Bertemu denganmu lebih baik dari pada tidak sama sekali
***
Lelaki dengan jeans biru laut yang di padukan dengan kaos hitam polos di tambah dengan kemeja biru kotak-kotak yang kancingnya di biarkan terbuka itu sedang duduk di atas kap mobilnya yang terparkir di depan lobby sebuah apartemen elit di daerah jakarta.
Sepuluh menit lamanya ia menunggu tapi orang yang di tunggu tidak kunjung datang. Rasa bosan sudah hampir mendekati level akhir. Lelaki itu mengambil ponsel lalu di mainkan untuk menghilangkan rasa bosan yang hampir membunuhnya.
Sedang asik memainkan sebuah game yang sedang tren saat ini, notifikasi masuk membuat ia terpaksa membuka pesan itu. Ia membaca nama yang ada dengan perasaan yang benar-benar berantakan.
Alita : Arka, aku blm liat km? Km g sklh?
Read.
Pesan hanya di baca meninggalkan centang biru di ponsel Alita.
Mata Arka menatap nanar walpeper ponselnya yang mana itu adalah foto Alita yang ia ambil secara diam-diam saat gadis itu sedang melamun. Arka menggeram. Benar, sepertinya benar jika rasa itu sudah menurun atau bahkan menghilang dari peradaban hatinya. Gadis yang sedang ia tunggu kedatangannya lah yang membuat dirinya goyah. Gadis cantik berbulu mata lentik itu datang dan pergi seenaknya tanpa tau jika ada hati yang sedang ia ikat dan harus di jaga saat ini. Tapi, persetanan dengan sebuah hubungan itu, lagi pun hubungan yang sedang ia jalani saat ini tidak berstatus. Sedikit aman jika ia memutuskannya.
Sebentar, adakah dari kalian yang peka? Dimana keberadaan hemotic dengan lambang hati itu? Apa sudah menghilang? Dengan tempo kurang dari dua puluh empat jam? Sunggu hebat kau Arka.
Nama kontak saja sudah berubah, lalu apa kabar dengan hati?
Arka. Ya, lelaki itu adalah Arka. Lelaki yang sudah membuat Arlita jatuh cinta dan menghianati Ara hanya demi hati. Bulshit!
Ponselnya ia masukan kedalam saku celana saat melihat kehadiran orang yang sedang ia tunggu sejak tadi. Di depannya ada gadis berbaju hitam serta rok hitam yang telihat imut.
Sederhana tapi cantik.
Senyumnya mengembang pada gadis itu. Gadis yang semalam.
"Lama, hum."
Gadis itu tersenyum hingga gigi putihnya terlihat. Senyumnya membuat Arka hilang akal, "Maaf ya. Tadi nyiapin persyaratan sekolah dulu, biar besok bisa kamu bawa, nih."
Gadis itu memberikan sebuah map dengan lambang SMA Cahaya Bintang pada Arka dan diterima dengan baik oleh Arka.
Arka kembali tersenyum dan mengenggam tangan mungil gadis di hadapannya, "Ayo, katanya mau jalan-jalan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLITA [Selesai] (Terbit)
Teen FictionSeries # 1 MauNinda Series #1 *** Keasingan dan ketertekanan menjadi awal dari kisah ini. Cerita ini di buat untuk mengigatkan jika sesuatu di dunia ini tidak selalu manis dan berjalan dengan lurus. Ada hal yang harus di korbankan. Ada rasa yang ha...