Merekam jejak mu lewat ingatan...
Merasakan hangat mu lewat bekas tertinggal...
Dan mengenang ragamu lewat ruang hampa...
......
Play your universe-EXO song.....
.......
Pemuda berwajah dingin itu menatap tajam ke setiap arah pandangannya, tak ada raut ramah atau menyenangkan yang dia berikan.
Hanya wajah datar dan tatapan tajam yang selalu menghiasi wajahnya, bahkan untuk sekedar tersenyum tipis sudah hampir tidak pernah teman-teman nya lihat kecuali kepada teman lelaki nya saja.
Dan tindakannya yang seolah-olah menolak ada nya interaksi dengan para gadis membuat nya semakin terkenal bahkan hampir di satu Fakultas Ekonomi kampus itu.
Tak banyak yang berubah, selain beberapa orang yang mulai menunjukkan sifat asli mereka di depan orang lain, entah itu sifat baiknya atau malah sifat ularnya.
Dan hal itu yang membuat mereka menjadi sadar akan pribadi setiap satu sama lainnya, semua hanya tentang waktu.
Waktu yang terus maju berjalan, enggak ada yang namanya istirahat untuk waktu yang akan terus berjalan. Dan hal itu pula yang membuat semakin banyak hal yang terjadi mengikuti pergerakan sang waktu.
Setelah kabar duka bahwa ada salah satu teman mereka yang tidak akan menemani mereka lagi, ada banyak ekspresi, mulai dari terkejut yang langsung mengundang air mata, hingga hanya tanggapan turut berduka cita saja seolah, 'ini memang sudah takdir nya jadi yasudahlah'.
Hari itu, tepat di kamis pagi rumah sang empunya hajat di penuhi dengan berbagai jenis air mata yang menetes, dan tak akan ada yang bisa membedakan jenis air mata yang mereka keluarkan, sama seperti yang dilakukan namja yang bernama Oh Sehun dan Park Chanyeol.
Tak ada air mata yang jatuh di hari itu dari dua pemuda tinggi itu, namun, entah kenapa mulai hari itu perasaan mereka semakin hari semakin mudah untuk merasakan luka jika menyangkut gadis bermarga Kim itu.
Dan Sehun, dia berubah menjadi sosok yang bahkan tak di kenal mereka lagi ketika para gadis berusaha menyentuhnya.
Langkah kaki pemuda itu melangkah dengan pasti menuju sebuah toko bunga kecil di pinggir jalan. Sebenarnya toko ini dulunya merupakan tempat langganan Ahrin tiap kali gadis itu ingin mengganti bunga di kamarnya, maka Sehun lah orang yang pertama yang akan dia hubungi ketika kedua oppanya sedang dalam mode sibuk.
Dan hal itu tentu saja membuat para karyawan di sana mengenal mereka sebagai sepasang kekasih yang romantis karena sifat manja gadis itu yang akan dia tunjukkan tanpa segan di depan pemuda berkulit putih itu.
"Seperti Babybreath?, seperti biasa?" Tanya paman penjual bunga itu dengan ramah
"Anni, kali ini saya ingin setangkai mawar putih saja" ujar Sehun datar dan langsung di angguki paman itu.
"Sekarang bukan Babybreath lagi ternyata, ada apa?" Tanya pria dewasa itu.
"Hanya ingin melakukan pengakuan yang terlambat" jawab Sehun seadanya, melihat bagaimana pemuda itu berubah membuat paman penjual itu iba setelah tau bahwa gadis yang selalu bersama namja putih itu telah meninggal tentu membuatnya sedih.
"Aghhh, mawar putih, cinta suci penuh ketulusan dan tanpa harapan, berbeda dengan Babybreath yang hanya ingin menjadi pelengkap tanpa berharap menjadi pemeran utama, juga si tulus penuh pengorbanan" ujar paman itu setelah berhasil memotong setangkai mawar putih dan mulai membersihkannya dari duri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boyfriend (PCY) END
Fiksi RemajaPenyesalan itu selalu datang terlambat,, jika tidak maka itu adalah takdir Bagaimana takdir yang mempermainkan hati seseorang dengan menyakiti hati orang lain Atau kisah delusi semata yang membawa harapan agar semuanya kembali tanpa penyesalan...