Tiga puluh delapan

209K 11.6K 847
                                    

Typo bertebaran:)




















Dengan terpaksa Arka meninggalkan kantor dan segera menuju rumah mertuanya, padahal pekerjaannya sudah sangat banyak di kantor. Tapi demi menuruti permintaan mertuanya akhirnya ia dengan berat hati memberhentikan kativitasnya.

Selama perjalanan Arka tak merasa curiga maupun lainnya.

Sesampainya di rumah mertuanya, dia melihat ada banyak orang yang tengah membuat dekorasi dan berlalu lalang yang sibuk. Arka fikir mungkin mertuanya akan mmebuat sebuah acara, tapi acara apa? Tidak mungkin 100 harinya Arinda, karena itu sudah berlalu.

Di depan pintu rumah ada Aline yang menunggu kedatangan Arka, dia langsung tersenyum kala melihat Arka yang datang.

Sedang Arka hanya menatap Aline datar, sungguh sebenarnya dia paling tidak suka melihat wanita licik seperti Aline ini, ada rasa jijik melihatnya tapi demi menghormati keluarga Arinda dia harus bersikap hormat.

"Mas Arka...akhirnya datang juga." Aline menggandeng tangan Arka.

"Ayo masuk dulu, kita bicara di dalam," ucap Bani.

Arka tetap diam kemudian mengikuti perintah Bani.

"Untung saja kamu datang, kalau nggak mungkin Papa akan mendatangkan wartawan dan membongkar semua kelakuan bejat kamu."

"Wartawan? Maksud Papa apa?"

Dahlia mengusap lengan Bani yang terlihat sedang menahan amarah.

"Apa maksud Papa kamu bilang?! Kamu masih punya malu nanya itu, hah? Kamu sudah merenggut kesucian Aline?! Dan kamu nanya ada apa? Dimana otak kamu Arka?!" bentak Bani.

"Maaf tapi Arka benar-benar nggak ngerti maksud Papa?"

"Aline hamil dan itu adalah hasil perbuatan bejat kamu!"

"Apa?"

"Nggak usah pura-pura terkejut, waktu Papa pulang dari Australia dan langsung ke luar kota waktu itu kamu nodai Aline, kan?"

Arka menghembuskan nafasnya kasar, matanya menatap tajam Aline yang menunduk. Dia sangat yakin jika dalang dari semua masalah ini adalah Aline.

"Tapi maaf Pa, Arka benar-benar nggak pernah nyentuh Aline waktu itu."

"Kalau bukan kamu memang siapa?! Kamu fikir Aline itu wanita murahan gitu?! Papa tau sekali kalau Aline itu anak baik-baik?!"

"Karena Papa adalah orang tuanya makanya Papa bilang dia baik, waktu itu Arka benar-benar nggak pernah ngelakuin apapun sama dia, waktu itu Arka cuma lagi minum dan tiba-tiba Arka kehilangan kesadaran."

"Jangan coba-coba mengarang cerita kamu! Pokoknya Papa nggak mau tau kamu harus tanggung jawab, Aline hamil anak kamu!"

"Maaf Pa, Arka nggak bisa karena Arka udah punya istri," ucap Arka dengan nada dinginnya, tatapannya ia datarkan.

"Papa nggak perduli, itu semua salah kamu jadi kamu harus tanggung jawab?!"

"Malam ini kamu menginap di sini dan besok acara pernikahan kalian akan dilaksanakan?!"

Arka menatap Bani dengan tatapan tak percaya.

"Arka nggak mau nikah sama dia." Arka menatap Aline tajam.

"Mau nggak mau kamu harus mau karena Aline sedang mengandung anak kamu."

"Tapi-"

"Kamu terima aja atau istri kamu akan Papa kasih tau tentang kelakuan bejat kamu. Tentunya kamu nggak mau kan kalau istri tercinta kamu itu sakit hati mendengar kabar seperti ini?"

ARKA (My Cool Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang