Jangan terlalu sering berbohong, nanti rasa percayaku hilang
***
Gadis itu melepas pelukan mereka dan menatap lawannya yang diam sejak awal. Sejak Arka menarik dirinya ke sudut lapangan lelaki itu tidak kunjung membuka suara asik memandang wajahnya saja.
Di tatap seperti itu membuat Lita risih, sebenarnya apa sih yang ada di pikiran Arka sampai lelaki itu memandang dirinya seintens ini.
"Kenapa sih lo?" tanyanya ketika mulai jengah dengan sikap Arka.
"Ar..." Panggil Lita frustasi. Lelaki minus akhlak! Kesambet atau otw jadi patung sih, diam aja.
"Ar!" Alita tersetak saat tiba-tiba tubuhnya di serang secara mendadak oleh pelukan Arka. Arka memeluknya kembali dengan erat, seolah dirinya hanya milik Arka seorang.
Arka memberikan usapan halus pada rambut panjang Alita, ia tersenyum di balik punggung Lita. Rasa senang, puas, lega bergabung menjadi satu ketika melihat Alita ada dalam satu ruangan yang sama dengannya. Ia hampir saja berfikir jika kemarin adalah pertemuan terakhir untuk mereka.
Di lepas pelukan itu kereka ia merasa jika waktu yang di habiskan untuk bertemu dengan Arka sudah melampaui batas. Ia takut teman-temannya akan curiga.
Tangan besar milik Arka di letakan di pundak Alita, ia menatap khawatir gadisnya yang ada di hadapannya saat ini, "Lo ga kenapa-kenapa kan Lit?"
Lita tersenyum seolah menunjukan jika ia baik-baik saja, "Gua gapapa Ar. Kemarin gue langsung tidur jadi ga sempet buka hp." Tuturnya.
Arka menghembuskan nafasnya lega. Ia menurunkan tangannya dari pundak Lita dan beralih mengacak puncak kepala gadisnya dengan gemas.
Alita diam membebaskan Arka melakukan apapun untuk menebus rasa bersalahnya, "Yaudah kekelas yuk." ajaknya.
Arka menolak ajakan Alita dengan cara menggelengkan kepalanya,
"Kamu ada hutang cerita sama aku Lit"Lita terkekeh mendengar ucapan Arka. Sejak kapan lelaki gila di hadapannya ini mengganti panggilan mereka dengan aku kamu?
"Apa? aku kamu?" ledek Lita. Arka tersenyum masam mendengar ledekannya.
"Bodo amat ya harus pake aku kamu kalo lagi berdua!" tegasnya.
Lita kembali mengangguk dengan bibir yang kembali tersenyum jail, "Iya-iya. Pulang dari cafe aku jelasin semuanya ke kamu."
"Di rumah aku ya?" Tawar Arka dan mendapat anggukan dari Lita.
"Tapi anter aku pulang dulu ya, mau ganti baju."
Arka mengangkat tangan seperti sedang hormat, "Siap tuan putri!"
Lita terkekeh melihat tingkah Arka yang kelewat bego.
"Kekelas duluan ya, bye!"
Setelahnya gadis itu keluar lapangan untuk kembali ke kelasnya. Sampai di kelas, rupanya sudah ada guru yang mengajar dan mau tidak mau Alita harus permisi terlebih dahulu sebelum duduk di bangkunya.
Ia mengetuk pintu yang terbuka sebanyak tiga kali, lalu berjalan mendekati seorang guru berbadan gempal yang tengah sibuk mencoret-coret papa tulis di hadapannya.
"Permisi bu, maaf terlambat masuk."
Bu siti menoleh, "Dari mana aja kamu?"
Alita hanya menunjukan cengiran bodohnya, "Kebelet Bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLITA [Selesai] (Terbit)
Teen FictionSeries # 1 MauNinda Series #1 *** Keasingan dan ketertekanan menjadi awal dari kisah ini. Cerita ini di buat untuk mengigatkan jika sesuatu di dunia ini tidak selalu manis dan berjalan dengan lurus. Ada hal yang harus di korbankan. Ada rasa yang ha...