6 years ago
Kali ini kita akan kembali lagi padahal hidupnya dari seorang gadis yang lahir pada hari sabtu siang itu. gadis yang lahir di saat Appanya sedang tak bisa mendampingi ibunya untuk persalinan karena appanya sendiri tengah di rawat kala itu karena kecelakaan lapangan saat dia sedang mengecek lokasi proyeknya.
Tapi kita tak akan mulai dari bagaimana gadis itu terlahir di chapter ini, karena cerita itu telah ada di section lainnya.
kita akan kembali di saat gadis itu masih memakai seragam lucunya dengan rambut kepangan dua yang diberi pita berwarna pink dan tas selempang berwarna senada yang di pilih kan oleh Chen oppanya di saat Ahrin sendiri sangat enggan memakai benda berwarna merah muda itu.
"Kak,,, ini aku kok jadi serba pink gini sih kak?" dan kakak laki-lakinya hanya memberikan senyum kemenangan karena telah berhasil mengerjai adik nya itu
"Gapapa loh dek, imut tau kamunya kayak baby pink gitu dek"
"tapi enggak harus kayak gini dong kak,,, eomma liat deh kak Chen jahatin Ahrin eomma !!" adu gadis itu menjerit dari balik pintu kamarnya.
Penasaran bagaimana bisa kakak laki-lakinya itu bisa masuk?, jawabannya sangat mudah, yaitu karena dia adalah Chen oppanya Ahrin, the man who can doing everything to joking him little sister
"Kim Jong Dae shi??''
"Enggak kok eomma, Jong Dae cuman pilihin ikat rambutnya aja kok eomma, tanya deh sama dia kalau enggak percaya" bela pemuda itu berlari menuju eommanya, berpura-pura menjadi anak yang baik dan sopan pada kedua rang tuanya.
"Hahh... sudah berapa kali eomma bilang jangan ganggu adik mu" keluh nyonya Kim sambil memberikan piring untuk anak laki-lakinya itu
"Ahrin, sudahlah, tidak apa-apa toh kau juga terlihat manis seperti ini"
"Eomma yakin?, aku tidak terliha konyol dengan benda pink ini eomma?"
Eommanya yang dia tanyai hanya menggelengkan kepalanya sambil memberikan senyum hangat
"Wekkk, aku di bilang manis sama eomma" ledek Ahrin pada kakak laki-lakinya yang di balas gelengan tak habis pikir dengan adiknya itu.
"Hari ini nanti eomma jemput ya, sekalian eomma ingin belanja keperluan bulanan kita"
"Siap eomma, tapi ada syaratnya loh eomma"
"Tolong apa pun itu selain es krim coklat lagi Rin" keluh Jong Dae, dia sudah bisa menebak syarat adiknya yang selalu sama dari dulu hingga sekarang.
"Rin kau jangan terlalu lasak ya, seperti kau sedang sakit lihat wajah mu sedikit pucat" ujar appa perhatian, he's the good man in this world
"Aghhh okey Appa"
.......
Hari-hari masa putih biru gadis itu selalu diawali dan di akhiri dengan sama.. there's nothing special..Sama seperti saat eommany yang akan sesekali menjemput nya dan mengajaknya berbelanja kebutuhan dapur bersama, memasak makanan kesukaan para pria di rumah mereka, bukan tidak menyayangi anak perempuannya itu, tapi sosok Kim Ahrin termasuk ke dalam spesies anak omnivora yang bisa memakan apa pun selama itu bisa di makan dan telah di masak... cukup hindari memberi nya makanan atau sayuran mentah atau dia akan berkata.
"Tolong jauhkan rumput itu, Ahrin manusia bukan kambing"
Atau bahkan saat Oppo nya membawakan sushi yang di sukai nya dan dengan kelangkaan nya yang mau membagi makanan kesukaan nya itu malah dihadiahi ucapan.
"Eomma, Jongdae oppa kenapa niru piko sih makan ikan mati"
Piko yang dia maksud saat itu adalah kucing kesayangan gadis kecil itu. Dan sama seperti siang ini di saat gadis itu telah usai dengan urusan 'mari menulis dan menjawab tulisan di buku menyebalkan ini' gadis itu telah di jemput oleh eommanya yang menunggu di bawa pohon rindang di depan sekolah nya dan mantan sekolah kakak laki-lakinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boyfriend (PCY) END
Teen FictionPenyesalan itu selalu datang terlambat,, jika tidak maka itu adalah takdir Bagaimana takdir yang mempermainkan hati seseorang dengan menyakiti hati orang lain Atau kisah delusi semata yang membawa harapan agar semuanya kembali tanpa penyesalan...