"Hah? Bunda?" Tanya Kinar, berharap mungkin saja telinganya tengah bermasalah."Iya Bunda, Keano kan manggilnya Bunda" jawab polos anak itu membuat Kinar semakin gemas.
"Keano siapa?" Tanya Kinar heran.
"Keano ya adiknya Bela bunda, bunda kan gendong Keano di mall waktu itu." Kinar sekarang mengerti, Gadis cantik didepannya ini adalah Gadis yang ia temui kemarin bersama Arka dan balita menggemaskan itu bernama Keano.
"Bunda Kok bengong."
"Eh, Saya bukan bunda kamu." ucap Kinar lembut.
"Bunda Kok jahat enggak mau ngakuin Bela jadi anaknya ya?" Mata Gadis itu terlihat berkaca-kaca.
"Eh, Bukan gitu nak. Kamu ngerti kan artinya bunda? Bunda itu yang ngelahirin Bela, sedangkan tante enggak ngelahirin Bela jadi tante ini bukan Bundanya Bela." Kinar berusaha memberikan pengertian pada Gadis kecil ini.
"Hiks.. hiks.. hiks... Bunda jahat enggak mau ngakuin Bela anaknya." Kinar meneguk ludahnya susah payah.
"Emm... aduh gimana nih!" Kinar jadi frustasi sendiri, sementara itu isakan Bela terdengar semakin keras.
"Iya Iya, Saya Bunda kamu!" Ucap Kinar membuat tangisan Bela mereda seketika.
"Beneran?" Bela mengusap air matanya, Kinar mengangguk.
"Bunda janji ya enggak akan ninggalin Bela sama Keano kayak Mama." Kinar menegang, dia tak tau harus apa.
"Emang... mama Kamu mau kemana?" Tanya Kinar pelan.
"Kata Mama, sebentar lagi dia mau pergi ke syurga." Kinar terdiam ternyata Bela sudah mengetahui penyakit Arinda dan Bela sudah diberi pemahaman sejak sekarang, Kinar semakin ingin menyembuhkan Arinda sekarang juga.
"Mama Kamu bakal sembuh, Bela," lirih Kinar.
"Ayo, bunda." Bela menarik tangan Kinar.
"Nona," Panggil baby sitter membuat Kinar dan Bela menoleh.
"APA?" Teriak Bela.
"Bela, Enggak boleh Teriak sayang," Ucap Kinar.
"Lagian sih Bi Asih enggak mau dengerin Bela, Bela kan maunya ketemu sama Mama." bibir mungil milik gadis itu mengerucut.
"Emm... Saya Kinar Bi." Bi Asih menatap wajah Kinar tanpa berkedip, Gadis didepannya ini benar-benar wow, cantiknya dapat, lalu dengan mudahnya dia mengambil hati Nona mudanya yang sangat keras kepala.
"Bi Asih, Bunda ngajak ngobrol!" Sentak Bela membuat Bi Asih tersadar dari lamunan dan membalas jabatan tangan Kinar.
"Udaa... udaaaa... " Kinar menoleh saat merasa bajunya ditarik, dia kembali menapati Keano tengah di gendong oleh seorang baby sitter.
Balita itu terlihat sangat lucu, Dengan gigi yang baru tumbuh di depan mulutnya.
"Udaaa..." Keano merentangkan tangannya dan Kinar mengambil alih Keano dari gendongan Baby sitter tersebut.
"Ya ampun, lucu banget sih" ucap Kinar gemas.
"Bunda, ayo!" Kinar kembali melihat Bela yang tengah mengerucutkan bibirnya.
"Mau kemana?" Tanya Kinar.
"Udah Bunda enggak usah banyak tanya, ayo." Bela menarik gangan Kinar.
Kinar menatap kedua baby sitter yang terdiam ditempatnya.
Bela membuka ruangan tempat Arinda, pemandangan yang ia lihat pertama adalah ada Arka yang tengah bermesraan. Kinar sedikit merasa mereka adalah pasangan favoritnya, karena terus menunjukkan kemesraan, selain itu mereka cocok karena wanitanya cantik dan prianya tampan.
"MAMA," Teriak Bela membuat senyuman terbit dari bibir Arinda.
"Hay sayang." Bela mendekat lalu Arka menarik Bela dan mengangkatnya untuk duduk di dekat Arinda.
"Mam... Ma.... Ma..." tawa keano terdengar sangat menggemaskan.
"Sini, sayang." Saat Arka akan mengambil alih Keano, balita itu malah bersembunyi di ceruk leher Kinar.
"Keano." Suara Arka terdengar geram.
"Udah Ka, Mungkin Keano takut sama kamu," ucap Arinda.
"Ma, Bela Udah nemuin bundanya Bela," Seru Bela membuat Arinda tersenyum sambil mengelus rambut putrinya.
Kinar jadi tahu mengapa Bela sangat cantik ternyata berasal dari benihnya Arinda yang juga sangat cantik.
"Oh ya, siapa?"
"Itu, Bunda Kinar." Mata Kinar hampir keluar dari tempatnya ketika mendengar pernyataan dari Bela barusan.
Arinda menatap Kinar dengan tatapan berbinar sedangkan Arka memilih keluar dari ruangan Arinda, kemudian Kinar menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.
"Bunda Kinar?" Tanya Arinda pelan.
"Iya Bunda Kinar, kemarin Keano sama Bela ketemu Bunda di mall." nada suara Bela tetdengar bersemangat.
"Ooh gitu." Arinda tersenyum lalu menatap Kinar.
"Udaa... uda... mo ucuu" Keano menatap Kinar lalu Kinar beralih menatap Arinda.
"Dia mau susu Kinar. Bela kamu tolong ambilin susu buat Keano di bibi bisa?" Bela berlalu meninggalkan mereka berdua.
"Saya senang ternyata dokter yang Saya dan Bela cari selama ini." Kinar menatap heran.
"Maksudnya?" Cicit Kinar pelan.
"Udaaaa.... udaa..." Keano mencubit hidung mancung Kinar membuat Kinar tergelak tawa.
"Keano sama Saya aja biar dokter bisa istirahat." saat Kinar hendak memberi Keano pada Arinda, balita itu malah menangis meraung.
"Eh, Sayang Ini Mama," Ucap Arinda.
"Udaa." Isak Keano sambil menepis tangan Arinda.
"Sama Mama aja ya? Bundanya capek, Mau istirahat," ucap Arinda berharap Keano mengerti dan menghentikan tangisannya namun Apa yang terjadi malah sebaliknya balita itu kembali meraung membuat Kinar tak tega.
"Kalau mbak Enggak keberatan saya mau nenangis Keano biar dia berhenti menangis."
"Kamu beneran Enggak apa-apa?"
"Iya." Kinar kembali mengambil alih Keano, dan benar saja balita itu berhenti menangis dan tak lama kemudian Bela datang dengan membawa sebotol susu.
Cukup lama menunggu sampai Keano tidur, meskipun tertidur balita itu akan menangis jika di ambil alih orang lain dan itu cukup membuat Kinar kewalahan karena harus menahan rasa pegal ditubuhnya.
Pintu terbuka, Arka masuk dengan membawa berbagai kantong belanjaan, kemudian pria itu menyapa istrinya dan mengabaikan keberadaan Kinar.
"Kamu ambil alih Keano gih, kasian dokter Kinar kalo harus gendong Keano gitu." Arka menoleh dan mengikuti instruksi istrinya untuk kemudian dengan Hati-hati mengambil alih Keano dari Kinar.
Jantung Kinar serasa mau melompat dari tempatnya kala melihat wajah tampan Arka dari dekat bahkan terlihat berkali-kali lebih tampan.
Kinar kemudian tersadar dari lamunannya, dan segera permisi keluar dari ruangan Arinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA (My Cool Husband)
Romance"Tidak ada yang salah denganmu, Kau cantik... tapi aku tidak mencintaimu." Kinara Arabela tidak pernah menyangka jika pernikahannya hanya sebatas status, ia harus rela menghabiskan sisa hidupnya dengan pria yang tidak di cintainya. Sampai suatu hari...