Sepandai-pandainya kau merangkai kata untuk memikat hati seseorang, jika semua itu hanya bualan semata percuma saja. Bukan kesetiaan yang kamu dapat melainkan teguran dari tuhan yang mengambil seseorangmu itu
***
Ruang tamu sekaligus ruang TV ini nampak bersih dan enak di pandang dengan tambahan beberapa bingkai foto. Lelaki dengan jeans panjang dan juga kaos hitam itu sedang duduk di sofa panjang dengan seorang gadis yang kepalanya di letakan pada paha besarnya.
Arka. Lelaki itu terus mengusap pucuk kepala gadis yang ia temui di cafe tadi. Selepas makan pecel lele yang mereka temui di pinggir jalan Arka memutuskan untuk mengantar gadis itu pulang. Tapi pada saat sampai di apartemen milik gadis itu Arka di tahan dan tidak di izinkan pulang dengan alasan masih rindu.
Dengan kebimbangan yang memasuki ruang hatinya. Akhirnya Arka mengiyakan permintaan gadis itu dan memilih singgah sebentar di sana. Hampir dua jam lamanya mereka bercerita, membongkar kejadin masa lalu yang membuat ingatan indah bersama gadis itu terbuka kembali dan menyebar keseluruh penjuru otaknya. Katakan saja Arka mulia goyah dan tidak bisa berkonsisten pada janjinya.
Sambil mengusap rambut kecoklatan milik gadis itu, arah mata Arka tidak bisa berpaling dari keindahan dunia yang Tuhan ciptakan. Gadis dengan hidung mancung, pipi tirus, bibir tipis dan bulu mata yang lentik itu membuat senyum seorang Arkana tidak pernah pudar dari awal pertemuan mereka. Arka menonggakan kepala menatap langit-langit ruangan ini, ia menghela nafas gusar saat hati dan fikirannya tidak bisa di ajak berjalan bersama.
Arka mengambil ponsel yang berada di saku celananya saat merasakan getaran di sana. Ia membuka ponselnya dan detik itu juga jiwanya terbagi.
Alita💕 : Arka dmn?
Arka tidak langsung menjawab pesan itu, ia malah memperhatikan gadis di pangkuannya terlebih dahulu.
Me :
Rumah, knpa?Alita 💕 : Gpp kok.
Read
Arka tidak membalasnya lagi, ia kembali menaruh ponselnya di saku celana dan mulai mengusap rambut gadis itu lagi. Ia sadar jika tindakannya sudah melenceng jauh dari janji awalnya, tapi kenyamanan itu datang lagi.
"Maaf tuhan, sepertinya aku gagal."
🥀
Lita keluar kamar dengan pandangan yang terarah pada ponsel. Keningnya mengkerut kala melihat balasan dari Arka.
Arka : Rumah, knpa?
"Ga biasanya cuek? Biasanya ngetik panjang kali lebar, kenapa ya?" Grutunya.
Me :
Gpp kok.Read.
"Kambeeng! di read doang. Selingkuh gue tampol nih laki, liat aja!"
Setelah melihat jika pesannya hanya di baca saja oleh Arka, entah mengapa kata selingkuh lah yang yang terlontar, "astagfirullah, mulut." ucapnya dalam hati dengan tangan yang mengusap dadanya.
Lita melanjutkan kembali langkahnya yang sempat tertunda karena mambalas pesan dari Arka. Ia berjalan kearah dapur untuk memasak apa saja yang ada di dapur, cacing-cacing di perutnya berdemo minta di isi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLITA [Selesai] (Terbit)
Novela JuvenilSeries # 1 MauNinda Series #1 *** Keasingan dan ketertekanan menjadi awal dari kisah ini. Cerita ini di buat untuk mengigatkan jika sesuatu di dunia ini tidak selalu manis dan berjalan dengan lurus. Ada hal yang harus di korbankan. Ada rasa yang ha...