12 || UKS

5.1K 278 0
                                    

Coba lah berbagi luka dengan temanmu, karena tidak ada luka yang bisa sembuh dengan sendirinya

***

Siang yang terik membuat siapa saja enggan untuk keluar atau hanya sekedar berdiri di luar ruangan. Cuaca seterik ini membuat siapa saja malas untuk melakukan aktivitas dan malah memilih berdiam diri di ruangan ber-AC.

Sesuai apa yang di katakan oleh bu Dina tadi, saat ini Alita sudah ada di taman belakang yang berposisi di lantai satu. Matanya memandang keadaan taman belakang SMA Cahaya Bintang yang mana masih sangat bersih.

"Udah bersih kok, terus gue suruh bersihin apa lagi?" gummanya melihat keadaan taman yang bersih.

Alita berdiam sebentar memikirkan apa yang harus ia lakukan, tidak mungkin dirinya menyabuti daun mangga kan? Sepertinya ke UKS adalah jalan yang tepat untuk ia ambil. Lagi pun cuacanya terik, Alita bisa membuat kepalanya berdenyut akibat terkena sinar matahari.

Ia berbalik badan, melangkahkan kakinya keluar area taman untuk menuju UKS yang berada di pojok kanan lantai satu. Sampai di depan pintu UKS, ada seorang siswa yang sedang duduk di bangku sambil menulis sesuatu di buku besar yang selalu tergeletak di atas meja itu.

Lita mendekat pada Siswa yang merupakan adik kelasnya, "Permisi." Siswa tadi menonggak menatap Lita dengan sopan.

Ia tersenyum melihat Lita, "Iya kak, ada yang bisa Ina bantu?"

Lita mengangguk sekali, "Ini kamu yang jaga UKS kan hari ini?"

"Iya, Ina yang tugas hari ini."

"Bisa bantu saya ga?"

"Bisa, kakak mau Ina bantu apa?"

Alita tersenyum tipis pada siswa yang ada di depannya, gadis ini terlihat sopan itu terlihat jelas dari caranya berbicara dan menatap lawan bicaranya, "Tolong bersihin luka saya ya."

Gadis bernama Ina itu kembali memberikan mengangguk kepala.

"Kakak masuk duluan, nanti Ina menyusul. Ia mau tulis nama kakak dulu." setelah itu, gadis itu menulis nama Alita lengkap dengan kelas dan jurusan. Sudah tidak asing lagi dengan nama Alita Kesya Maulidyah. Nama itu sudah cukup terkenal di kalangan semua siswa karena kepintaran dan wajahnya yang manis.

Alita sudah duduk di atas branka UKS yang berada di ujung tembok, ia sengaja memilih tempat di situ karena tidak mau terlihat oleh orang.

Tidak lama Ina masuk, mencuci tangannya di wastafel yang tersedia lalu dirinya mulai menyibukan diri mengambil beberapa barang yang di butuhkan untuk membersihkan luka Alita.

"Mana yang luka kak?" Ina mendekat dengan nampan berisikan alkohol, obat merah, kasa, kapas, perekat perban dan juga gunting. Di letakan nampan itu di atas nakas.

Ringisan keluar dari bibir Lita saat gardingan yang ia kenakan menempel pada lukanya dan membuat lengannya terasa sedikit perih.

Ina yang melihat kakak kelasnya kesulitan tidak tinggal diam, gadia itu membantu Atira melepas gardingan hitam itu lalu di letakan di pangkuan oleh Alita.

Ina terteguh melihat lengah putih nan mulus milik Alita memiliki luka-luka parah yang mana salah satu lukannya mengelurkan darah. Ina mulai membersihkan luka Alita dengan alkohol yang ia bawa.

Alita tersenyum miris saat bola matanya menangkap wajah cemas Ina saat mengobatinya. Gadis itu pasti berfikir kalo dirinya hilang akal karena membiarkan luka begitu saja. Lita membuang wajah menatap tembok UKS yang berwarna putih itu dengan kosong, banyak hal yang di pikiran setiap harinya.

ARLITA [Selesai] (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang