Tak Bisa Membenci

153 17 2
                                    

Azan subuh sudah terdengar disemua penjuru pesantren, semua santri dan santriwati beberapaa sudah ada yang siap untuk melaksanakan solat. Iyaa hanyaa beberapa santri yang sudah siap yang lain nya masih bermasalas - malasan untuk betanjak dari tempat tidurnya.

"kok santri nyaa hanyaa sedikit ya?" Tanya Citra kepada empat sahabatnya itu.

"yaa kamu kayaa gak pernah jadi santri aja Cit" Jawab Lisa sambil membenarkan mukenanya.

Mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju masjid untuk melaksanakan solat subuh, meskipun dingin namun mereka tak akan meninggalkan kewajibannya.

"Cit" panggil Lisa berbisik.

Citraa yang berada tak jauh dari Lisapun menghampiri Lisa.

"Kamuu pasti kangen kan sama suara azan ini" Ucap Lisa menggoda.

Tak munafik, Citra memang merindukan suara azan yang selalu ia dengar dulu setiap subuh tiba. Bahkan bisa dibilang suara azan inilah yang membuatnya semangat bangum untuk melaksanakan solat subuh. Suara azan ini seperti sihir menurutnya karna dengan mendengar suara ini Citra bisa menajadi segar, dulu ia juga pernah kehilangan suara azan yang sering ia dengarkan untuk beberapa waktu sebelum ia mendengarnya lagi namun dengan rasa yang berbeda. Dan sekarang setelah 2 tahun ia tak mendengar suara Azan ini sekrang ia kembali mendengarnya.

Citra pun tersenyum menunduk jantungnyaa berdetak duakali lebih cepat saat Lisa menggodanya. Setelah gus Hanafi menikah Citra tak pernah merasakan rasa saat - saat ia bersama gus Hanafi di lelaki manapun, namun sekarang rasa itu kembali datang saat Citra hanya mendengar kumandang azan yang di lantun kan oleh gus Hanafi.

Ina yang sedari tadi merhatikan Citra pun hanyaa tersenyum ia mengerti dengan perasaan yang dirasakan oleh Citra sekarang.

***

Setelah selesai solat subuh dan tadarusan pagi, Citra berada diparkiran bersama Azmi yang sedang membetulkan motornya Citra.

"Gimana mi, Bisa gak?"

"Yaelahh gampangg ini mahh" ucap Azmi membanggakan diri.

"Iyaa dehhh si paling jagoo" Sindir Citra.

Azmi pun tertawa mendengar sindiran itu.

"oh iya mi, Gus Rifqi sekarang gimana?

"kenapa kamu kangen sama Gus Rifqi?"

"ishh kamu nii, males nanya nanyaa lagii kalo ujung ujungnyaa ngeledek terus" Ucap Citraa bete dan Azmi pun tertawa karnaa melihat Citra yang sangat gemas.

"iyaa iyaa maaf, jangan ngambek gitu dong nanti cantiknya ilang" ucap Azmi

Citraa yang mendengar itupun langsung berbinar. "berarti aku Cantik yaa mi?"

"Ngak."

"Isshhh Azmii. Betee ahh sama kamu" ngambek Citra.

Azmi pun lagi lagi tertawa melihat tingah mengemaskannya Citra.

"wahh Fatimah bakalan ada saingannya ini mah kalo kamu begini" Ucap Azmi masih tertawa gemas.

Citra pun binggung dengan ucapan Azmi. "Hah? Maksud kamu?"

"Fatimah ituu satu satu nyaa yang paling ngegemesin di pesantren ini, dan sekrang pas ada kamuu disini kayanya Fatimah bakalan jadi saingan kamu dehh Cit" Ucap Azmi tersenyum.

"Mi aku serius lho Mi"

"ohhh, kamu mau aku seriusin?"

"AZMI!"

"Hahahaha, iyaa Citt iyaa"

"Gus Rifqi masih disini cumaa gitu dia juga sibuk ngurus pesantren bokapnya jadi ya mau gak mau dia harus bulak balik"

Terjebak Cinta PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang