Rencana Yang Tidak Berhasil

818 78 3
                                    

Setelah peninggalan ustazah Salamah ke empat gadis cantik tersebut berada di dalam kamar dengan berkenalan.

"Hay, assalamu'alaikum" Ucap salah satu gadis putih tersebut kepada Citra.

Citra tidak menjawab nya, Citra hanya fokus melihat sekeliling kamar nya itu.

"Cit kalo ada yang memberi salam sebaiknya kamu jawab" Nasihat Ina kepada Citra.

"Apaa??, apa Lo bilang. Kamu?" Tanyanya heran dan di akhiri dengan tertawa.

3 Gadis yang berada dihadapan nya itu hanya bisa saling memandang satu sama lainnya.

"Gausah sok kampung deh Na baru juga  satu bulan disini hahaha, biasanya juga Lo gue kok" ucapnya lagi.

"Citra, seharusnya kita sebagai muslim itu harus berbicara halus dengan sesama muslim Cit, dan kata Lo gue itu termasuk kata kasar didalam pesantren ini jadi kita bisa ganti kata Lo gue itu dengan aku kamu atau juga saya" Jelas Ina.

Citra hanya melongo melihat kearah sahabat nya itu, bagaimana tidak dia benar benar tidak percaya dengan kata kata yng baru saja Ina lontar kan tersebut. Pasalnya Ina tidak pernah berbicara atau menasihati dengan sejelas mungkin.

Disaat mereka sedang asyik mengobrol suara adzan pun berkumandang indah di area pondok pesantren tersebut sampai terdengar kearah kamar yg mereka tempati itu.

"Udah mendingan kita solat dulu, takut nya nanti ustazah Dila menghukum kita" kata Lisa teman teman sekamarnya Citra dan Ina

Lisa, Ina dan Aisyah pun bergegas menuju mesjid untuk menunaikan shalat Maghrib, tapi tidak dengan Citra yg masih asik bermalas-malasan dikasur.

"Citra kamu gak solat" Tanya Aisyah.

"Ogah ahh males gue"

"Cit ayo Solat nanti ustazah Dila menghukum kamu" ucap Ina.

"Eh, na sejak kapan sih lo itu takut sama hukuman, biasanya jugaa kagak kan"

"Tapi yng ini beda Citra, ini bukan cuma dihukum sama orang yang sama-sama makan nasi tapi juga dihukum sama Allah yng mempunyai bumi dan segala isinya" Ucap inaa.

Dan mereka bertiga pun langsung meninggalkan Citra sendirian dikamar, Citraa yg melihat sekeliling kamar nya dengan wajah yang takut pun langsung mengambil mukena nya dan mengejar ketiga teman nya itu.

Disepanjang perjalanan menuju mesjid pun Citraa hanya ngedumel dengan suara yg sedikit pelan karena ia tidak mau dibilang orang yg kurang waras.

"Kalo bukan karena tuh kamar serem mana Mao gue solat" Ucap nya.

Tiba-tiba seorang pria tampan dan muda pun datang dan menjawab perkataan yang tadi Citra lontarkan sendirian tanpa seorang pun.

"Sholat itu harus karena Allah bukan karena satu hal yg membuat kamu terpaksa untuk sholat" ucap nya dan berjalan mendahului Citra.

"Gausah sok ceramahin gue deh" Ucap citra kepada lelaki tersebut

Lelaki tersebut hanya tersenyum mendengar perkataan Citra yg barusan.

"Saya hanya mengingatkan ukhty" ucapnya sopan.

"Eh kalo ngomong jangan sembarangan yaa" Omel Citra kepada lelaki tersebut.

Lelaki tersebut hanya berdiam karena bingung.

"Nama gue itu Citra bukan Kunti" Ucapannya Citra itu membuat lelaki tersebut tertawa dan berjalan meninggalkan Citra yg masih kelihatan kesal.

"Dih dasar cowo aneh, orang cantik gini malah disebut kunti emng seseram itu muka gue sampe disebut kunti" Omelnya kepada lelaki yang sudah berada jauh didepannya

Citra pun berlari menuju mesjid untuk menunaikan ibadah sholat Maghrib. Setelah selesai menunaikan ibadah sholat Maghrib citra dan 3 kawan nya itu berjalan menuju kamar nya disaat ingin sampai dikamar nya citra menarik tangan nya Ina menuju balkon yg sepi.

"Kenapa Cit?" Tanya ina bingung.

"Kita harus pergi dari sini Na"

"Pergi?"

"Iyaa, gue kesini itu buat ngajak lo pergi dari sini"

"Gak Cit aku gak bakal pergi"

"Na, kita gabisa terus-menerus disini. Ini bukan tempat kitaa dan ini buka kehidupan kita yg sesungguhnya."

"Ini kehidupan kita yg sesungguhnya Cit, berusaha menjadi orang yang baik" ucapnya dengan nada tinggi.

"Bukan Na!! Kehidupan kita itu di jalan raya ngebut-ngebutan diatas motor kita!!" Ucapannya dengan Nanda yg tidak kalah tinggi.

"Aku gak mau terus menerus kaya gitu Cit, aku mau berubah menjadi muslimah yang taat kepada Allah" Ucap nya sambil bergelimang air mata.

Ina pun pergi meninggalkan Citra sendirian, Citra yg melihat Ina berjalan semakin jauh dari dirinya pun langsung pergi menuju tempat duduk yg terbuat dari kayu yg berada di bawah pohon mangga.

Citra yang masih melamun memikirkan bagaimana Ina mau mengikut nya untuk pergi dari pesantren ini.

Tiba-tiba seorang pria pun datang menghampiri citra yang masih melamun itu.

"Jangan kebanyakan ngelamun, ayam saya kemaren ngelamun kebesokannya innalilahi" Ucap nya yg berdiri disamping Citra .

"Jadi Lo nyumpahin gue mati gitu" Omelnya.

"Siapa yg nyumpahin saya cuma mengingatkan, lagi pula ini udah malam gabaik perempuan keluar malem-malem"

"Ini bukan diluar woy, ini masih di dalem lingkungan pesantren" ucapnya "Dan Lo siapa sih dari tadi bisanya cuma bikin orang naik darah aja" ucap nya lagi.

Pria tersebut pun langsung tersenyum mendengar perkataan Citra.

"Ukhty tidak tau siapa saya" ucapnya kepada Citra.

"Dramatis banget sih jadi orang, dan jangan pernah manggil gue Kunti lagi!!"

"Saya Gus hanafi cucu dari kyai Maulana dan saya anak dari ustadzah Salamah. Sekarang udah kenal? Dan saya nyebut kamu bukan Kunti tapi ukhty" Ucap nya yg hanya di tertawakan Citra.

"Gus? Tampang kaya Lo jadi Gus disini hahah, Gus apaan? Gus Azmi??" ucap Citra yang masih tertawa. "Ukhty?? apaan tuh?" Tanyanya

"Kalo tidak percaya ya sudah, ukhty itu sebutan untuk seorang perempuan" ucapnya lalu meninggalkan Citra yang masih tertawa.

#InaPOV.

Setelah meninggalkan Citra Ina pun langsung masuk kekamar nya dengan air mata di pipi nya.

"Kamu kenapa Na" Tanya Aisyah Ina pun hanya menggelengkan kepalanya.

Dan mereka berdua pun paham dan segera memeluk Ina.

Malam pun semakin larut dalam kedinginan malam yg di hiasi dengan berbagai bintang kecil yg bertaburan di langit gelap.

Citraa yang belum tidur karena digigitin nyamuk itu pun keluar untuk menikmati suasana malam di penjara sucinya itu.

"Masa iyaa gue tetep disini sih kalo nanti gue berubah jadi ustazah gimana" katanya yg terus berjalan ntah kemana tujuannya.

"Ihh ogah banget deh masa iya gue harus pakee gamis panjang gitu" Ucap nya.

Disaat Citra berjalan melewati mesjid terdengar suara orang yang sedang membaca Alquran dengan suaranya yang begitu merdu membuat Citra terhipnotis akan ke indahan suaranya itu. Citra pun penasaran dengan orang yang sedang membaca lantunan ayat suci Alquran Tersebut dan citra mengintip nya di sela-sela pembatasan antara lelaki dan perempuan.

"Shadaqallahul Adzim...."

Citra yg masih melihat nya dengan sedikit senyum itu tak sadar bahwa dirinya pun diketahui keberadaannya oleh orang Tersebut.

"Ngapain kamu disitu?!"

Nahloh Citra nya ketauan:v.....

Terjebak Cinta PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang