya tv yang menayangkan proses ijab qobul dilantai bawah.
“Saya terima nikah dan kawinnya Kinara Arabella binti Bayu Nugraha dengan mas kawin tersebut tunai.”Arka mengatakannya sekali, tegas dan lengkap. Tidak ada guratan keraguan yang di pancarkan pada kalimat sacral tersebut. Ia paham betul jika kalimat yang tadi ia keluar dari mulutnya tidak akan bisa ditarik kembali.
“Bagaimana para saksi, sah?”
“Sah.” Diikuti riuk tepuk tangan.
Tak lama pintu terbuka dan menampakkan sosok lelaki tampan dengan balutan jasnya. Kinar menatap Rio dan Elsa sahabatnya.
“Selamat Nar, selamat!” ujar Elsa lalu memeluk Naya dengan erat.
“Udah ya Nar, kita turun sekarang!” Rio yang sudah Kinar anggap sebagai adiknya itu kini menyodorkan tangannya dan Kinar yang mengerti segera menggandeng lengan Kinar keluar diikuti Elsa yang tengah bunting.
Suara ketukan sepatu dan langkah menuruni tangga membuat perhatian mereka teralihkan, Arka mengalihkan pandangannya dan menatap kea rah dimana suara itu berada.
Arka menatap wajah cantik Kinar dengan datar, mata mereka sempat beradu hingga suara Arka sendiri yang memutuskan kontak matanya.
Setelah saling memasangkan cincin Kinar kembali menatap Arka.
Kinar mencium punggung tangan Arka dengan canggung. Kini resmi sudah statusnya menjadi nyonya Bagaskara. Semesta menjadi saksi perjanjian ikatan dua anak adam tersebut.***
Hay, jangan lupa vote dan komentar ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA (My Cool Husband)
Romance"Tidak ada yang salah denganmu, Kau cantik... tapi aku tidak mencintaimu." Kinara Arabela tidak pernah menyangka jika pernikahannya hanya sebatas status, ia harus rela menghabiskan sisa hidupnya dengan pria yang tidak di cintainya. Sampai suatu hari...