Empat puluh tiga

239K 13.3K 1.2K
                                    

Kinar berjalan membuka pintu, setelah mendengar ketukan tadi ia segera bergegas keluar. Ia yakin jika di balik pintu tersebut ada Bayu, dan Kinar berharap jika ucapan suaminya tadi hanyalah omong kosong semata. Menghela nafas terlebih dahulu kemudian menarik handle pintu.

Kinar menatap Bayu yang tengah berdiri di sana, Kinar tersenyum menyambut kedatangan Bayu yang sendiri. Namun, senyuman Kinar luntur ketika melihat wanita yang berdiri di belakang Bayu. Dia ... Aline, perempuan itu menatap Kinar dengan gugup.

"Pa. Ngapain Papa ajak dia ke sini?" tanya Kinar melirik Aline.

Rasa bersalah menyelimuti Bayu. Ia menatap Kinar dengan harap-harap cemas, ia takut jika Kinar tak mau memaafkannya.

"Kinar, maafin Papa."

Masih mencoba untuk berpositif thinking, berharap jika Bayu tak akan mengatakan jika ia yang telah melakukan perbuatan keji tersebut.

"Maksud Papa?"

Di lihatnya Bayu yang nampak menghela nafas terlebih dahulu.

"Ayo biar Papa jelaskan di dalam."

Kinar mengikuti langkah Bayu, di belakangnya ada Aline, dan Arka yang entah sejak kapan sudah berada di belakangnya.

Setelah mereka duduk. Bayu mulai membuka suara.

"Sebelumnya Papa benar-benar minta maaf, Papa juga nggak mau kejadian seperti ini terjadi, tapi tak ada gunanya juga menyesal, nasi telah menjadi bubur. Karena kesalahan itu sekarang Aline juga sudah hamil ... anak Papa."

Bagaikan tersambar petir.

"Maksud Papa apa?"

"Papa orang yang ngehamilin Aline."

Bagaikan tersambar petir kemudian masuk ke jurang. Setidaknya itu gambaran yang bisa di gambarkan untuk perasaan Kinar saat ini. Mulut Kinar bungkam. Air matanya lagi-lagi kembali jatuh, entah untuk yang ke berapa kalinya.

"Gimana bisa? Papa bohong kan? Kinar nggak percaya, kalau yang ngelakuin semua itu Papa," ucap Kinar.

"Nar," peringat Arka. Laki-laki itu mengelus lengan istrinya.

"Apapun itu alasan kamu buat menyanggah semua hanya sia-sia. Pada kenyataannya Papa lah orang yang telah membuat Aline hamil." Tegas Bayu. Tak ada raut keraguan sama sekali, meskipun dalam hati Bayu merasa takut luar biasa.

"Gimana bisa Papa ngelakuin semuanya?" teriak Kinar.

Bayu memejamkan matanya, ia akan terima konsekuensi jika Kinar akan marah padanya. Karena memang ini adalah kesalahannya dan ia pantas mendapatkan balasannya.

"Baiklah Papa akan menceritakan bagaimana kejadiannya. Tapi kamu tidak boleh menyela."

Kinar tak menjawab. Bayu mulai menceritakan semuanya, ia menceritakannya dengan rasa bersalah. Kinar menatap Bayu tak percaya, air matanya tak berhenti keluar.

"Papa minta maaf sama kamu. Kamu sekarang tau kan kejadiannya?" ada permintaan maaf yang lebih dalam, dari sekedar ucapan yang terbaca dari kedua mata Bayu.

Ia sedikit melirik Aline yang juga tengah menangis.

"Kinar gak bisa maafin Papa. Apa yang udah Papa perbuat bukan hanya membuat Kinar sakit hati, tapi juga semua orang. Gimana kalau tadi Papa nggak mau bertanggung jawab? Mas Arka pasti akan menikah lagi dengan Aline. Papa juga pasti tau kan kalau Aline yang ngejebak mas Arka? Dan itu semua ulah Papa. Karena Papa nggak mau tanggung jawab, dan parahnya lagi Kinar sampai marah-marah sama mas Arka karena masalah ini, karena Kinar fikir yang ngehamilin Aline itu mas Arka. Tapi kenyataannya Papa Kinar sendiri yang ngelakuin itu semua, harusnya Papa fikir lebih dulu kalau melakukan sesuatu."

ARKA (My Cool Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang