Rumus fisika dan kimia jauh lebih mudah dari pada harus memahamimu. Menyulitkan
***
Alita, gadis itu datang ke kelas dan langsung menaruh kepalanya di atas meja dengan lengan sebagai bantalannya. Matanya memang terpejam tapi tidak tertidur, ia masih bisa mendengar teman-temannya yang berbicara banyak hal satu sama lain.
Ia meruntuki dirinya sendiri saat mendengar salah satu teman sekelasnya membahas tentang ia yang pulang bersama Arka kemarin lusa . Ternyata benar dugaannya, Arka anak famous yang kemana saja dan apapun yang ia lakukan pasti menjadi sorotan warga sekolah.
Lagian Arka anak pinter dan menjadi kesayangan guru, otomatis dia juga akan menjadi pangeran sekolah.
Batinnya sudah mengata-ngatai diri sendiri ketika mendengar suara Sherly dan juga Ara. Pasti mereka juga sudah tau terlebih Sherly yang memang saat itu ada di Tempat kejadian. Ini adalah situasi yang sulit untuk di hadapi.
"Ya Lita tidur, padahal gue pen nanya,"
Tubuh Lita tambah menegang ketika mendengar suara Ara. Jantungnya berdetak tidak karuan serasa dirinya yang di tempatkan di ketinggian dan akan di jatuhkan, ini buat hatinya tidak tenang.
"Shel, gue ke toilet sebentar ya,"
"Mau gue anterin ga?"
Ara menggeleng, "Gausah."
Setelahnya Ara keluar kelas dan meninggalkan Sherly serta Lita yang tertidur, maybe.. Sherly menatap datar temannya yang masih menidurkan kepalanya di atas meja, Sherly tau Lita tidak tertidur.
"Udah, ga usah pura-pura tidur. Gue tau lo belaga tidur"
Seperkian detik setelah mendengar seruan Sherly, Lita langsung menonggakan kepalanya dengan gerakan slow-motion Alita terkekeh pelan. Tangan kanannya langsung menerima sebotol air mineral yang di sodorkan Sherly padanya. Di tenggak habis air di dalam botol itu hingga benar-benar habis tidak tersisa.
Sherly mendengus melihat prilaku temannya yang benar-benar minus. Bisa-bisanya ia menghabiskan airnya dengan tidak tau malunya, cih, "Bagus ya di habisin minum orang." Ucap Sherly dengan sinis.
"Ya udah maaf, abis haus."
Sherly menggeleng mendengar jawaban Alita.
Ia memposisikan duduknya berhadapan dengan Alita menatap Lita dengan tajam seakan-akan Lita adalah tawananya kali ini.
"Bisa jelasin kenapa lo balik bareng sama Arka?"
Alita diam. Benarkan tebakannya jika kedua temannya ini meminta penjelasan dan ga mungkin ia memberitahu yang sesungguhnya jika ia malas di bonceng dengan Devan. Bisa-bisa dirinya lebih lama lagi masa introgasinya.
"Gue kehabisan uang, Sher" elaknya. Seandainya uang di sakunya habis, ia bisa naik bus sekolah sekolah yang tidak mengeluarkan uang sama sekali.
"Bohong! Ada sesuatu kan lo sama Devan, ngaku lo!" desak Sherly. Seratus persen ia yakin jika Alita memiliki hubungan dengan adik kelasnya yang bernama Devan, pasti.
Alita mulai resah, bola matanya mulai bergulir dengan tidak jelas melirik kekiri dan kenan. Bagaimana ini, bagaimana ia menjelaskan semuanya pada Sherly? Kenyataan yang sebenarnya mungkin sulit di mengerti oleh semua orang termaksud Sherly. Karena semua orang tidak ada yang tau jika dirinya adalah adik kandung Haikal dan kakak kandung Devan. Semua tertutup rapat dan terjaga dengan sangat baik.
"Sumpah Sher" Alita masih berusaha untuk membuat Sherly percaya jika Devan bukanlah siapa-siapanya. Sebenarnya ini sedikit sakit, tapi mau bagaimana lagi, kepepet.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLITA [Selesai] (Terbit)
Teen FictionSeries # 1 MauNinda Series #1 *** Keasingan dan ketertekanan menjadi awal dari kisah ini. Cerita ini di buat untuk mengigatkan jika sesuatu di dunia ini tidak selalu manis dan berjalan dengan lurus. Ada hal yang harus di korbankan. Ada rasa yang ha...