8 || Olimpiade

5.3K 292 0
                                    

Belajar lah dengan giat, tunjukan kepada semua orang jika kamu layak untuk di pandang

***

Berbicara tentang kejadian di kantin tempo hari membuat Sherly jadi semakin gencar untuk mecari tau ada apa sebenarnya di antara Lita dan juga Devan. Ini hal yang mustahil jika diantara mereka tidak ada hibungan spesial setelah apa yang di tangkap oleh Sherly. Ini semua karena ucapan Devan yang membuat dirinya semakin penasaran dengan semua ini.

🥀

Jam pelajaran terakhir adalah jam-jamnya murid mengantuk. Otak mereka rasanya sudah sangat panas dan tubuh pun sudah kehilangan energinya. Di jam seperti ini enaknya tuh mandi terus tidur. Behh syurga dunia banget.

Lita, Sherly dan Ara kini sedang bergelendotan manja dengan meja berharap rasa lelahnya hilang. Di depan, guru sejarah sedang menjelaskan tantang beradapan masa lalu dan hal lainnya yang bersangkutan dengan 'masa lalu'.

Sejarah adalah satu-satunya pelajaran yang di benci oleh Alita, kenapa? Karena sejarah adalah sebuah mata pelajaran bertemakan masa lampau yang mana kita di anjurkan untuk selalu menggingat semua itu sebagai bentuk pembelajaran dan juga bentuk apresiasi kita.

Di depan sana, pak Bimo masih menerangkan berbagai macam tentang peninggalan dan sebagainya yang berbau tentang masalalu. Seakan tidak pernah lelah untuk terus mengungkit dan menggali semua kenangan yang ada.

Rasanya Lita ingin keluar kelas untuk menghindari pelajaran pak Bimo. Matanya sakit karena menahan kantuk. Lita sedikit mendonggak, rupanya bukan hanya dirinya dan kedua temannya yang mulai bosan dengan pelajaran ini, ada beberapa teman-temannya pun terlihat sudah mulai lelah. Semua itu terlihat dari posisi duduk yang sudah mulai tidak jelas dan ada pula yang mengikuti jejaknya. Manaruh kepala di atas meja.

Nikmatnya...

Kepala itu turunkan kembali ketempat semula, matanya mulai ia pejamkan dan berdoa ketika ia terbangun kelas sudah sepi.

🥀

"Permisi pak, maaf mengganggu waktu bapak,"

Pak Bimo menoleh menatap Siswa yang ada di depan pintu sana.

"Iya Rio, ada apa?"

Siswa bernama Rio itu mendekat dan menyalimi tangan pak Bimo sebagai bentuk hormatnya sebagai seorang pelajar pada gurunya.

"Ini pak, suru Bu Dinda panggil Alita,"

"Ada keperluan apa?"

Rio menggeleng, "Saya juga ga tau Pak."

Pak Bimo tidak menghirauka lagi, matanya langsung tertuju pada bangku barisan terakhir dimana hanya ada seorang siswa duduk seorang diri dengan kepala yang menempel pada meja.

"Alita,"

Semua murid yang tadinya sibuk dengan kegitan masing-masing kini semua mata tertuju padanya,
"Alita!"

Alita masih diam, tapi Sherly dan juga Ara terlihat sudah terbangun, mata mereka menatap guru di depan yang sekarang sudah berada di samping meja Lita, "ALITA!! Bangun!"

Alita terlonjak kaget dengan seruan itu, ia menonggak dan menatap sekitar bingung. Ada apa sebenarnya? Apa mereka tidak tau jika Lita sedang bermimpi makan besar bersama keluarga besarnya. Itu mimpi yang cukup jarang mampir di dunia bawah sadarnya.

"Lita bangun. Tidur aja kerjaan kamu!"

Matanya menatap malas guru yang sedang berkacak pinggang di depan sana. Guru dengan kemeja putih dan celana bahan hitam itu nampak tajam menatap Lita, tapi Lita sih bodo amat ya.

ARLITA [Selesai] (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang