Wajah tidak menentukan sifat
***
Arka memandang rumah besar di hadapannya dengan instens tanpa berkedip. Ia merasa asing dengan rumah di hadapanya saat ini. Ini benar rumah Alita?
"Hey!" Alita menepuk bahu Arka kuat membuat Arka tersentak kaget. Ia buru-buru menjalankan motornya kembali memasuki pekarangan rumah besar di depannya.
Lita turun dari motor di susul dengan Arka. Mereka berjalan masuk kedalam rumah. Awalnya Arka sempat ragu karena ia merasa ada sesuatu di balik semuanya, tapi demi menjaga perasaan Alita Arka menahan diri untuk tidak bertanya sebelum gadis itu sendiri yang memberitau.
Sampai di dalam rumah besar dengan astitektur yang bisa di bilang campuran antara inggris dan indo mereka dapat melihat dua insan sedang duduk bersampingan menghadap TV besar di depannya.
Lita menghampiri kedua orang itu dan mengucapkan salam. Lita mencium punggung tangan Jonathan dan Kirana di susul dengan Arka yang terlihat malu-malu namun mengikuti gerakannya juga.
Jonathan menatap Arka dengan sorot yang mengintimidasi. Seketika Arka ciut, ia tidak berani melihat mata tajam itu.
Alita yang melihat itu hanya bisa menahan kekehannya. Ia yakin jika Arka panik karena melihat tatapan milik omnya.
"Om Tante, ini Arka temen Alita. Ar, kenalin ini Tante sama Om aku." ucap Lita memperkenalkan Arka.
Arka menunduk hormat pada dua orang dewasa di hadapannya, "Arkana Om Tante, temennya Alita."
Kirana memberikan senyum sebagai tanggapan tentang ucapan Arka. Sebentar. Wajah Arka terlihat tidak asing di matanya, apa sebelumnya mereka pernah bertemu?
"Kamu - Tunjuk Kirana pada Arka. "Temen satu tim pas lomba kan?"
"Iya Tante."
Kirana manggut-manggut, "Pantes, wajah kamu ga asing."
"Hehe, iya Tante."
"Mau ngapain?" Arka menatap Jonathan yang sedang memperhatikannya tanpa kata. Ia meneguk ludahnya kasar. Meski tatapan Jonathan tidak setajam tadi tetap saja Arka takut.
"Mau minta izin ajak Alitanya main kerumah Om. Bunda saya nyuru saya bawa Alita kerumah." Ucapnya bohong. Bundanya sama sekali tidak ada menyuru dirinya mengajak Alita untuk berkunjung kerumah, tapi jika gadis itu ingin berkunjung ya tidak jadi masalah.
Alita yang mengerti dengan keadaan memilih untuk masuk kedalam kamarnya. Berganti pakaian lebih baik dari pada menguping pembicaraan orang lain.
Sekarang Arka sudah duduk di atas sofa setelah cukup lama dirinya berdiri. Astaga, tolong pengangin tangan Arka. Demi apa dirinya ingin sekali lari dan bersembunyi menghindari Jonathan.
"Yaudah gapapa." nafas lega terdengar dari pihak Arka. Dirinya sudah ketar-ketir takut jika Jonathn melarang dirinya dekat dengan Alita.
"Tante ga tau hubungan kalian apa, tapi yang jelas Tante titip Lita dan pesan Tante jangan buat dia menjatuhkan air matanya ya nak," sebenarnya Arka bingung, mengapa Kirana langsung mengatakan hal sejauh itu. Tapi Arka tetap mengangguk meski dirinya tidak yakin dengan jawabannya nanti.
"Iya Tante. Arka ga bisa janji buat itu, tapi Arka akan usaha untuk itu."
Jawaban Arka ngena sekali di hati Jonathan. Ini adalah jawaban yang ia tunggu. Jawaban seorang lelaki yang bertanggung jawab menurut sisi Jonathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLITA [Selesai] (Terbit)
Teen FictionSeries # 1 MauNinda Series #1 *** Keasingan dan ketertekanan menjadi awal dari kisah ini. Cerita ini di buat untuk mengigatkan jika sesuatu di dunia ini tidak selalu manis dan berjalan dengan lurus. Ada hal yang harus di korbankan. Ada rasa yang ha...