April for September
Bagaimana rasanya sekarang?.
Ketika kehilangan menjadi teman lawas yang selalu membekas.
Apa kata yang sanggup mendefinisikan perasaan yang tertinggal sekarang?
Jawabannya hanya satu "Rindu"Dan ketika di tambahkan sebuah objek pada kata itu.
Akhirnya akan muncul satu kalimat sederhana yang berharga "Aku Rindu Kamu"
Kamu, dengan segala tentang mu. Entah itu senyum canda, tangis bahkan nada suaramu.
Wow so cheese right?
"Kim Jongdae"
Apa yang akan selalu menjadi ingatan dari sosok dirinya? Apakah tawa khasnya atau senyum manisnya?, mungkin juga suara teriakannya yang selalu mampu membuat orang-orang di dalam rumah itu akan mengelus dada sambil berusaha menyabarkan diri mereka sendiri karena suara melengking milik sosok pemuda tampan itu.
Tapi sekarang adalah September.
Terhitung Delapan bulan dari bulan Februari.
Bukan April. Karena April kali ini ia lupakan begitu saja walaupun ada banyak kenangan indah yang terjadi di bulan itu.
Jadi bagaimana sekarang September seorang Kim Jongdae. Kakak laki-laki kedua Kim Ahrin?.
Dia masih sama.
Dia masih menjadi sosok berisik penuh tingkah yang tak pernah bisa diam walaupun hanya untuk sesaat.
Mulut pedasnya masihlah sama tiap kali bertemu dengan perempuan-perempuan yang berusaha mendekatinya.
Dan dia masih menjadi sosok Kim Jongdae adiknya Kim Junmyeon yang manja juga nakal.
"Sepertinya hyung sudah pernah mengatakan padamu untuk selalu meletakkan piring kotor di wastafel Kim Jongdae-shi!!!" Geram Suho menjewer adiknya itu kini.
"Yaaa.... mian-miann... aku lupa hyung!!!"
"Awww... Hyungg!!!.... Hyung lepaskan!!!!" Pinta Chen menepuk-nepuk pelan tangan yang masih dengan nikmatnya menarik telinganya itu.
"Bersihkan sekarang juga, atau aku pastikan waktu kepunahan mu hanya tersisa sebentar lagi" ancam Suho yang menarik tangannya menjauh.
"Ckkk hyung kau seharusnya bersyukur punya adik laki-laki seperti aku yang bisa melakukan banyak hal termasuk pekerjaan gadis nakal itu hyung" bela Chen menunjuk wajah Suho dengan sendok penuh sabun di tangannya.
"Singkirkan benda itu" kesal Suho menghela nafas.
Ini adalah akhir pekan. Artinya, adalah hari di mana kedua orang tua mereka tidak akan bisa di ganggu sama sekali, karena dua pasangan romantis itu akan selalu menghabiskan waktu bersama hanya berdua.
Nih di ulangin "HANYA BERDUA" jadi jangan harapkan dua anak mereka yang tersisa itu akan bisa mengganggu waktu milik mereka kecuali mereka sudah bosan menggunakan tempat tidur di kamar mereka.
"Hyung aku bosan" adu Chen meletakkan kakinya di paha Suho yang di tepis kasar pemuda karismatik itu.
"Sana main sama Sehun atau Chanyeol" saran Suho yang lebih seperti nada mengusir itu.
"Shireo.... mereka membosankan juga, sama sepertimu" ejek Chen kembali meletakkan kakinya di paha Suho yang akhirnya mendapatkan libasan kuat dari si pemilik tangan.
Aduan keras tanpa tujuan Chen suarakan sebagai bentuk protesnya pada pria di sampingnya itu.
"Yaa kau tau hyung kalau Ahrin tau kau menyakitiku seperti ini aku tak yakin dia masih mau mengakui mu sebagai kakaknya" ejek Chen menjulurkan lidahnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Boyfriend (PCY) END
JugendliteraturPenyesalan itu selalu datang terlambat,, jika tidak maka itu adalah takdir Bagaimana takdir yang mempermainkan hati seseorang dengan menyakiti hati orang lain Atau kisah delusi semata yang membawa harapan agar semuanya kembali tanpa penyesalan...