Nyamanku di dekatmu bukan yang lain
***
Pulang sekolah kali ini lagi-lagi Alita belajar di rumah Arka. Sudah tiga kali Alita belajar di rumah mewah milik keluarga Arka. Ini adalah hari terakhir mereka belajar bersama dan itu artinya besok adalah hari pertempuran mereka.
Jam istirahat pertama tadi Arka bertemu dengan Devan di kantin, Arka bilang jika hari ini ia tidak bisa ikut belajar dengannya karena harus pulang lebih cepat dengan alasan ada sanak saudara yang berkunjung kerumahnya. Dan dengan polosnya Devan malah mengiyakan ucapan Arka.
Selama beberapa hari ini Arka membagi waktunya antara belajar dengan Alita dan juga Devan. Keduanya sama-sama belajar yang membedakannya adalah jika bersama Alita mereka belajar secara langsung sedangkan saat dengan Devan Arrka mengunakan media sosial untuk mereka belajar, istilahnya Vidio Call.
Arka dan Alita berjalan masuk kedalam rumah mewah milik Kedua orang tua Arka. Di dalam ada Ayah dan Bunda Arka yang sedang duduk berdua di depan TV yang menyala.
Keduanya berjalan menghampiri Ayah dan Bunda Arka lalu mencium tangan mereka.
"Mau belajar lagi nak?" Bunda Arka bertanya.
Alita mengangguk, "Iya tante, hari terakhir."
"Wah,vsemangat ya. Besok kalian lomba dong?"
"Iya, Bunda dan Ayah harus dateng ya! Liat anak bunda yang paling ganteng ini menjawab semua pertanyaan!" Seru Arka dengan semangat.
"Idiih, PD kamu kebangetan Ar!" Seru Bundanya.
Arka berdecih mendengar perkataan Bundanya, "Iss, pokoknya harus dateng." Paksanya.
Keduanya mengangguk mantap. Tapi tiba-tiba arah mata Ayah Arka terarah pada tangan Arka dan juga Alita yang saling bertautan.
Tio tersenyum, "Ehem, mau nyebrang ya Ar?"
Secara spontan Arka melepaskan tangan mereka yang saling bertautan dan memandang ayahnya malu.
Wajah Alita pun ikut merah di buatnya.Tio terkekeh melihat gelagat anaknya, "Gapapa, udah sana belajar." Usir Tio, ayah Arka.
Keduanya mengangguk dan berjalan kearah taman belakang di mana tempat itulah yang akan mereka jadikan tempat untuk belajar.
🥀
Arka menutup bukunya dan meminum cola yang sudah di sediakan oleh asisten rumah tanggannya.
Lelaki itu menatap gadis berjaket putih di hadapannya yang sedang berkutat dengan rumus-rumus kimia yang sedang ia pecahkan.
Arka sempat menatap heran Alita yang selalu memakai Gardigan, jaket atau blazer untuk menutupi tubuhnya itu. Gerak geriknya pun terlihat aneh jika Arka tidak sengaja memengang tangan kanan Lita, seperti ada sesuatu yang menyakitkan di balik jaket.
Jika ditanya alasannya selalu bilang 'gue keringetan kalo pake seragam, jadi suka tembus pandang' sejujurnya Arka tidak terlalu yakin dengan jawaban Alita namun demi menjaga perasaan gadis itu Arka hanya mengiyakan saja.
"Buka sih jaketnya Lit, ga gerah apa lo?" Alita hanya menggeleng dengan pandangan masih terpusat pada buku di hadapannya.
Arka menggangguk, mungkin ada hal yang belum bisa Alita jelaskan tentang semuanya, fikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLITA [Selesai] (Terbit)
Novela JuvenilSeries # 1 MauNinda Series #1 *** Keasingan dan ketertekanan menjadi awal dari kisah ini. Cerita ini di buat untuk mengigatkan jika sesuatu di dunia ini tidak selalu manis dan berjalan dengan lurus. Ada hal yang harus di korbankan. Ada rasa yang ha...