30 || Sherly tau

4.7K 281 2
                                    

Berhenti bertindak seolah-olah lo tau semua tentang hidup gue

***

"Ara ... ayo kekantin, iss!"

Lita. Gadis itu sedari tadi terus mengeluarkan rengekan-rengekannya agar Ara mau ikut dengannya tapi sayang Ara lebih memilih fokus pada benda persegi yang sedang menampilkan suatu acara yang selalu Ara tonton akhir-akhir ini.

Ara masih acuh. Gadis itu seakan tidak mendengar seruan Alita yang keluar dari bibirnya seperti kicauan burung si pagi hari. Nampaknya benda mati itu lebih menarik dari pada mahkluk hidup di depannya.

"Ara ... ayo, Lita laper nih." Alita masih berusaha membujuk Ara dengan menggunakan suara yang menjijikan. Alay.

Sherly yang sejak awal duduk di samping Ara nampak jengah dengan sikap Ara yang semakin hari semakin asing. Ara selalu fokus pada ponsel sialan itu.

Ara yang dulu selalu ceria dan tidak pernah mengenal kata tenang kini bertransformasi menjadi gadis yang pendiam, irit bicara dan dingin. Sherly yang merupakan teman sebangkunya merasa bingung dengan Ara yang biasanya salalu banyak bacot kini diam. Sudah hampir dua minggu grup chat yang mereka buat sepi seperti tidak berpenghuni, padahal dulunya selalu ramai dengan omongan tidak faedah Ara dan jawaban dramatis Alita di sambung dengan kejutekan Sherly. Tapi itu dulu.

Ara berbeda.

Sherly merasa jika ada udang di balik batu dengan semua sikap Ara. Gadis itu seperti sedang memiliki tujuan yang rahasia. Biarkan lah.

"Ara ... " sumpah, kalo lama-lama kaya gini ya capek juga, berasa berjuang tapi ga di hargai.

"Duluan aja sana gue lagi tanggung nih." Ucap Ara tanpa menatap lawan bicaranya. Sherly menghembuskan nafasnya kasar, ia jengah dengan tingkah kekanakan Ara.

"Ara ay-

"Udah biarin aja Lit. Kita duluan aja." potong Sherly. Terlalu lama membujuk Ara bisa membuat lambungnya sakit.

Kegiatan belajar mengajar sudah tidak efektif seperti awal karena ini adalah detik-detik mereka akan lulus dan meninggalkan sekolah yang penuh kenangan ini. Guru-guru sedang di sibukkan dengan merekap nilai, absensi atau hal lainnya yang bersangkutan dengan sekolah. Sekitar awal bulan hasil ulangan mereka akan di bagikan dan di situlah mereka dapat melihat siapa saja yang mendapatkan nilai terbaik.

Alita dan Sherly bangun dari duduknya, berdiri di depan Ara yang masih fokus pada ponsel, "Di tinggal gapapa?"

Ara menonggak menatap Alita, "Gapapa. Lagian gue mager." jawabnya tenang. Bersamaan dengan anggukan mereka berjalan keluar kelas meninggalkan Ara.

Ara menatap kepergian kedua temannya, kedua bahunya ia naikan seakan memberi respon jika ia tidak masalah jika harus di tinggal.

"Toh, pembelajaran memasak gue jauh lebih bermanfaat dari pada nongkrong sama dua manusia ga jelas kaya mereka."

🥀

Kelas XII IPS 3 sangat lah ramai. Dapat di katakan jika kelas ini adalah kelas paling rusuh dan paling susah di atur di tambah ada Haikal di dalamnya. Selain terkenal sebagai ketua di salah satu gang motor di wilyahnya Haikal juga terkenal dengan sifatnya yang rusuh dan jahil.

Lelaki itu kini sedang duduk di sudut  kelas bersama teman-temannya. Memainkan sebuah gitar yang ada di pangkuannya di iringi dengan suara seadanya milik teman-teman idiotnya. Rasa senang kadang muncul jika sedang dalam keadaan seperti ini. Lukanya seakan mengering walau hanya sedikit.

ARLITA [Selesai] (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang