Luka

182 19 3
                                    

Setelahh berhasil dibujuk akhirnya Citra pun nersedia untuk ikut Rifqi kerumah Wirdah, walau sebenarnya ia masih memiliki luka yang begitu dalam dengan apa yang telah di buat Wirdah kepada dirinya.

Namun ia tak mau egois karna ia tak ingin menjadi seseorang yang pedendam, yang berlarut menyimpan dendam kepada seseorang.

Sesampainya ia dirumah Wirdah, mereka berdua disambut dengan hangat oleh sepasang suami istri yang terlihat sudah menunggu kedatangan mereka. Rifqi pun menjelaskan kedatngannya kepada sepasang suami istri tersebut, dan dengan senyum keduanya menatap Citra dengn tatapan sedih.

"Kamu hebat, kamu bisa bertahan sejauh ini, ummi ingin meminta maaf atas semu fitnah Wirdah yang membuat kamu terpuruk saat itu" ucap seorang wanita paru baya dengan senyum.

"Tolong maafkan putri saya karna Wirdah telah meninggal akibat kecelakan tiga bulan yang lalu"

Mendengar pernyataan itu Rifqi dan Citra sangat kaget, dan tak bis berkata kata karna tak menyangka dengan hal tersebut.

"Kenapa kalian tidak memberitahu saya?" Tanyaa Rifqi.

"Karna saya yakin kalau kalian nerdua akan datang dan memaafkan kesalahan Wirdah, makanya saya dan istri saya hanyaa menunggu kedatangan kalian kesini sebab saya tau kelakuan Wirdah mubgkin sangat membuat kalian kecewa" ucapnya lagi.

"saya sudah memaafkan semua kesalahannya mba Wirdah" ucap Citra yang masih tak percayaa dengan kenyataan yang terjadi.

Menurutnya semua begitu cepat, meskipun Citra tak dekat dengan Wirdah tapi Citra yakin Wirdah adalah orang baik hanya karna dibutakan oleh cinta ia rela melakukannya itu kepada saudara kandungan sendiri sampai ia juga menfitnah orang untuk menutupi semua kesalahannya.

Setelah lumayan lama berbincang Citra dan Rifqi pun berpamitan untuk kembali ke pondok untuk mengadakan doa atas meninggalnya Wirdah, iyaa meskipun begitu Wirdah juga pernah menjadi bagian di pesantren tersebut.

***

Sebelum mereka sampai pesantren Citra meminta Rifqi untuk mengantarnya kerumah untuk meminta izin tinggal di pesantren kepada sang abang.

Setela sekiranya ia mndapatkan izin mereka berdua pun langsung menuju kepesantren dan memberitahu hal tersebut kepada Ustadzah Salma.

Dimalam harinya pun selesai mengaji Citra dan keempat sahabatnyaa itu pun masih berada di masjid untuk sekedar mengobrol.

"Aku masih bener bener gak nyangkaa mba Wirdah secepat ini ninggalin kita" ucap Lala.

"Aku juga, yaa meskipun begitu mba Wirdah juga bagian dari keluarga kita" Ucap Aisyah.

"Kematian itu bisa kapan aja terjadi maka dari itu tugas kita untuk ga pernah bosen bosen untuk berbuat baik"

"benerr banget tuh Cit, tapii ngomong ngomong kamu kenapaa tibatiba kemarin ngilang gitu ajaa syah?" tanya Lisa aga sedikit kesal kepada Aisyah.

"Yahh Liss sekarang kan aku udah beda sama kalian, kemaren mas Gilang ada urusan mendadak yangg mengaharuskan aku pulang mendadak juga"

"Tapi kenapa gak bilang dulu ke kitaa sii Syahh" sambung Ina tak kalah kesalnya dengn Lisa.

"yakan aku buru buruu ustadzah Ina" Ucap Aisyah sedikit di tekan

"ohiyaa ngomong ngomong kamu jadi pengantinya mba Nur ya Cit?" tanya Aisyah ke Citra yang membuat ketiga sahabatnya itu bingung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terjebak Cinta PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang