Jangan salahkan mereka yang mengecewakanmu, tapi salahkan dirimu yang menempatkan diri untuk di kecewakan
***
Gadis berkuncir kuda dengan ikat rambut berwarna putih itu berjalan dengan langkah cepat. Keadaan matanya masih merem melek lantaran dirinya yang semalaman tidak bisa tidur dan berakhir menemani gulingnya begadang.
Ia memelankan langkahnya ketika sudah memasuki area sekolah. Jujur dirinya takut telat karena memang ia kesiangan. Sumpah, ia benar-benar benci dengan matanya sendiri yang sangat sulit untuk di atur.
Alita sampai di kelas XI IPA satu, kakinya melangkah menuju mejanya dan duduk tenang. Sherly dan Ara yang tiba lebih dulu memperhatikan wajah Lita khususnya daerah bawah mata yang terlihat lebih hitam dan mata yang lesu.
"Lo ga tidur ya?" tembak Ara. Lita sempat diam lalu tidak lama kepalanya mengangguk.
"Drakor?" Lita menggeleng.
"Ga, oiya- Tangannya langsung membuka resleting tasnya yang ada di hadapannya, mengambil sebatang coklat dengan post it hijau yang masih menempel di coklat tersebut.
Alita menyerahkan coklat itu kepada Ara tanpa suara. Ara diam memandang coklat batangan itu dengan raut wajah bingung.
Sherly yang melihat itu menghela nafas. Punya temen kelewat bego itu harus ekstra sabar dan selalu istigfar, biar mulutnya ga asal nyeplos dan berakhir nama hewan di ragunan yang disebut.
"Jelasin, Lit." ujar Sherly.
Alita paham dan mengangguk, "Kemaren ada cowo yang namanya Arka nitipin ini ke gue, terus dia bilang dari Rio buat lo."
Mata Ara langsung terbuka dengan sempurna di tambah dengan mulut yang mengangga lebar tidak percaya.
Dengan gerakan cepat ia mengambil coklat itu dan membaca note singkat yang ada di post it tersebut.Senyumnya sangat lebar, matanya berbinar indah. Ara benar-benar terlihat sangat senang ketika membaca note singkat di post it itu. Ia melirik Sherly yang ada di sampingnya dengan penuh kebahagiaan. Alisnya naik turun dengan begitu sombongnya.
Sherly yang di tatap seperti itu diam, mau di jelasin pake gaya jongkok sampe kodok juga ga bakalan paham. Ara itu kelas kepala, susah di bilangin pokoknya bikin males kalo udah liat Ara kaya gini.
"Inget dari Rio bukan Arka!"
Senyum di wajah Ara langsung lenyap begitu mendengar satu kalimat yang di ucapkan oleh Sherly. Seakan sudah terbang ke langit ketujuh lalu di jatuhkan ke dasar jurang terdalam, nyesss. Ambyar sudah.
"Pasti ini dari Arka. Mungkin dia malu kalo atas nama dia sendiri makannya dia bawa-bawa Rio buat di jadiin kambing hitam."
Sherly menghembuskan nafasnya kasar, ia menggelengkan kepala dan berdecih secara bersamaan.
"Ra, inget, Arka bukan cowo modelan alay kaya Rio yang ngasih coklat lah, bunga lah atau hal lainnya yang terlalu drama. Arka cowo yang to the point."
Ara mengerjit,"Maksudnya?"
"Arka tipe cowo yang kalo suka langsung deketin dan tembak. Dan semua ini itu jelas bukan Arka, ini beneran Rio." jelas Sherly kembali. Sherly paham betul dengan sifat Arka, lelaki itu tidak akan melakukan hal se-receh itu. Semua orang tau Arka type lelaki gantle.
Ara mulai mengeluarkan sorot mata tajamnya yang mempu membuat semua orang ketakutan tapi itu tidak berpengaruh bagi kedua temannya. Sherly paham betul dengan tingkat kebucinan seorang Ara untuk Arka, tapi ini tidak bener dan harus di luruskan.
![](https://img.wattpad.com/cover/213500625-288-k777721.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLITA [Selesai] (Terbit)
Fiksi RemajaSeries # 1 MauNinda Series #1 *** Keasingan dan ketertekanan menjadi awal dari kisah ini. Cerita ini di buat untuk mengigatkan jika sesuatu di dunia ini tidak selalu manis dan berjalan dengan lurus. Ada hal yang harus di korbankan. Ada rasa yang ha...