Tiga puluh lima

231K 13.2K 409
                                    

Kinar dan Aurora sedang berada di taman, sesekali baik Kinar maupun Aurora tertawa menanggapi cerita mereka tentang tanamannya di rumah.

"Dirumah itu, mama biasanya ngurus taman sendiri, papamu sibuk kerja terus mama nggak punya anak selain Arka sedangkan Arka anak cowok dia mana mau di ajak ngurusin taman kayak gini. Makanya mama senang banget sekarang pas tau kalau kamu bertanam, jadi besok pas nginap di rumah kamu bisa bantuin mama," ucap Aurora.

"Emangnya waktu mbak Arin masih hidup, dia nggak pernah bertanam?"

Aurora terlihat mengerucutkan bibirnya.

"Dia mah orangnya pemales, terlalu takut kukunya kena tanah," cibir Aurora.

"Nanti kamu nginep di rumah mama ya, nanti bantuin mama buat kue terus bantuin mama bertanam di taman."

"Boleh, tapi nanti masakannya di kasih aku ya, ma," ucap Kinar dengan candaan.

"Hahaha," tawa Aurora mendengar jawaban menantunya ini.

Mereka kembali tertawa karena candaan yang mereka lontarkan.

"Masuk yuk ma udah panas nih," ucap Kinar.

Aurora berhenti dari aktivitasnya, kemudian ikut berjalan masuk ke dalam rumah.

"Mama mau minum apa?"

"Nanti mama ambil sendiri aja," ucap Aurora.

Kinar beranjak, mencuci tangannya dari sisa-sisa tanah yang sudah mongering. Aurora sudah lebih dulu.

Aurora berjalan sendiri menuju dapur. Cuaca hari ini sangatlah panas, membuat tenggorokannya terasa sangat kering.

Kemudian Kinar dan Aurora memutuskan untuk bersantai karena merasa sangat lelah.

"Ma, Kinar boleh nanya gak?"

"Nanya aja, sayang," jawab Auora.

"Mas Arka pernah marah atau cemburu nggak?" tanya Kinar.

Sebenarnya dari kejadian semalam Kinar sangat ingin mengetahui lebih dalam mengenai suaminya.

"Marah? Cemburu? Arka marah sama kamu?" tanya Aurora.

"Eh, nggak ma...Kinar cuma pengen tau aja mas Arka itu orangnya gimana."

"Arka itu manusia biasa Nar yang pastinya pernah marah, pernah cemburu. Apalagi Arka itu orangnya cemburuan tingkat akut, kamu jangan sampai buat dia cemburu ya, Nar."

"Emmm, emangnya mas Arka kalau cemburu itu gimana sih ma?"

"Kalau dia marah biasanya masih bisa kamu rayu, tapi kalau dia cemburu duh mama nggak tau harus di apain tuh anak. Dulu mama pernah liat dia cemburu waktu Arinda nggak sengaja bawa tamu laki-laki ke rumah, memang sih Arinda yang salah dan kamu tau nggak? Setelah Arka pulang dia cuma diem, tapi auranya seram banget, kalaupun kamu ajak bicara biasanya dia akan neglantur kemana-mana, ngebahas tentang kekurangannya dia pokoknya semua kelemahannya dia, terus kamu bakalan di buatin pilihan, buat pilih dia atau orang itu." Kinar mengangguk.

"Kok mama bisa sampai tau spesifiknya?" tanya Kinar menyelidik.

"Waktu itu mama nggak sengaja dengar obrolan mereka di kamar." Aurora nyengir.

"Tapi Arka nggak ada main tangan kan sama kamu?" tanya Aurora memastikan agar anaknya tidak berlaku kasar pada menantu kesayangannya ini.

"Eh... nggak kok ma."

"Oh, kalian kalau berantem itu masalahnya di selesaikan dengan baik-baik, jangan pakai emosi, mikirnya pakai kepala dingin biar ngambil keputusan itu nggak ngawur ngelantur kemana-mana. Kalaupun masih belum bisa mikir lebih baik jangan ngambil keputusan dulu, tunggu sampai kepala kamu dingin, biar bisa berfikiran dengan jernih, kalau ada kesalahpahama kamu jelasin dengan jelas-jelas," nasihat Aurora.

ARKA (My Cool Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang