Sect chap 21

35 2 0
                                    

Belakangan ini ada satu hal yang sangat mengusik hati gadis kucir kuda yang saat itu tengah duduk terdiam di samping tempat tidurnya, lampu kamar miliknya ia matikan entah kenapa perasaan tak enak muncul di benak gadis itu, ada perasaan sedih dan kecewa yang datang menyerang nya tanpa sebab yang ia fikirkan kali ini seorang namja tinggi yang selalu menelepon nya di malam hari sebelum ia menutup hari, tapi untuk beberapa minggu belakangan ini namja itu tak pernah menelepon nya lagi sehingga gadis itu yang menelepon nya terlebih dahulu.

Gadis itu tak pernah mempersalahkan itu karena dia bukanlah gadis yang selalu menuntut apa pun, selama namja itu mengangkat telepon darinya maka itu sudah lebih dari cukup, perasaan sayang dan cinta nya memang tak pernah ia tunjukkan secara gamblang olehnya pada Chanyeol, tapi satu rumah keluarga Kim bisa melihat dengan jelas bagaimana berharganya Chanyeol itu bagi Ahrin.

Ya dia berharga bagi Ahrin sama halnya dengan perkataan Chanyeol tempo hari bahwa Ahrin adalah seseorang yang sangat berharga baginya, gadis itu masih diam, dia enggan keluar dari kamarnya sejak waktu makan tadi, bahkan dia mengunci pintu kamarnya.

Untuk malam ini dia sangat ingin mendengar suara namja Chingunya menyanyikan lagu kesukaan mereka berdua, tapi dia sangat enggan untuk menelponnya malam ini,entah apa yang ada dalam pikiran gadis itu padahal dia hanya perlu menekan nomor handphone yang satu-satunya dia hafal selain nomor nya dan nomor kedua oppanya milik namja itu saja.

malam itu juga Chen hanya berdiri diam di balkon kamarnya sambil memperhatikan kamar gadis kecil nya , gadis yang selalu dia jaga sejak janjinya untuk selalu menjaga adik perempuannya yang telah menolong hidupnya dulu.

Gadis itu adalah adik kandungnya sendiri Kim Ahrin, adik kecil nya yang dia ingat selalu menangis saat dirinya menangis  karena suntikan benda runcing saat dia di suntik dulu karena pengobatan dari dokter nya saat dia terkena penyakit demam berdarah dulunya yang selalu menempel padanya tidak ingin lepas darinya, dia sangat ingat dengan jelas momen lucu itu. 

.

. flash back

Dia ingat saat itu saat dia masih berada di bangku sekolah dasar dia saat dia berada dalam keadaan sekarat karena penyakit demam berdarah nya yang parah, Dia pernah bermimpi berada diantara sejuta taman bunga berwarna putih kecil di samping taman itu ada juga taman bermain yang sangat menyenangkan, sayangnya saat menyenangkan itu berubah menjadi ruangan putih yang terdengar penuh dengan tangisan kedua orang tuanya, di depannya terlihat dirinya yang tertidur pulas, dia tidak mengerti kenapa orang tuanya menangis, dia juga melihat hyungnya yang duduk diam menunduk sambil menangis di samping ranjang yang dia tiduri itu "ada apa semua ini ?" fikirnya.

Satu hal yang dia tidak suka saat adik kecilnya iu naik ke atas tempat tidurnya dan memeluk dirinya dengan erat, dia bisa merasakan kehangatan dari pelukan adiknya itu sangat nyaman dan menenangkan rasanya.

"Oppa, kata pak dokter oppa lagi tidur yang nyenyak oppa sampai oppa katannya enggak mau bangun lagi, benarkah oppa?"

"Oppa, Rin-rin sayang oppa, oppa jangan tidur terus oppa, nanti oppa bisa sakit, Rin-rin enggak mau oppa sakit lagi , Ahrin saja yang sakit gantiin oppa, kan oppa lagi sakit masak sakit lagi" terdengar sangat jelas ketulusan di setiap kata yang adiknya ucapkan tapi ada juga takut yang sangat jelas disana

"Oppa bangun ya,,, Rin-rin janji deh enggak bakal ganggu oppa main robotan lagi sama Umyun oppa, beneran deh, oppa enggak kasihan liat Umyun oppa dari tadi nangiis, Rin-rin takut.... hiksss.... hiksss.... oppa" ujar Ahrin dan entah kenapa semua menjadi senyap, hanya ada satu suara yang ia dengar yaitu suara tangis gadis kecilnya Ahrin, Kim Ahrin.

Semua bayangan itu hilang berganti menjadi ruangan putih tanpa benda, hanya suara Ahrin yang sangat memilukan serta rasa pelukan nya yang semakin lama semakin menghilang. Dia tidak ingin sendirian disini, hanya suara adiknya yang ia dengar dan ia ikuti dan entah kenapa semuanya buram. tergantikan dengan pemandangan yang ia lihat tadi namun pelukan gadis itu tak ada yang ada hanya suara tangis nya yang saat ini berada dalam pelukan appa nya yang sedang memeluk eomma nya juga yang tengah menangis, hyungnya masih berada di tempat yang sama dan appa nya masih menangis dalam diam nya

My Sweet Boyfriend (PCY) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang